Hati-Hati Bermain Media Sosial, Bisa Membuka Peluang Terjadinya Perselingkuhan

Menurut Hudan, bila ada rambu-rambu yang agak mengkhawatirkan saat curhat, lebih baik curhat kepada tenaga profesional.

Editor: Eko Setiawan
(Banjarmasinpost)
Ilustrasi penggerebekan perselingkuhan 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA- Demam media sosial melanda seluruih dunia.

Apalagi media sosial bisa menghubungkan kita dengan orang-orang yang keberadaannya jauh.

Bahkan tidak memungkiri, media sosial membantu kita untuk bertemu teman-teman lama

Media sosial kerap menjadi tempat bercerita sejumlah pasangan yang mengalami kisah perselingkuhan.

Penelitian Terbaru Terkait Covid-19, Ternyata Anjing Bisa Mengendus Virus Corona

Kecelakaan Maut, Dua Motor Adu Kambing di Tikungan, Seorang Remaja Tewas

Cluster Covid Tambah Jadi Tujuh, Positif 140 Orang di Batam, 97 Orang Tanpa Gejala Terkonfirmasi

Khususnya bagi kaum wanita yang sedang menjadi korban perselingkuhan.

Seperti yang akhir-akhir ini terjadi di media sosial.

Medsos diramaikan dengan curhat seorang istri yang rumah tangganya menjadi goyah setelah sang suami berselingkuh dengan perempuan lain.

Padahal, pernikahan mereka sudah berjalan 9 tahun dan telah dikarunia dua buah hati.

Lantas, apa saja faktor penyebab terjadinya perselingkuhan?

Waspada, Selingkuh Bisa Bermula dari Curhat ke Teman Lawan Jenis

Sinopsis Episode 3 The World of The Married Rabu 13 Mei 2020: Sun Woo Kumpulkan Bukti Perselingkuhan

VIRAL diselingkuhi setelah 9 tahun menikah
VIRAL diselingkuhi setelah 9 tahun menikah (Instagram)

Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah, mengungkapkan ada sejumlah penafsiran mengenai selingkuh.

Seperti selingkuh hati, menjalin hubungan, maupun selingkuh secara fisik.

"Namun secara umum kalau disebut selingkuh berarti ada ketidaksetiaan yang dilakukan seseorang terhadap pasangan," ujar Hudan kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Senin (1/6/2020).

"Adanya keterlibatan emosi antara satu orang dengan orang lain yang bukan pasangan," imbuhnya.

Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah.
Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah. (Tribunnews/Istimewa)

Di era perkembangan teknologi komunikasi saat ini, Hudan menilai media sosial berperan besar dalam perselingkuhan.

"Media sosial, media komunikasi membuat peluang untuk awal terjadinya ketidaksetiaan terhadap pasangan menjadi terbuka lebar," ungkapnya.

Pria di Meranti Ditangkap Usai Cabuli Anak di Bawah Umur, Modus Ancam Umumkan Utang Korban di Medsos

Kisah Asal Muasal Nama 3 Putra Maia Estianty, Sosok Ini yang  Jadi Inspirasi Ahmad Dhani

Hudan mencontohkan, awal perselingkuhan bisa terjadi saat pertemuan langsung yang dilanjutkan melalui media sosial.

"Misalnya melalui tadinya semacam reuni, berlanjut di media sosial, kemudian bertemu secara fisik, bahkan mungkin sampai ada ketertarikan dan hubungan seksual," ungkap Hudan.

Selain itu fenomena lain perselingkuhan lain yang dijumpai Hudan adalah adanya relasi kerja.

"Rekan kerja sekantor, rekan bisnis, itu juga menimbulkan peluang," ungkap Hudan.

Penyebab Perselingkuhan dari Sisi Psikologis

Hudan mengungkapkan ada orang yang bangga ketika merasa disukai banyak orang.

"Ada rasa bangga ketika dia merasa dicintai banyak orang, merasa disukai banyak orang, merasa harga dirinya meningkat," ujarnya.

Bahkan perasaan ini bisa semakin meningkat ketika sudah berpasangan.

"Apalagi mungkin baik laki-laki atau perempuan sudah menikah masih ada orang lain yang menyukai, akan merasa bangga," ungkap Hudan.

Menurut Hudan, ada sebuah kepuasan perkawinan yang dirasakan setiap pasangan.

"Itu sifatnya subyektif, setiap orang merasakan dalam perkawinan itu mendapatkan kebahagiaan, ketentraman, yang ia tidak dapatkan secara sendiri," ujarnya.

Namun di dalam perjalanannya, tidak ada satu hubungan yang sempurna.

"Kalau kita lihat pasangan tampak harmonis, itu sulit dicapai, sekian persen pasti ada celah yang bisa membuat seseorang dimanfaatkan oleh pihak lain," ucapnya.

Hudan menilai jika celah ini tidak dapat tercover, maka berpeluang terjadi perselingkuhan.

Detik-detik Anak Perempuan Wali Kota New York Ditangkap Polisi Saat Ikut Demo di Manhattan

Rusuh di Amerika, Donald Trump Kerahkan Ribuan Tentara Bersenjata Lengkap Hadapi Demonstran

Curhat pada Lawan Jenis

Sementara itu Hudan juga menyebut curhat kepada lawan jenis yang bukan bagian dari keluarga dapat berisiko perselingkuhan.

"Lawan jenis dianggapnya memahami, padahal itu hanya karena orang itu tidak berada dalam konflik (dengan pasangan)," ujarnya.

Menurut Hudan, orang lain yang dituju sebagai tempat curhat nampak lebih memahami.

"Orang lain nampak lebih hijau, lebih bisa memahami, padahal itu karena mereka bukan yang sedang bekonflik," ungkapnya.

Hudan menilai upaya curhat seperti ini justru bisa berujung perselingkuhan.

"Jadi ada pemenuhan emosional dari orang lain, ada alternatif lain ke pihak lain ketika ada permasalahan dengan pasangan," ujarnya.

Menurut Hudan, sebisa mungkin pasangan menyelesaikan sendiri konflik yang terjadi tanpa melibatkan orang lain.

"Sebisa mungkin ya diselesaikan pasangan sendiri, namun kadang kala membutuhkan mediator," ungkapnya.

Ketika mediator dibutuhkan, Hudan menyarankan mencari mediator dari pihak keluarga.

"Kalau ada keluarga yang dinilai bijak, yang tidak memihak, bisa disampaikan," ujarnya.

Namun apabila merasa segan untuk curhat dengan anggota keluarga, dapat menggunakan pihak lain yang profesional.

"Bisa ke ahli agama, atau tenaga profesional semacam penasihat perkawinan," ungkap Hudan.

Namun jika terpaksa curhat kepada orang di luar keluarga, maka harus memilih teman sesama jenis.

"Misalkan teman ya yang sesama jenis," ucapnya.

Biasanya, menurut Hudan, curhat akan lebih banyak menyampaikan sisi jelek pasangan.

"Padahal sementara memutuskan untuk menikah tentu disertai ada pertimbangan, ada positif ada negatif," ungkapnya.

Menurut Hudan, bila ada rambu-rambu yang agak mengkhawatirkan saat curhat, lebih baik curhat kepada tenaga profesional.

"Para pelaku perselingkuhan ini bisa jadi merupakan orang-orang yang insecure, yang secara psikologis tidak aman," ungkapnya.

"Yang masih membutuhkan sekali pengakuan dari orang lain, padahal sudah memiliki pasangan sudah memiliki keluarga," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Psikolog Sebut Media Sosial Bisa Membuka Peluang Terjadinya Perselingkuhan, https://www.tribunnews.com/lifestyle/2020/06/02/psikolog-sebut-media-sosial-bisa-membuka-peluang-terjadinya-perselingkuhan?page=all.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved