Protokol New Normal di Tempat Kerja Diterbitkan Kementerian Kesehatan, Wajib Jarak Minimal 1 Meter
Peliburan karyawan dalam jangka waktu yang lama dinilai bisa mengakibatkan ekonomi terhenti.
Di Indonesia, kasus Covid-19 belum menunjukkan penurunan.
Sejauh ini, pusat perbelanjaan dan pasar tampak masih dijejali warga. Sebagian abai atas protokol kesehatan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), syarat pelonggaran pembatasan sosial saat Covid-19, selain terjadi penurunan kasus selama tiga pekan, 80 persen kasus harus diketahui data kontak beserta klaster, serta turunnya angka kematian.
Syarat lainnya, jumlah pasien Covid-19 turun dua pekan. Demikian pula angka kematian penderita pneumonia.
• Nilai Tukar Rupiah Selasa Siang melemah 0,33% ke Rp 14.759 per dolar AS
• Menjaga Kesehatan Mental, Kenali Manfaat Yoga untuk Tubuh
Dikutip dari harian Kompas, Peneliti dari Fakultas Psikologi UI yang tergabung dalam Tim Panel Studi Sosial Covid-19, Dicky Pelupessy, mengatakan, saat ini sebagian warga mulai mencapai titik tak peduli terhadap risiko.
”Reaksi alamiah saat terjadi wabah dan bencana adalah kecemasan dan ini memicu respons fight (melawan) atau flight (abai),” ujar dia.
Berdasarkan survei yang dilakukan Panel Studi Sosial Covid-19 terbaru, ditemukan bahwa PSBB ini berdampak pada penghasilan.
Ada 17,3 persen responden kehilangan pekerjaaan dan 44,3 persen sebagian besar penghasilannya turun.
Sebanyak 43,4 persen merasa bisa bertahan tanpa bantuan pemerintah.
Sisanya bervariasi, ada yang menyatakan bisa bertahan hingga PSBB berakhir 22,1 persen, lainnya hanya dalam beberapa hari.
• Nilai Tukar Rupiah Selasa Siang melemah 0,33% ke Rp 14.759 per dolar AS
• Butuh Biaya Besar, Kadin Kepri Minta Keringanan Pajak Terkait Penerapan New Normal
Ada 10,2 persen orang terdampak psikologis dengan gejala serius.
Mereka didominasi kelompok usia 45 tahun ke bawah atau kelompok usia produktif.
Rentang usia 45 tahun ke bawah, dalam bahasa psikologi perkembangan, memasuki tugas perkembangan, meliputi bersosialisasi, berkeluarga, dan menghidupi keluarga.
”Awalnya orang bertahan dan melawan saat tertekan ekonomi dan psikologis,” kata Dicky.
Namun, saat tekanan ekonomi kian kuat dan secara psikologis mereka lelah, respons menjadi tak peduli.
”Turunnya kepercayaan kepada pemerintah karena inkonsistensi dan komunikasi risiko buruk akan menambah sikap abai pada risiko ini, seperti terlihat dengan pengabaian PSBB,” jelas dia. (Kompas.com/ Muhammad Idris)
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Aturan New Normal: Jarak Antar-Karyawan di Kantor Minimal 1 Meter