Rupiah Diposisi Terkuat Sejak Pandemi Melanda Indonesia, Kini Harga Tukar Rp 13.885 per dolar AS

Nilai tukar rupiah di akhir minggu berada di bwah Rp 14.000 per dolar AS, alias level terkuat sejk era pandemi Covid-19. Jumat (5/6) siang, di pasar s

Editor: Eko Setiawan
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Teller sebuah bank di Jakarta Selatan menghitung uang rupiah di atas dolar Amerika Serikat. 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Sejak pandemi Virus Corona melanda Indonesia, saat ini Rupiah berada di Level terkuat.

Penukaran Rupiah dengan Dolar dibawah Rp 14.000 yakni Rp 13.885

Nilai tukar rupiah di akhir minggu berada di bwah Rp 14.000 per dolar AS, alias level terkuat sejk era pandemi Covid-19. Jumat (5/6) siang, di pasar spot rupiah menguat ke Rp 13.885 per dolar AS, dibandingkan saat pembukaan perdagangan paginya, Rp 14.075 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede berpendapat berlanjutnya penguatan rupiah karena sentimen domestik menyusul penerapan masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta, yang diharapkan mampu mendorong produktivitas kegiatan ekonomi.

“Jika implementasi PSBB terbatas yang nantinya akan diikuti juga oleh implementasi normal baru dapat berjalan baik tanpa menimbulkan kasus baru lagi di kemudian hari, aktivitas perekonomian pada kuartal III 2020 diperkirakan akan membaik dibandingkan kuartal II,” ujarnya.

“Terbukti dari sisi pasar Asia, sebagian besar mata uang Asia di minggu ini mengalami penguatan, kecuali yen. Penguatan lebih lanjut dari rupiah juga akibat adanya investor yang memindahkan asetnya dari pasar India, akibat adanya penurunan peringkat (downgrade rating) dari BAA2 menjadi BAA3 dan menurunnya prospek (outlook) dari stabil menjadi negatif,” ujar Josua.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimistis rupiah semakin menguat mencermati nilai tukar yang diperdagangkan pada Jumat sore. “Alhamdulilah terus menunjukkan penguatan sejalan dengan pandangan kami bahwa nilai tukar, untuk hari in, masih undervalue sehingga ke depan masih berpotensi menguat,” katanya dalam keterangan pers daring di Jakarta, Jumat.

Adapun perkembangan nilai tukar rupiah yang diperdagangkan bid over hingga Jumat sore mencapai Rp13.855 per dolar AS dan over mencapai Rp13.960 per dolar AS. Gubernur BI mengungkapkan beberapa faktor yang mendorong rupiah menguat di antaranya inflasi dan defisit transaksi berjalan yang rendah, kemudian perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, serta premi risiko yang menurun.

Perry menjelaskan tingkat inflasi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2020 merupakan inflasi yang rendah yakni 2,19 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri untuk surat berharga negara (SBN) saat ini mencapai 7,06 persen untuk tenor 10 tahun.

Investasi asing masuk

Suku bunga SBN itu, kata dia, jika dibandingkan yang ditawarkan Amerika Serikat sebesar 0,8 persen sehingga bedanya signifikan yakni 6,2 persen. “Imbal hasil investasi aset keuangan Indonesia khususnya SBN masih tinggi,” katanya.

Indikator lainnya juga mendukung penguatan nilai tukar rupiah yakni premi risiko yang menunjukkan tren penurunan. Premi risiko atau credit default swap (CDS) untuk Indonesia, lanjut dia, saat ini mencapai poin 126, atau turun dibandingkan pada perdagangan sebelumnya mencapai 245.

Namun, premi risiko saat ini yang mencapai 126 masih lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya pandemi Covid-19 yang menyentuh level 66-68. “Dengan premi risiko lebih rendah itu akan mendukung nilai tukar yang menguat ke depan, potensi itu ada,” katanya.

Selain itu Perry menyebut aliran modal asing masuk ke Indonesia mulai naik pada pekan pertama Juni 2020, yaitu mencapai Rp 7,01 triliun, diyakini karena tingkat kepercayaan investor semakin baik terhadap ekonomi di Tanah Air.

“Kepercayaan investor termasuk asing terhadap kondisi ekonomi Indonesia semakin lama semakin baik dan itu terbukti dari aliran modal asing masuk ke SBN,” kata Perry Warjiyo. Gubernur BI mengungkapkan sejak minggu kedua Mei 2020 aliran modal asing terus masuk ke Indonesia dalam instrumen surat berharga negara (SBN) mencapai Rp2,97 triliun.

Kemudian, berturut-turut pada Mei yakni minggu ketiga mencapai Rp 6,15 triliun, minggu keempat Rp 2,5 triliun dan pada pekan pertama Juni ini mencapai Rp 7,01 triliun. Aliran masuk modal asing itu membuat cadangan devisa meningkat dibandingkan Mei 2020. (tribunnetwork/yol)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Rupiah di Posisi Terkuat Sejak Pandemi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved