VIRUS CORONA DI CHINA

Hampir 2 Bulan Tak Laporkan Kasus Covid-19, Beijing Kembali Umumkan Penemuan Infeksi Baru

Setelah lama tak laporkan kasus virus Corona atau Covid-19, Beijing kembali umumkan infeksi baru. Setelah hampir dua bulan tak catat kasus apapun.

EPA/WU HONG
Orang-orang memakai masker di Tiananmen Beijing, China. 

TRIBUNBATAM.id, BEIJING - Kabar mengejutkan datang dari ibu kota China, Beijing.

Setelah lama tak laporkan kasus virus Corona atau Covid-19, Beijing kembali umumkan infeksi baru.

Ya, kasus baru Covid-19 ini merupakan yang pertama dilaporkan Beijing setelah hampir dua bulan tak catat kasus apapun.

Dalam keterangan otoritas lokal, penderita adalah pria 52 tahun yang tak punya riwayat keluar dari kota atau berkontak dengan siapa pun dari luar Negeri "Panda".

Pejabat kesehatan Beijing menyatakan, penderita berasal dari Distrik Xicheng dan menunjukkan gejala seperti demam dan kelelahan.

Namun, dia tak memperlihatkan gejala lain seperti batuk, sakit tenggorokan, atau sesak dada, seperti diberitakan Hindustan Times Kamis (11/6/2020).

Bayar Rp 50 Juta Karena Dijanjikan Kerja di Korea, Dua WNI Justru Dijadikan Budak di Kapal China

"Pasien melaporkan bahwa dia tidak punya riwayat meninggalkan Beijing atau kontak dekat dengan orang asing dalam dua pekan terakhir," ujar otoritas kesehatan.

Setelah diambil sampel asam nukleat, pria yang tak disebutkan identitasnya itu positif menderita SARS-Cov-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Pada Sabtu pekan lalu (6/6/2020), pemerintah ibu kota China itu menurunkan status darurat virus Corona dari dua ke tiga, yang diumumkan hari sebelumnya.

Juru bicara pemerintah setempat, Xu Heijian, menyatakan mereka tidak mendapatkan penularan baik lokal maupun impor hampir dua bulan, tepatnya 50 hari beruntun.

Secara keseluruhan, kota tersebut mengumumkan 420 kasus lokal dan 174 infeksi impor virus Corona, dengan sembilan korban meninggal.

Adapun pada 10 Juni, China melaporkan 11 kasus impor baru, dengan keseluruhan imported case berada di angka 1.797, ujar Komisi Kesehatan Nasional.

Komisi menuturkan, dari 11 infeksi impor baru, enam di antaranya diketahui di Shanghai, tiga di Provinsi Guangdong, satu di Tianjin, dan sisanya di Provinsi Fujian.

Dari keseluruhan kasus impor Covid-19, 1.736 di antaranya dinyatakan sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit, sementara 61 lainnya masih dirawat.

Kantor berita Xinhua memberitakan, tidak ada kematian dari kasus impor akibat virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan tersebut.

Adpaun secara total, Negeri "Panda" melaporkan adanya lebih dari 83.000 kasus dan 4.634 korban meninggal karena Covid-19.

Sementara kasus pandemi virus Corona di seluruh dunia sudah menembus 7,4 juta, dengan lebih dari 420.000 orang meninggal.

Sebut Covid-19 Sudah Menyebar di China Sejak Awal Agustus 2019, Ini Hasil Studi Harvard

Harvard Medical School mengungkap hasil penelitian mengejutkan terkait Covid-19 di China.

Hasil dari penelitian terbaru itu, Covid-19 kemungkinan sudah menyebar di China sejak Agustus 2019 lalu.

Didasarkan dari citra satelit dari pola perjalanan rumah sakit dan data mesin pencari di China.

Citra satelit beresolusi tinggi dari tempat parkir rumah sakit di Kota Wuhan, tempat virus Corona muncul pada akhir 2019, dan data pertanyaan terkait gejala klinis pada mesin pencari, seperti "batuk" dan "diare" digunakan dalam penelitian ini.

"Peningkatan lalu lintas rumahsakit dan data pencarian gejala di Wuhan mendahului awal pandemi SARS-CoV-2 yang didokumentasikan pada Desember 2019," sebut penelitian Harvard Medical School, Selasa (9/6), seperti dikutip dari Channelnewsasia.com.

"Meskipun kami tidak bisa mengonfirmasi, apakah peningkatan volume itu terkait langsung dengan virus baru, bukti kami mendukung penelitian terbaru lainnya yang menunjukkan kemunculan terjadi sebelum identifikasi di pasar makanan laut Huanan," kata mereka.

Penelitian Harvard Medical School menyebutkan, temuan tersebut juga menguatkan hipotesis bahwa virus Corona muncul secara alami di China Selatan dan berpotensi sudah beredar sebelum kluster Wuhan.

Ini tampak dari peningkatan tajam dalam tingkat isian tempat parkir rumah sakit pada Agustus 2019 berdasarkan citra satelit.

"Pada Agustus, kami mengidentifikasi peningkatan unik dalam pencarian kata diare yang tidak terlihat pada musim flu sebelumnya atau tercermin dalam data pencarian kata batuk," ujar penelitian Harvard Medical School.

Pandemi Covid-19 sudah menginfeksi setidaknya 7 juta orang sejak laporan pertama kali muncul dari Wuhan, China, akhir tahun lalu, dan menewaskan lebih dari 400.000 orang juga memaksa sebagian besar dunia terkunci.

Senator Amerika Serikat Sebut China Sabotase Pengembangan Vaksin Corona

Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Rick Scott, menuduh China berusaha menyabotase atau memperlambat pengembangan vaksin virus Corona yang sedang dilakukan negara-negara Barat.

Selain itu, dia juga mengatakan memiliki bukti atas klaim tersebut, disampaikannya pada Minggu (7/6/2020).

"Kami harus menyelesaikan vaksin ini. Sayangnya kami memiliki bukti bahwa komunis China berusaha menyabotase kami atau memperlambatnya," katanya dalam wawancara di BBC TV yang dikutip Channel News Asia.

"China tidak ingin kami melakukannya terlebih dahulu. Mereka telah memutuskan untuk menjadi musuh bagi Amerika dan saya pikir untuk demokrasi di seluruh dunia," katanya.

Ditanya bukti apa yang dimiliki AS, Scott menolak memberikan perincian. Namun, ia mengatakan bahwa informasi itu datang dari komunitas intelijen.

"Vaksin ini sangat penting bagi kita semua agar perekonomian kita kembali berjalan. Apa yang saya benar-benar percaya adalah apakah Inggris yang pertama melakukannya atau kita yang pertama, kita akan berbagi. Komunis China, mereka tidak akan berbagi," kata Scott.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap vaksin virus Corona akan tersedia akhir tahun ini.

Trump membentuk tim khusus untuk mempercepat pengembangan vaksin corona.

Lebih lanjut, Trump menunjuk seorang mantan eksekutif farmasi untuk menjadi ujung tombak upaya tersebut.

"Kami ingin mendapatkannya pada akhir tahun, jika kami bisa, mungkin sebelumnya," kata Trump saat ia menyampaikan pembaruan tentang perlombaan untuk mendapatkan vaksin virus Corona, Jumat (15/5).

"Kami pikir, kami akan memiliki beberapa hasil yang sangat baik keluar dengan sangat cepat," ujarnya.

Trump menambahka bahwa, ketika vaksin virus Corona siap, militer akan ia perintahkan untuk mendistribusikannya, dan membangkitkan semangat kerjasama global.

"Kami bekerjasama dengan banyak negara yang berbeda, dan sekali lagi, kami tidak memiliki ego," kataTrump.

"Siapa pun yang mendapatkannya, kami pikir itu hebat, kami akan bekerja dengan mereka dan mereka akan bekerja dengan kami. Jika kami mendapatkannya, kami akan bekerja dengan mereka," imbuhnya.

(*)

Pelaku Traffiking yang Memperkerjakan ABK Indonesia ke Kapal China Ditangkap Polda Kepri

Kronologi 2 WNI Terjun ke Laut dari Kapal China, Setor Uang Rp50 Juta, Jadi Atensi Polda Kepri

Banjir Landa Wilayah Selatan China, Ratusan Ribu Orang Mengungsi, Tempat-tempat Wisata Rusak

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setelah Hampir 2 Bulan Tanpa Kasus, Beijing Laporkan Infeksi Covid-19".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved