VIRUS CORONA
Rapid Test Massal Hari Ketiga di Surabaya, BIN Temukan 153 Warga Reaktif
Dari dua lokasi ditemukan 153 warga yang reaktif hasil rapid testnya. Mereka yang reaktif menjalani PCR test atau swab test untuk memastikan apakah
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) melanjutkan rangkaian rapid dan swab test massal Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (31/5/2020).
Rapid dan swab test digelar di dua titik sekaligus yang merupakan zona merah Covid-19 di Kota Surabaya.
• Diduga Tertimpa Reruntuhan Batu, Seoarang Pekerja Pemecah Batu Granit di Bintan Tewas
• Karimun Sukses Tekan Penyebaran Virus Corona, Lima Pasien Positif Covid-19 Sembuh

Dalam rapid test kali ini, BIN menyediakan alat test lebih banyak dari sebelumnya yaitu 2.000 sampai 3.000 alat rapid test.
Dengan begitu, antusiasme tinggi warga yang ingin mengikuti rapid test Covid-19 bisa terakomodir.
Selain itu, BIN juga menyediakan mobile lab atau PCR (Polymerase Chain Reaction) di masing-masing titik lokasi rapid test yang dapat melakukan 300 sampel test dalam 2,5 jam.
PCR test ini digunakan untuk warga yang hasil rapid testnya reaktif.
Kepala BIN daerah Jatim, Brigjen TNI M Syafei K mengatakan sesuai arahan dari Kepala BIN, Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, rapid test masal Covid-19 sengaja digelar langsung di dua titik karena masih banyak warga Surabaya yang berada di zona merah belum melakukan test Covid-19.
"Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan BIN ini dalam rangka memutus rantai penularan Covid-19 di seluruh wilayah indonesia. Saat ini BIN bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kota," ucap Brigjen TNI M Syafei dikutip dari keterangan yang diterima.
Syafei mengungkapkan dalam rapid test massal ini, BIN menyiapkan 2.000 alat rapid test, yang masing-masing lokasi mendapat 1000 alat rapid test.
Ia berharap lewat rapid test ini, dapat menekan penularan Covid-19.
"Kemampuan alat dari BIN ini mampu melaksanakan test cepat dengan peralatan medis yang mendukung di dua titik. Untuk sementara cukup menampung terutama daerah zona merah untuk melaksanakan rapid test sehingga kapasitasnya kita perbanyak, sehari satu tempat bisa 1000 orang, jadi 2 tempat bisa 2000 orang," jelasnya.
Menurutnya, tingkat penyebaran Covid-19 di Surabaya prosentasenya 50 persen dari jumlah penderita Covid-19 yang ada di Jawa Timur.
Sehingga, pimpinan BIN memandang perlu wilayah Surabaya jadi prioritas penanganan untuk memutus rantai Covid-19.
"Kita berharap pemerintah Kota Surabaya dapat melokalisir penderita Covid yang positif kemudian diisolasi dan ditangani kesehatan sehingga tidak menyebar ke seluruh wilayah," ujar dia.
Sementara itu, Head of Medical Intelligence, Dr Sri Wulandari, seorang dokter yang menangani rapid Covid-19 yang digelar BIN di Surabaya menyampaikan update hasil rapid test sementara sejak pukul 07.00 - 14.00 WIB.