Presiden Amerika Diungsikan ke Bungker Oleh Paspampres, Netizen Malah Ejek Trump Bunker Boy
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan mengungsi ke bunker saat eskalasi demo kematian George Floyd meningkat di area Gedung Putih.
TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON DC -Kerusuhan di Amerika belakangan ini membuat panik tim paspampres Presiden Amerika Donald Trump.
Bahkan diisukan, Trump dan keluarganya sempat di ungsikan ke Bunker bawah tanah oleh Tim Paspampres.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan mengungsi ke bunker saat eskalasi demo kematian George Floyd meningkat di area Gedung Putih.
The New York Times melaporkan Trump beserta Ibu Negara Melania dan putra mereka, Baron, diungsikan ke bunker selama satu jam.
• Kronologis Pikap Tabrak Pohon di Toapaya Utara Bintan hingga Buat Sopir Terjepit Bodi Ringsek
• Bukan Pengusaha Seperti Anthony Joshua, Tyson Fury Beralih Jadi Petarung UFC Pasca Pensiun
• Ragam Manfaat Brokoli untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui, Salah satunya bisa Mencegah Kanker
Keputusan yang diambil Secret Service Jumat (29/5/2020) itu terbilang langka.
Sebab, respons keamanan itu biasanya ditujukan jika menghadapi ancaman terorisme.
Pun aksi pasukan pengawal presiden AS ini mendapat pujian dari Trump.
Dalam kicauannya di Twitter, dia memberikan pujian kepada Secret Service yang dia anggap "sangat keren", sekaligus menyebut aksi protes itu tidak sah.
Kicauan Trump itu berbalas ejekan dan cemooh dari netizen dengan sebutan "Bunker Boy". Tagar #BunkerBoy menjadi trending topic.
Dilansir Globalnews.ca Senin (1/6/2020), netizen di Twitter mengejek sang presiden "bersembunyi" dari rakyat AS, di mana dia seharusnya memimpin di tengah krisis yang terjadi.
Ada juga yang meyakini dia menolak mengakui kemarahan publik dalam sepekan terakhir, yang disebabkan kematian George Floyd.
Floyd adalah pria kulit hitam yang tewas ketika lehernya ditindih oleh polisi saat ditangkap di Minneapolis, Senin pekan lalu (25/5/2020).
"Tolong, aku tak bisa bernapas," pinta Floyd dalam rekaman yang viral ketika si polisi, Derek Chauvin, terus menindihnya.
Kematian Floyd terjadi dua pekan setelah detektif narkotika menggerebek rumah Breonna Taylor, paramedis yang kebetulan berkulit hitam, di rumahnya di Louisville, Kentucky.
Dia ditembak delapan kali oleh detektif narkotika tepat di pintu rumahnya.