VIRUS CORONA DI AS

Peneliti di Amerika Serikat Ungkap Jumlah Pasien Covid-19 Berusia Muda Semakin Meningkat

Penelitian terbaru di Amerika Serikat singgung soal kalangan muda yang menjadi korban Covid-19. Jumlah pasien usia muda wabah ini semakin meningkat.

AFP
Ilustrasi warga Amerika Serikat ke pantai. 

TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON - Amerika Serikat menggelar beragam penelitian terkait penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Penelitian terbaru di Amerika Serikat menyinggung soal kalangan muda yang menjadi korban wabah ini.

Ya, jumlah kalangan muda yang tertular virus Corona diungkap semakin bertambah.

Berdasarkan studi para ilmuwan itu, jumlah pasien berusia di bawah 40 tahun yang dites pada awal Mei dan hasilnya positif Covid-19 di negara bagian Washington jauh lebih banyak jika dibandingkan saat awal wabah virus Corona merebak di negara itu.

Dalam penelitian tersebut, ahli epidemiologi Judith Malmgren dan timnya di University of Washington menganalisis data dari 22 laboratorium pengujian di seluruh negara bagian.

Mereka menemukan, kalangan muda menjadi lebih rentan terhadap virus, terutama di negara bagian dengan proporsi populasi yang kebanyakan berusia antara 20-39 tahun, sejak awal Maret 2020.

Semangat Tak Luntur, Simak Cara WNI di Washington Rayakan Idul Fitri Saat Wabah Covid-19

Malmgren menyebutkan, temuan ini dapat mengarah pada perkembangan pandemi di daerah lain.

"Karena, negara bagian Washington mengalami pengalaman Covid-19 pertama di Amerika Serikat dan memiliki jangka waktu wabah terpanjang," kata Malmgren, dilansir dari SCMP, Senin (25/5/2020).

Meski kasus-kasus baru telah menurun di negara bagian Washington, para peneliti menyebutkan, proporsi anak-anak dan remaja yang dikonfirmasi positif Covid-19 meningkat dari 20 persen pada 1 Maret 2020, menjadi 50 persen awal bulan ini.

Selain itu, Malmgren mengatakan, tidak ada penurunan kasus pada kelompok usia 0 hingga 19 tahun.

Sebaliknya, kasus pada orang-orang berusia di atas 60 tahun turun sebesar 55 persen.

Para peneliti menyebutkan, pergeseran mendasar dalam demografi penyakit ini dapat membawa tantangan baru dalam usaha pengendalian wabah.

Risiko setelah adanya pelonggaran pembatasan

Penelitian ini dipublikasikan bersamaan dengan keputusan Amerika Serikat yang mulai melonggarkan pembatasan ketat yang telah berlaku selama sebulan.

Setelah ada pelonggaran, orang-orang dilaporkan berbondong-bondong kembali ke pantai, restoran, dan bar.

Para ilmuwan memperingatkan, dengan meningkatnya prevalensi Covid-19 di kalangan anak muda, pembukaan kembali aktivitas di tempat-tempat itu menempatkan mereka dan keluarganya pada risiko yang lebih besar.

Menurut sebuah penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, mereka yang berusia muda cenderung memiliki dua kali jumlah kontak dekat dengan orang lain daripada orang tua.

Sementara itu, menurut para peneliti University of Washington, anak muda juga sering bekerja di sektor dengan tingkat kontak publik yang tinggi.

Mereka dianggap cenderung mengabaikan tindakan pengendalian infeksi virus Corona seperti disiplin physical distancing.

Anak muda juga dianggap sebagai pembawa virus tak bergejala.

“Pergeseran infeksi Covid-19 dari populasi yang lebih tua ke populasi yang lebih muda dapat menutupi penurunan kasus yang sebenarnya," kata para peneliti.

Di New York, anak muda juga menghadapi ancaman sakit parah karena Covid-19. Ada laporan tentang pasien muda yang dalam keadaan sehat dan meninggal karena stroke setelah tertular virus Corona.

Beberapa anak juga mengalami peradangan yang jarang terjadi, tetapi kondisinya parah.

Tidak hanya di Amerika Serikat

Tren meningkatnya orang berusia muda terinfeksi virus Corona juga dilaporkan di negara lain.

Di Brazil, dokter menyebutkan, separuh pasien yang mereka tangani berusia muda, dan banyak yang meninggal dunia.

Menurut pemberitaan The Washington Post, 15 persen kematian di negara itu adalah pasien berusia di bawah 50 tahun, yang 10 kali lipat dari proporsi di Eropa.

Situasi lebih buruk terjadi di Meksiko.

Otoritas kesehatan setempat menyebutkan, seperempat kematian di negara itu terjadi pada pasien berusia antara 25-49 tahun.

Para peneliti AS menyimpulkan, ketika jumlah kasus meningkat di kalangan anak muda, mereka harus dimasukkan dalam prioritas untuk identifikasi, pengendalian, dan menghentikan penyebaran Covid-19.

Amerika Serikat Ancam Hentikan Pendanaan Permanen ke WHO, Trump Bongkar Kesalahannya

 Terjadi ketegangan antara Amerika Serikat dan China di tengah wabah virus Corona atau Covid-19.

Amerika Serikat menuding jika organisasi kesehatan dunia atau WHO berpihak kepada China.

Atas hal ini, Presiden Donald Trump mengancam akan menghentikan pendanaan ke WHO secara pemanen.

Ultimatum tersebut diucapkan Trump yang mendesak WHO melakukan "perbaikan secara substantif" dalam 30 hari ke depan.

Washington telah menangguhkan pendanaan ke WHO pada pertengahan April, karena menuding badan kesehatan dunia itu terlalu condong ke Beijing, menutup-nutupi, dan salah menangani virus Corona.

Pada Senin (18/5/2020), Trump mengunggah tweet berupa foto surat yang ia kirim ke Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa surat itu "menjelaskan semuanya."

Dalam surat itu, Trump mencantumkan apa yang dikatakannya sebagai contoh kelemahan WHO dalam menangani pandemi Covid-19, termasuk mengabaikan laporan awal tentang kemunculan virus, dan terlalu dekat dengan China.

"Sangat jelas langkah salah yang berulang dari Anda dan organisasi Anda, telah membuat dunia membayar mahal."

"Satu-satunya kemajuan bagi Badan Kesehatan Dunia adalah jika mereka benar-benar dapat menunjukkan kebebasan dari China," tulis Trump di surat itu.

"Jika Badan Kesehatan Dunia tidak berkomitmen untuk perbaikan substantif dalam 30 hari ke depan, saya akan membuat penghentian pendanaan AS dari sementara menjadi permanen, dan mempertimbangkan kembali keanggotaan kami dalam badan tersebut."

Sebelumnya pada Senin (18/5/2020), WHO mengatakan akan melakukan tinjauan independen terhadap penanganan pandemi virus Corona.

Selama pertemuan virtual itu, Tedros mengakui ada kekurangan dan mengatakan kepada Majelis Kesehatan Dunia bahwa dia menyambut baik panggilan untuk peninjauan.

Donald Trump resmi menangguhkan pendanaan AS ke WHO pada Selasa (14/4/2020).

Dia menuduh induk kesehatan dunia itu telah salah menangani krisis pandemi Covid-19 ketika pemerintah seluruh negara tengah bergulat menggerakkan lagi perekonomian mereka.

"Kami memiliki keprihatinan mendalam apakah kedermawanan Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih ketika dia mengumumkan penghentian pendanaan kepada WHO.

Presiden Trump tidak hanya menuduh badan yang bermarkas di Jenewa itu menyebarkan "informasi palsu tentang penularan dan kematian."

Namun, dia juga menuduh ketergantungannya pada data dari China yang menurutnya "Memungkinkan sebab peningkatan 20 kali lipat dalam kasus infeksi virus Corona di seluruh dunia."

Obama Ikut Berikan Kritik Soal Penanganan Covid-19 di Amerika Serikat: Banyak yang Berpura-pura

 Penanganan virus Corona atau Covid-19 di Amerika Serikat (AS) menuai beragam kritik dan komentar tak sedap dari berbagai pihak.

Ya, hingga kini Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia.

Menanggapi hal ini, mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ikut angkat bicara pada Sabtu (16/5/2020).

Ia mengecam keras tindakan negaranya dalam menangani wabah virus Corona.

Menurut Obama, banyak pejabat yang berpura-pura penanganan ini bukan tugasnya padahal sudah jelas bahwa itu adalah tanggung jawab mereka.

Pernyataan itu ia ungkapkan dalam sesi acara virtual bersama siswa SMA dan universitas yang terkena lockdown, ketika seharusnya sekarang sedang merayakan kelulusan.

"Melebihi segalanya, pandemi ini telah sepenuhnya, menunjukkan orang-orang yang bertanggung jawab tahu apa yang harus mereka lakukan," ucapnya dikutip dari AFP Sabtu (17/5/2020).

"(Tapi) banyak dari mereka yang berpura-pura itu bukan tugasnya," kata Obama saat membahas implikasi pandemi secara online, tanpa menyebut secara spesifik nama pejabat tertentu.

Obama melanjutkan, jika para pemimpin lalai melaksanakan tugasnya maka kawula muda harus berinisiatif menggantikan perannya.

"Jika dunia ini membaik, itu adalah berkat Anda," kata Obama.

"Lakukan apa yang enak, yang nyaman, yang mudah - itulah cara berpikir anak kecil. Sayangnya, banyak orang dewasa termasuk beberapa pejabat tinggi, masih berpikir seperti itu - itulah sebabnya hal-hal sangat kacau."

"Saya berharap sebagai gantinya, Anda mendasarkan diri pada nilai-nilai yang luhur, seperti kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, keadilan, kemurahan hati, hormat kepada orang lain."

Masa depan tidak pasti

Jumlah kasus Covid-19 di AS adalah yang tertinggi di dunia dengan lebih dari 1,4 juta kasus, dan jumlah kematian di atas 90.000.

Akibatnya, lulusan sekolah dan universitas tahun ini dihadapkan dengan kenyataan pahit, karena tingkat pengangguran di AS melonjak hampir 15 persen.

Lebih dari 36 juta orang telah mengajukan tunjangan pengangguran, dampak dari penutupan tempat usaha selama berbulan-bulan.

Bagi Obama sendiri, ini adalah kali kedua dalam seminggu ia mengkritik penanganan virus Corona di AS, setelah enggan mengkritik Trump secara terbuka dalam 3 tahun sejak lengser dari Gedung Putih.

Obama tetap rendah diri, meski dia sering dikritik oleh Trump.

Namun pada 9 Mei, dalam pidatonya yang bocor saat pertemuan virtual dengan para stafnya, Obama menyebut penanganan Trump dalam pandemi ini "semrawut".

"Itu tetap akan jadi buruk meski yang terbaik dilakukan pemerintah. Ini menjadi 'semrawut' ketika pola pikir itu - tentang 'apa untungnya buatku' dan 'menyepelekan orang lain' dilakukan di pemerintahan kami," ucap Obama.

(*)

Pengangguran di Amerika Serikat Akibat Covid-19 Terus Meningkat, Tembus Angka 14,7 Persen

Viral Lagi, Oreo Supreme di Amerika Kini Dijual Hanya Rp 45.000, di Indonesia Rp 500.000

Jika Nantinya Vaksin Corona Ditemukan, Amerika Serikat Berjanji akan Distribusikan ke Seluruh Dunia

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi di AS: Jumlah Pasien Covid-19 Berusia Muda Semakin Meningkat".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved