RUSUH DI AMERIKA
Rusuh di Amerika, Donald Trump Kerahkan Ribuan Tentara Bersenjata Lengkap Hadapi Demonstran
Presiden AS Donald Trump berang dengan aksi kerusuhan di Washington. Donald Trump mengerahkan "ribuan tentara bersenjata lengkap"
TRIBUNBATAM.id, AMERIKA - Presiden AS Donald Trump berang dengan aksi kerusuhan di Washington.
Donald Trump mengerahkan "ribuan tentara bersenjata lengkap" dan polisi untuk padamkan kerusuhan di Washington.
Trump juga mengancam akan memenjarakan pelaku kerusuhan.
Ucapanya itu muncul setelah bangunan dan momumen di sekitar Gedung Putih menjadi korban vandalisme, dalam aksi protes terkait kematian George Floyd.
"Apa yang terjadi pada kota (Washington) semalam adalah hal memalukan," ujar Trump, di tengah suara tembakan gas air mata dalam aksi protes di dekat Gedung Putih.
"Saya menempatkan ribuan tentara bersenjata lengkap, militer, dan penegak hukum untuk menghentikan kerusuhan, penjarahan, vandalisme, dan serangan nakal," jelasnya.
• Polisi Amerika Mulai Bertindak Keras terhadap Demonstran yang Berada di Depan Gedung Putih
• Kerusuhan Amerika Mendekati Gedung Putih, Donald Trump & Keluarga Diungsikan ke Bunker Bawah Tanah

Dilansir AFP Senin (1/6/2020), presiden berusia 73 tahun mengecam kericuhan dalam demonstrasi sebagai "terorisme domestik".
Adapun unjuk rasa itu muncul menyikapi kematian George Floyd, yang tewas setelah ditindih polisi kulit putih di Minneapolis, Senin (25/5/2020).
"Saya ingin dalang kerusuhan ini tahu, kalian akan menghadapi hukuman berat dan dipenjara dalam waktu yang lama," ancam dia.
Saat Trump mengatakan itu, AFP melaporkan terdengar suara tembakan gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan pengunjuk rasa di luar Gedung Putih.
• Penjarahan Merajalela di Pusat Kota Washington Amerika, Di Tengah Demontrasi Bela Floyd
• Kerusuhan Amerika Masih Berlanjut, Pria Bertato Kepulauan Indonesia Terekam Hancurkan Sebuah Bank

Dia juga menyerukan kepada gubernur negara bagian untuk mengerahkan Garda Nasional dalam jumlah besar, sehingga mereka bisa "mendominasi" pendemo.
Selepas menyatakan itu, dia berjalan menuju Gereja Episkopal St John, dikenal juga sebagai Gereja Presiden, yang rusak parah karena kericuhan.
Sepekan setelah kematian Floyd, hasil autopsi pun dirilis di mana penyebab kematian Floyd adalah pembunuhan yang dilakukan Derek Chauvin, polisi yang menindihnya.
Proses pemeriksaan post-mortem itu dilakukan Aleccia Wilson, pakar di Universitas Michigan, berdasarkan permintaan pihak keluarga.
Wilson dikenal sebagai dokter yang juga menangani jenazah Eric Garner, yang tewas di tangan polisi pada 2014 dan memunculkan gerakan Black Lives Matter.
