Polisi Amerika Kembali Tembak Warga Dalam Aksi Unjukrasa, Kericuhan Semakin Liar
Lagi-lagi terbunuh seorang berkulit hitam, usai kematian George Floyd oleh seorang anggota polisi di Amerika Serikat.
TRIBUNBATAM.id, AMERIKA - Aksi Unjuk rasa yang berujung pengrusakan di Amerika terus terjadi.
Aksi ini setelah tewasnya seorang warga keturunan Afrika-Amerika.
Diketahui, saat aksi unjukrasa ini, seorang warga kembali ditembak mati oleh anggota polisi.
Lagi-lagi pria terbunuh, usai kematian George Floyd oleh seroang anggota polisi di Amerika Serikat.
• Tutup Kolom Komentar Instagram, Asmirandah Unggah Foto Bayi Baru Lahir Bareng Jonas Rivanno
• Kemenkumham Resmi Mengumumkan Alur dan Jadwal Pendaftaran Sekolah Kedinasan Tahun 2020
• Pria Kulit Hitam Tertembak dalam Aksi Demo Bela George Floyd, Jenazah 12 Jam Dibiarkan di Jalan
Pri itu adalah seorang pemilik restoran yang ditembak mati di Kentucky pada Senin pagi (1/6/2020), ketika polisi dan pasukan Garda Nasional menembakkan senjata ketika membubarkan kerumunan.
Walikota Kentucky Greg Fischer mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin, kepala polisi di Louisville dipecat dan dua petugas diberi cuti administratif setelah pihak berwenang mengetahui bahwa petugas telah menembakkan senjata mereka tanpa menggunakan kamera tubuh untuk merekam apa yang terjadi.
"Kami kehilangan seorang warga negara yang luar biasa bernama David McAtee," kata Fischer, seperti dikutip Reuters, Senin (2/6/2020).
Kematian McAtee, yang memiliki resto Yaya's BBQ, menandai kedua kalinya polisi Louisville tidak menggunakan kamera tubuh selama insiden penembakan di mana seorang warga kulit hitam yang tidak bersenjata terbunuh.

McAtee terbunuh tak jauh dari lokasi restonya.
Seperti para pengunjuk rasa di seluruh negeri, para pengunjuk rasa di Louisville marah dengan perlakuan terhadap George Floyd, seorang pria kulit hitam berusia 46 tahun yang meninggal di tahanan polisi Minneapolis setelah dijepit di bawah lutut petugas kulit putih selama hampir sembilan menit.
Tetapi mereka juga memprotes para perwira Louisville yang menembak wanita berusia 26 tahun bernama Breonna Taylor pada 13 Maret 2020 lalu ketika menjalankan perintah "no knock" search warrant di apartemennya.
Sekadar tahu, di AS, no knock search warrant adalah surat perintah yang dikeluarkan pengadilan yang memungkinkan petugas penegak hukum memasuki properti tanpa pemberitahuan terlebih kepada penghuni.
Ini untuk menghindari penghuni menghilangkan barang bukti atau untuk meminimalisir ancaman terhadap keselamatan petugas dalam menjalankan tugasnya.
Protes atas ketidaksetaraan rasial telah melanda kota-kota besar AS selama seminggu, ketika para pejabat memperpanjang jam malam dengan harapan mencegah penjarahan dan perusakan yang telah berlangsung berhari-hari.
Fischer menambahkan, bagaimanapun, bahwa pihak berwenang tahu dua polisi Louisville dan dua tentara Garda Nasional telah menembakkan senjata mereka.
"Para petugas mengatakan mereka membalas tembakan setelah seseorang menembak mereka, kata Fischer.
Donald Trump Marah, Militer Siap Turun Tangan Atasi Demo Kematian George Floyd
Presiden AS Donald Trump mengancam bakal mengerahkan militer, jika pemerintah kota (pemkot) gagal menangani kerusuhan demo.
Sang presiden memberikan pidato ketika polisi menembakkan gas air mata, dalam unjuk rasa yang berlangsung di luar Gedung Putih, Washington.
Trump menyatakan, dia segera mengerahkan sumber daya pemerintah federal dalam demonstrasi yang pecah karena kematian George Floyd di Minneapolis.
"Pertama, kami akan mengakhiri kerusuhan dan aksi main hakim sendiri yang menyebar ke seluruh negara. Kami akan segera mengakhirinya," tegas dia.
Dia telah menginstruksikan gubernur negara bagian untuk mengirim Garda Nasional, dengan perintahnya adalah mereka harus mendominasi pendemo.
Presiden dari Partai Republik itu kemudian melontarkan ancaman jika pemkot atau pemerintah negara bagian gagal bertindak dalam menjamin warganya.
"Saya akan mengerahkan militer AS dan segera menyelesaikan masalah yang mereka timbulkan," tegasnya dikutip Sky News Selasa (2/6/2020).
Menyusul pernyataannya, Trump kemudian berjalan menuju Gereja Episkopal St John, dikenal juga sebagai Gereja Presiden, yang menderita kerusakan karena unjuk rasa.
Dia kemudian memegang sebuah Alkitab. "Kita adalah negara terhebat di muka Bumi ini, dan akan tetap berlaku demikian," janjinya.
Floyd tewas di Minneapolis pada Senin pekan lalu (25/5/2020), setelah sebelumnya dia ditangkap karena diduga menggunakan uang palsu.
Dalam video yang menimbulkan amarah publik, nampak empat polisi membekuknya, dengan satu polisi menindih leher pria 46 tahun itu.
Floyd, yang di mata kerabat serta keluarganya dikenal sebagai "raksasa lembut", sebelumnya sudah berteriak "aku tak bisa bernapas".
Si polisi, Derek Chauvin, kemudian dipecat dan ditangkap pada Jumat (29/5/2020) setelah aksinya menindih leher Floyd viral.
Dalam autopsi yang digelar secara mandiri oleh keluarga, kematian Floyd adalah pembunuhan yang dikarenakan sesak napas dan putusnya aliran darah ke otak.
Keluarga dalam pidato mereka di Minneapolis menyatakan, mereka meminta publik untuk keluar dan memilih sosok yang bisa memberi perubahan.
Terrence Floyd menyerukan kepada pendemo untuk menghentikan kekerasan, seraya mengatakan perbuatan itu tak akan menghidupkan lagi saudaranya.
"Berhenti berpikir suara Anda tidak penting. Segeralah keluar dan berikan suara Anda di saat yang tepat," jelas Terrence.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul LAGI, Pria Kulit Hitam Terkena Tembakan Polisi Amerika, Kerusuhan Kematian George Floyd Menggila, https://manado.tribunnews.com/2020/06/03/lagi-pria-kulit-hitam-terkena-tembakan-polisi-amerika-kerusuhan-kematian-george-floyd-menggila?page=all