Hati-Hati Bermain Media Sosial, Bisa Membuka Peluang Terjadinya Perselingkuhan
Menurut Hudan, bila ada rambu-rambu yang agak mengkhawatirkan saat curhat, lebih baik curhat kepada tenaga profesional.
Sementara itu Hudan juga menyebut curhat kepada lawan jenis yang bukan bagian dari keluarga dapat berisiko perselingkuhan.
"Lawan jenis dianggapnya memahami, padahal itu hanya karena orang itu tidak berada dalam konflik (dengan pasangan)," ujarnya.
Menurut Hudan, orang lain yang dituju sebagai tempat curhat nampak lebih memahami.
"Orang lain nampak lebih hijau, lebih bisa memahami, padahal itu karena mereka bukan yang sedang bekonflik," ungkapnya.
Hudan menilai upaya curhat seperti ini justru bisa berujung perselingkuhan.
"Jadi ada pemenuhan emosional dari orang lain, ada alternatif lain ke pihak lain ketika ada permasalahan dengan pasangan," ujarnya.
Menurut Hudan, sebisa mungkin pasangan menyelesaikan sendiri konflik yang terjadi tanpa melibatkan orang lain.
"Sebisa mungkin ya diselesaikan pasangan sendiri, namun kadang kala membutuhkan mediator," ungkapnya.
Ketika mediator dibutuhkan, Hudan menyarankan mencari mediator dari pihak keluarga.
"Kalau ada keluarga yang dinilai bijak, yang tidak memihak, bisa disampaikan," ujarnya.
Namun apabila merasa segan untuk curhat dengan anggota keluarga, dapat menggunakan pihak lain yang profesional.
"Bisa ke ahli agama, atau tenaga profesional semacam penasihat perkawinan," ungkap Hudan.
Namun jika terpaksa curhat kepada orang di luar keluarga, maka harus memilih teman sesama jenis.
"Misalkan teman ya yang sesama jenis," ucapnya.
Biasanya, menurut Hudan, curhat akan lebih banyak menyampaikan sisi jelek pasangan.