TRIBUN WIKI
8 Ilmuwan Kulit Hitam Ini Berhasil Mengubah Dunia Lewat Hasil Temuan Mereka
Beberapa orang kulit hitam terutama keturunan Afrika-Amerika berhasil menjadi tokoh dan ilmuwan yang mengubah dunia.
TRIBUNBATAM.id - Pasca-kematian George Floyd, kampanye # BlackLivesMatter tetap bergulir.
Sejarah kelam yang panjang menjadikan isu rasisme masih hangat di Amerika Serikat.
Padahal, beberapa orang kulit hitam terutama keturunan Afrika-Amerika berhasil menjadi tokoh dan ilmuwan yang mengubah dunia.
George Washington Carver, Mae C Jemison, dan Neil deGrasse Tyson adalah beberapa ilmuwan yang namanya harum di kancah internasional.
Mengutip Biography, berikut delapan ilmuwan kulit hitam yang mengubah dunia.
1. George Washington Carver (1864 – 1943)
George Washington Carver adalah ilmuwan Afrika-Amerika sekaligus pengajar di Tuskegee Institute yang dijuluki “The Peanut Man”.
Ini karena Carver menjadi penemu lebih dari 100 produk menggunakan satu bahan: kacang.
Penemuannya termasuk dye, plastik, dan bensin.
Carver berjasa dalam menolong serta mempekerjakan banyak orang dalam krisis pangan tahun 1892.
Mantan Presiden Theodore Roosevelt sangat mengagumi karya-karyanya, dan mengaplikasikan nasihatnya dalam aspek pertanian di Amerika Serikat.
Pada 1916, Carter menjadi anggota dari British Royal Society of Arts, gelar yang langka untuk seorang Warga Negara Amerika.
2. Mae C Jemison (1956 – kini)
Mae C Jemison adalah astronot NASA berdarah Afrika-Amerika pertama dalam sejarah.
Pada 1992, ia meluncur ke luar angkasa menggunakan armada Endeavor.
Dia adalah wanita Afrika-Amerika pertama yang pergi ke luar angkasa.
Oleh karena kesuksesannya, Jemison menerima berbagai penghargaan dan gelar doktoral.
Antara lain Essence Science and Technology Award (1988), Gamma Sigma Gamma Woman of the Year (1990), dan Ebony Black Achievement Award (1992).
3. Neil deGrasse Tyson (1958 - kini)
Neil deGrasse Tyson adalah ahli astrofisika yang menjadi host ‘NOVA ScienceNow’.
Tyson terkenal sebagai pakar yang menginformasikan semua hal mengenai fisika dan antariksa dengan sangat jelas dan menyenangkan.
Usai lulus dari Harvard University, Tyson mendapatkan gelar doktoral dari Columbia University tahun 1991.
Ia kemudian bekerja di Hayden Planeterium sebelum menjadi direktur dari planetarium itu sendiri.
Selain ‘NOVA ScienceNow’, Tyson juga menggelar podcast bernama StarTalk Radio.
Tyson sampai sekarang masih menjadi wajah sains antariksa di media massa dan memiliki lebih dari 13 ribu pengikut di Twitter.
4. Alice Ball (1892 – 1916)
Alice Ball adalah seorang ahli kimia keturunan Afrika-Amerika yang berhasil menemukan obat untuk penyakit Hansen (leprosy).
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae atau Mycobacterium lepromatosis.
Infeksi bakteri ini bisa merusak saraf, organ pernapasan, kulit, dan mata.
Selain menjadi penemu obat untuk penyakit leprosy, Ball juga menjadi orang Afrika-Amerika pertama sekaligus wanita pertama yang lulus dengan gelar M.S (Master of Science) dari College of Hawaii.
Tragisnya, Ball meninggal di usia muda yaitu 24 tahun.
Sepanjang hidupnya, Ball tidak mendapatkan penghargaan atas apa yang ia kerjakan.
Baru beberapa tahun usai kematiannya, Ball mendapatkan kredit tersebut.
5. Percy Julian (1899 – 1975)
Percy Julian adalah seorang ahli kimia yang penelitiannya membuahkan pengobatan untuk penyakit glaukoma dan arthritis.
Julian disebut-sebut sebagai salah satu ahli kimia yang paling berpengaruh dalam sejarah Amerika.
Pada 1973, Julian menjadi ahli kimia berkulit hitam pertama yang terpilih dalam jajaran National Academy of the Sciences.
Pada 1990, ia terpilih menjadi National Inventors Hall of Fame.
Pada 1999, pengobatan yang ditemukannya untuk glaukoma yaitu Physostigmine dikenal oleh American Chemical Society sebagai “satu dari 25 pencapaian terbaik dalam bidang kimia di Amerika”.
6. Ernest Everest Just (1883 – 1941)
Ernest Everest Just adalah ahli biologi dan pengajar keturunan Afrika-Amerika yang menemukan banyak fase biologis.
Mulai dari fertilisasi, parthenogenesis, hidrasi, pembagian sel, dehidrasi pada sel hidup, dan efek karsinogenik dari radiasi ultraviolet terhadap sel.
Just adalah satu-satunya orang yang menerima Magna Cum Laude saat kelulusannya pada 1907 dari Dartmouth College.
Pada 1920 sampai 1931, Just menerima beasiswa Julius Rosenwald Fellow in Biology dari National Research Council.
Beasiswa tersebut memberikannya kesempatan bekerja di Eropa, di saat diskriminasi rasial merajalela di Amerika Serikat.
7. Marie M Daly (1921 – 2003)
Marie M Daly adalah seorang ahli biokimia. Ia adalah wanita keturunan Afrika – Amerika pertama yang menerima gelar Ph.D. dalam jurusan Kimia di Amerika Serikat.
Salah satu penemuan Daly yang paling terkenal adalah cara kerja tubuh manusia.
Salah satunya adalah mengenai hubungan antara kolesterol dengan penyumbatan arteri.
Penelitian tersebut membuahkan pemahaman bagaimana makanan dan diet berpengaruh terhadap kondisi jantung dan sirkulasi darah.
Daly mendapatkan banyak penghargaan sepanjang hidupnya.
Salah satunya adalah gelar dari American Association for the Advancement of Science.
8. Katherine Johnson (1918 – 2020)
Februari lalu, dunia berkabung atas meninggalnya salah satu ‘komputer’ NASA yaitu Katherine Johnson.
Ia adalah seorang ahli matematika NASA yang berhasil menemukan kalkulasi tepat agar pesawat ulang-alik bisa meluncur ke luar angkasa.
Wanita keturunan Afrika – Amerika tersebut mulai bekerja di NASA pada 1952.
Ia melakukan kalkulasi untuk para astronot mengorbit ke luar angkasa pada awal 1960.
Ia juga melakukan kalkulasi untuk astronot saat pendaratan di Bulan pada 1969.
Atas jasanya, Johnson mendapatkan penghargaan Presidential Medal of Freedom pada 2015.
Kisah Johnson juga menjadi inspirasi dalam film ‘Hidden Figures’ yang rilis pada 2016.
Johnson meninggal pada 24 Februari 2020 pada usianya yang ke-101. (*)
*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "#BlackLivesMatter, 8 Ilmuwan Kulit Hitam yang Mengubah Dunia".