Peneliti Butuh Darah Kepiting Tapal Kuda untuk Uji Vaksin Corona

Ilmuwan berpikir keras untuk bisa menemukan vaksin corona secepat mungkin mengingat korban terus berjatuhan akibat virus Covid-19

Pexels
Darah Kepiting Tapal Kuda dibutuhkan untuk uji vaksin corona 

Racun pada bakteri dapat menyebabkan demam dan kematian pada manusia, bahkan jika bakteri yang menghasilkannya terbunuh atau mati.

Sindrom syok toksin yang dapat saja terjadi itu disebabkan oleh endotoksin.

"Ini hal gila, kita akan mengandalkan ekstrak hewan liar selama pandemi (corona) global," kata Ryan Phelan, kepala organisasi nirlaba Revive and Restore.

Kelompoknya mendukung solusi teknologi untuk masalah konservasi, termasuk mengganti tes yang menggunakan komponen darah kepiting tapal kuda, yang disebut LAL, dengan tes yang menggunakan rFC.

Di sisi lain, miliaran dosis kandidat vaksin virus corona, dan banyak bahan pada banyak langkah dalam proses produksi semua harus menjalani pengujian endotoksin.

Pasokan komponen pengujian untuk miliaran dosis

Kendati demikian, perusahaan yang memproduksi LAL dari darah kepiting tapal kuda mengatakan bahwa pasokannya memadai.

Lonza AG, sebuah perusahaan bioteknologi multinasional, menjual kedua tes tersebut. Lonza juga baru-baru ini membuat kesepakatan dengan Moderna untuk menghasilkan kandidat vaksin yang banyak dipublikasikan untuk Covid-19.

Perusahaan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lima miliar dosis vaksin akan membutuhkan produksi gabungan kurang dari satu hari untuk ketiga produsen LAL di Amerika Serikat.

Selain Lonza, dua perusahaan itu antara lain Charles River, dan Associates of Cape Cod.

Mereka semua berpendapat pasokan kepiting tapal kuda lebih dari cukup dan produksi saat ini dapat menangani lonjakan vaksin untuk Covid-19 tanpa kesulitan.

Akan tetapi, Phelan mengatakan perhitungan itu mengejutkan mereka, sebab untuk setiap dosis yang dikeluarkan, setiap produsen menggunakan 10 kali jumlah LAL atau komponen dari darah kepiting tapal kuda, untuk menguji setiap langkah dari proses tersebut.

Tes rFC telah mendapat lampu hijau dari Food and Drug Adminitration (FDA) Amerika Serikat. Akan tetapi, perusahaan harus melakukan lebih banyak pekerjaan, jika mereka menggunakan tes standar.

Penggunaan tes rFC sebagai alternatif pengujian terhadap vaksin juga dilakukan oleh perusahaan lain, salah satunya Eli Lilly.

Jay Bolden, ahli biologi di perusahaan tersebut mengatakan perusahaan telah melihat pengujian rFC sejak tahun 2016.

Alasannya, tes ini memiliki konsistensi terhadap kualitas dari produk laboratorium, pasokan yang tidak tergantung pada populasi hewan, dalam hal ini kepiting tapal kuda.

Tes alternatif ini juga menjadi komitmen perusahaan untuk menggantikan penggunaan bahan baku dari hewan yang memungkinkan pengurangan biaya, terutama dalam pengujian obat maupun vaksin, khususnya yang tengah dikembangkan saat untuk melawan virus corona.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ternyata Tes Pengujian Vaksin Covid-19 Butuh Darah dari Hewan ini

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved