ULANG TAHUN
Rayakan Hari Ulang Tahun Pernikahan, Pangeran Charles dan Camilla Kirim Pesan Spesial
Di tengah pandemi Covid-19 ini, baik Pangeran Charles maupun Camilla Parker Bowle menyempatkan diri untuk merayakan hari ulang tahun pernikahannya.
TRIBUNBATAM.id, LONDON - Kebahagiaan tengah menyelimuti pasangan keluarga Kerajaan Inggris, Pangeran Charles dan istrinya, Camilla Parker Bowle.
Keduanya menyempatkan diri untuk merayakan hari ulang tahun pernikahannya, yang jatuh pada tanggal 5 April lalu.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, baik Pangeran Charles maupun Camilla Parker Bowle masih melanjutkan tugas-tugas kerajaan.
Salah satu hal yang terus mereka jaga adalah membahagiakan para penggemar, termasuk menanggapi ratusan surat yang mereka terima setiap minggu.
Belum lama ini, Charles dan Camilla kebanjiran ucapan selamat dan doa menyusul ulang tahun pernikahan mereka yang ke-15.
Camilla sangat senang membalasnya, bahkan balasan tersebut diungkapkannya sambil memberikan satu foto manis bersama Charles.
• Thalia dan Thania Ulang Tahun Bersamaan, Ruben Onsu & Sarwendah Unggah Pesan Menyentuh
"Kalian sangat baik, mengirimi kami pesan yang bagus untuk ulang tahun pernikahan ke-15 kami."
"Kami berterima kasih sekali karena kalian masih mengingat kami di masa-masa sulit seperti saat ini."
Begitu bunyi kalimat yang ditulis Camilla di balik foto dirinya dan Charles yang diambil satu tahun lalu, tepat di hari ulang tahunnya.
Dalam foto tersebut, Pangeran yang berusia 71 tahun itu terlihat tengah mengalungkan lengannya ke belakang bahu Camilla. Keduanya berpose sambil tersenyum.
Pada acara yang berlangsung di 17 Juli di Simonsbath itu, Charles menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk istri tercinta.
Momen yang terasa begitu spesial. Itulah mengapa tak heran jika Camila memilih foto tersebut untuk dikirimkan kepada para penggemar kerajaan.
Kartu ucapan terima kasih Charles dan Camilla tiba beberapa minggu setelah mereka secara terbuka berterima kasih kepada staf Royal Mail atas dedikasi, ketahanan, dan kerja keras, selama pandemi.
Bagi mereka, peran Royal Mail menjadi sangat penting mengingat banyak orang kini saling berkirim kartu dengan keluarga dan kerabatnya yang terpisah karena wabah corona.
"Menerima pesan pribadi seperti itu di saat yang sulit dan cemas ini dapat berarti sangat besar," tulis pasangan yang mengisolasi diri di Birkhall itu.
Sembuh dari Virus Corona di Inggris, Pangeran Charles: Bagi Saya, Ini Mengerikan
Inggris merupakan satu dari sekian negara di dunia yang memiliki kasus tertinggi virus Corona atau Covid-19.
Tak terkecuali juga menyerang para tokoh publik di Inggris, seperti Pangeran Charles.
Ya, Pangeran Charles sempat terinfeksi oleh wabah yang berasal dari China ini.
Pangeran Charles menceritakan, dia "lolos begitu saja" ketika menderita virus Corona, yang mulai mewabah di Inggris pada Maret.
Putra Mahkota dengan julukan Prince of Wales itu melakukan isolasi mandiri begitu dinyatakan terpapar, dengan gejalanya terbilang ringan.
"Saya terbilang beruntung. Saya pernah merasakannya.
Jadi, saya bisa memahami apa yang sudah dirasakan orang lain," ujar Pangeran Charles.
Diwartakan Sky News via BBC Rabu (3/6/2020), dia menyampaikan simpati kepada mereka yang kehilangan keluarga dan rekan karena virus Corona.
"Saya merasakan mereka yang tidak bisa mendampingi keluarganya (meninggal) di masa seperti ini.
Bagi saya, ini mengerikan," kata dia.
Pangeran berusia 71 tahun itu mengatakan, dia begitu keras mencari solusi agar tidak ada lagi korban yang jatuh karena pandemi ini.
Putra sulung Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip itu sembuh setelah menjalani karantina selama tujuh hari di Birkhall, Skotlandia.
Istrinya, Duchess of Cornwall, juga menjalani pemeriksaan di mana dia diketahui negatif untuk virus yang pertama terdeteksi di Wuhan, China itu.
Dia menjelaskan sangat memahami orang yang berjibaku, baik itu karena menjalani tes Covid-19, maupun juga karena masa sulit.
Sang pangeran berujar, pengalaman terkena Covid-19, membuatnya bertekad untuk "menyerukan dan mendorong" agar ekonomi mereka kembali secara natural.
Dia menerangkan selama wabah, alam sudah ditekan dan dieksploitasi, di mana manusia menggali dan menghancurkan semuanya seolah tak ada hari esok.
Ayah Pangeran Harry dan Pangeran William itu berkata, tanpa belajar dari wabah, mereka bisa menghadapi ancaman serupa di masa depan.
"Semakin kita menggerus alam ini, semakin kita mengikis biodiversitas, semakin besar ancaman kita terpapar bahaya serupa," jelasnya.
Dia memaparkan, seharusnya mereka sudah mendapatkan banyak pelajaran ketika Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) dan ebola menyerang.
"Jadi, kita harus mendapatkan jalan agar alam bisa kembali menjadi pusat ekononomi kita," kata ahli waris Kerajaan Inggris itu.
Bersama Jepang dan Taiwan, Inggris Setuju Penggunaan Remdesivir Untuk Tangani Covid-19
Berbagai cara dipilih untuk menangangi pasien virus Corona atau Covid-19.
Salah satu yang makin diminati adalah menggunakan Remdesivir.
Merupakan obat yang diproduksi Gilead Sciences, Amerika Serikat.
Pemerintah Taiwan pada Sabtu (30/5/2020) menyetujui penggunaan Remdesivir untuk mengobati penyakit yang disebabkan virus Corona.
Pemerintah berbagai negara sedang berlomba meningkatkan pasokan Remdesivir, yang mengantongi persetujuan regulator AS bulan ini untuk penggunaan darurat.
Gilead, yang berbasis di California, mengatakan akan menyumbangkan 1,5 juta dosis Remdesivir, cukup untuk mengobati sedikitnya 140 ribu pasien dalam memerangi pandemi global.
Pusat Komando Epidemi Taiwan (CECC) menyebutkan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Taiwan mempertimbangkan fakta kemanjuran dan keamanan Remdesivir telah didukung oleh bukti awal dan penggunaannya disetujui oleh sejumlah negara lain.
Atas dasar itu, CECC berpendapat persyaratan telah terpenuhi bagi persetujuan penggunaan Remdesivir pada pasien yang terkena infeksi Covid-19 kategori parah.
Taiwan sukses mencegah penyebaran virus Corona berkat deteksi dini, upaya pencegahan serta sistem kesehatan masyarakat tingkat pertama.
Hingga kini, Taiwan mencatat 442 kasus Covid-19 dan hanya tujuh kematian. Sebagian besar pasien telah sembuh dan hanya tersisa 14 kasus aktif.
Untuk saat ini, belum ada obat atau vaksin yang disetujui untuk Ccovid-19, namun negara-negara Uni Eropa telah memberikan Remdesivir pada pasien berdasarkan aturan penggunaan.
Jepang dan Inggris, mengizinkan penggunaan obat tersebut dan mulai memberikannya pada pasien Covid-19.
Amerika Serikat, pasar farmasi terbesar di dunia, telah memberikan kewenangan penggunaan darurat Remdesivir untuk Covid-19, namun belum menyetujui penggunaannya secara luas.
Gilead Sciences Inc telah mempublikasikan hasil studi yang menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara pengobatan Remdesivir selama 5 hari dan 10 hari untuk pasien Covid-19 yang parah.
Gilead mengumumkan temuan-temuan terpenting dari uji coba 29 April. Hasilnya diterbitkan di New England Journal of Medicine.
Uji coba Gilead melibatkan 397 pasien Covid-19 parah yang dirawat di rumah sakit, di mana sebagian besar tidak menggunakan ventilator.
Produsen tersebut mengatakan studi, yang tidak mencakup perbandingan plasebo, menunjukkan 14 hari setelah pengobatan dengan obat intravena, 64 persen pasien yang diobati selama 5 hari dan 54 persen yang diobati selama 10 menunjukkan beberapa pemulihan klinis.
Setelah 14 hari, 8 persen pasien dari kelompok 5 hari dan 11 persen dari kelompok 10 hari meninggal.
Gilead menyebutkan hasil tersebut jangan diinterpretasikan sebagai indikasi durasi yang lebih singkat bekerja lebih efektif sebab bukti hasil yang lebih baik terjadi sejak dini, mengarahkan para peneliti untuk menghubungkan perbedaan keseimbangan dalam status pasien saat pendaftaran.
Kejadian buruk selama pengobatan meliputi mual dan memburuknya gagal pernapasan.
Perusahaan menyebutkan 2,5 persen dari pasien di kelompok 5 hari dan 3,6 persen dari kelompok 10 hari menghentikan pengobatan akibat peningkatan enzim hati.
(*)
• Yuni Shara Ulang Tahun ke-48, Dapat Ucapan dari Aurel Hermansyah: Always Be Positive Ya Bun
• Ucapan Menyentuh dari Nia Ramadhani untuk Anak Sulungnya yang Ulang Tahun ke 8
• Pesta Ulang Tahun Berakhir Keracunan Massal, Korban Bertambah Jadi 40 Orang
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pangeran Charles dan Camilla Kirimkan Pesan Spesial di HUT Pernikahan".