VIRUS CORONA
Apa Itu Masker 3 Lapis yang Disarankan WHO untuk Cegah Corona? Ini Alasan dan Bahan yang Disarankan
Komposisi masker kain 3 lapis Panduan WHO berisi mengenai komposisi masker kain berdasarkan penelitian akademis yang telah dilakukan
TRIBUNBATAM.id, NYON - Organisasi Kesehatan dunia ( WHO ) menyebutkan masket kain untuk pencegahan penularan covid-19 harus tiga lapis.
Aturan masker kain 3 lapis itu disampaikan World Health Organization ( WHO) guna memperbarui beberapa panduan terkait pencegahan Covid-19.
Kain masker diwajibkan 3 lapis muncul setelah dilakukan kajian akademis yang difasilitasi WHO.
• Klasemen Liga Spanyol Sebelum La Liga Dimulai Lagi 11 Juni 2020, Barcelona Unggul 2 Poin dari Madrid
• UPDATE Data Corona Indonesia Minggu (7/6) Sore, Tambah 672, Total 31.186, Sembuh 10.498
• Kasus Corona Nomor 2 Tertinggi di Dunia, Brazil Hapus Data Corona di Situs Pemerintah
Dikutip dari kompas.com, aturan masker kain tiga lapis itu disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pidatonya pada Jumat (5/6/2020).
“Panduan terbaru kami memuat informasi terbaru dalam hal komposisi masker kain, berdasarkan kajian akademis yang diminta oleh WHO,” tutur Ghebreyesus seperti dikutip dari situs resmi WHO, Minggu (7/6/2020).
Berdasarkan kajian baru ini, lanjut ia, WHO mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker kain dengan minimal tiga lapisan berbeda.
“Detail tiap lapisan ada dalam panduan,” tuturnya.
Tiga lapis kain Mengutip panduan terbaru WHO “Advice on the use of masks in the context of COVID-19: Interim guidance” keluaran 5 Juni 2020, masker non-medis atau biasa disebut masker kain bisa terbuat dari berbagai bahan dan kombinasi.
Kombinasi dari berbagai jenis kain dan material menghasilkan filtrasi yang berbeda terhadap kemampuan untuk bernapas dan penyaringan virus.
Saat ini, standar masker kain telah ditetapkan oleh French Standarization Association (AFNOR Group) dengan jumlah filtrasi minimal 70 persen terhadap partikel solid atau droplet.
Masker kain minimal harus memiliki tiga lapisan dengan kombinasi yang beragam.
Beberapa jenis kain yang bisa digunakan antara lain:
- Polypropylene
- Katun (woven)
- Katun (knit)
- Polyester
- Cellulose (tisu)
- Cellulose (paper towel)
- Silk (napkin)
- Nylon
WHO mengingatkan bahwa masker saja tidak serta merta akan melindungi seseorang dari Covid-19.
Orang yang sakit dengan gejala terinfeksi virus corona direkomendasikan harus tetap di rumah dan berkonsultasi dengan penyedia fasilitas kesehatan.
Sedangkan, orang yang dikonfirmasi terinfeksi Covid-19, harus diisolasi dan dirawat di fasilitas kesehatan.
WHO terus menyarankan agar orang yang merawat seseorang dengan Covid-19, harus selalu mengenakan masker medis saat berada di ruangan yang sama.
Selain itu, petugas kesehatan diimbau terus menggunakan masker medis dan peralatan pelindung lain saat berhadapan dengan pasien Covid-19 yang dicurigai atau dikonfirmasi.
Terbaru, di daerah dengan penyebaran luas, WHO menyarankan penggunaan masker medis untuk seluruh orang yang bekerja di area klinis pada fasilitas kesehatan, tidak hanya pekerja yang berurusan dengan pasien Covid-19.
"Itu berarti, misalnya, bahwa ketika seorang dokter melakukan bangsal pada unit kardiologi atau perawatan paliatif di mana tidak ada pasien Covid-19 yang dikonfirmasi, mereka harus tetap memakai masker medis," ujar Tedros.
Di daerah dengan penularan komunitas, orang berusia di atas 60 tahun juga harus mengenakan masker medis dalam situasi di mana jarak fisik tidak dimungkinkan.
Selanjutnya, WHO meminta pemerintah harus mendorong masyarakat untuk mengenakan masker di mana ada penyebaran yang meluas dan jarak fisik sulit diterapkan seperti di transportasi umum, toko-toko, atau di lingkungan terbatas lainnya.
Komposisi masker kain 3 lapis Panduan WHO berisi mengenai komposisi masker kain berdasarkan penelitian akademis yang telah dilakukan.
Melansir time.com, berdasarkan penelitian tersebut, WHO menyarankan bahwa maser kain harus terdiri dari setidaknya tiga lapis bahan yang berbeda.
Lapisan dalam terbuat dari bahan penyerap seperti kapas, yang dapat menjebak tetesan pernapasan pemakainya sendiri.
Lebih lanjut, lapisan tengah terbuat dari bahan non-anyaman, seperti polypropylene, yang bertindak sebagai filter.
Sedangkan lapisan luar yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap seperti poliester, yang menghentikan partikel luar masuk.
Jika tidak memungkinkan, WHO merekomendasikan setidaknya melipat atau menjahit masker kain sehingga memiliki beberapa lapisan.
Kain yang elastis tidak ideal karena tidak menyaring dengan baik dan tidak dapat dicuci dengan air panas.
Disebutkan, masker kain harus sering dicuci dengan air panas dan sabun atau deterjen.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya WHO hanya menyarankan individu yang mengalami gejala atau merawat orang yang menderita virus corona untuk memakai masker, meskipun banyak daerah telah menerapkan kebijakan yang lebih ekspansif di tingkat lokal.
Rekomendasi penggunaan masker kain Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pertama kali merekomendasikan penggunaan masker kain secara luas pada 3 April 2020.
Penundaan WHO menggambarkan sulitnya menyusun dan mengomunikasikan pedoman kesehatan masyarakat untuk seluruh dunia, bahkan di situasi pandemi yang bergerak cepat.
"Setiap rekomendasi yang kami keluarkan harus berlaku untuk setiap jenis situasi," ujar Dr. Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO pada Covid-19.
"Kita perlu mengeluarkan panduan yang sesuai untuk semua, tetapi itu berarti kita tidak bisa spesifik untuk setiap situasi yang tepat," lanjut dia.
Masker telah menjadi topik yang sangat kontroversial selama pandemi Covid-19.
Pada awalnya, sebagian besar pejabat kesehatan meminta masyarakat umum untuk tidak menggunakan masker, di mana sebagian besar karena masalah pasokan, tetapi juga karena beberapa peneliti mengatakan tidak ada cukup bukti untuk mendukung praktik tersebut.
Namun, saat penelitian lebih lanjut muncul tentang penularan asimptomatik, yang menunjukkan bahwa orang yang tampaknya sehat sekalipun dapat menyebarkan virus, dan kemanjuran masker wajah, sebagian besar kelompok kesehatan membalikkan arah.
.
.
.