TRIBUN WIKI

Menyebar ke Banyak Negara Termasuk Eropa, Simak Asal Mula Aksi Berlutut Hormati George Floyd

Sebagai penghormatan kematian George Floyd, para simpatisan berlutut seperti yang dilakukan polisi menghentikan pernapasan George Floyd.

AFP via BBC via Kompas.com
Para pengunjuk rasa ketika berlutut untuk berdoa di Lapangan Lafayette, dekat Gedung Putih, Washington DC, sebagai bentuk protes setelah seorang pria kulit hitam bernama George Floyd tewas karena lehernya ditindih polisi Derek Chauvin di Minneapolis, Senin pekan lalu (25/5/2020). 

TRIBUNBATAM.id - Kematian pria berkulit hitam, George Floyd, mengundang simpati dan amarah banyak orang, termasuk kalangan atlet.

George Floyd meninggal setelah kehabisan napas akibat lehernya ditindih dengan lutut seorang polisi di Mineapolis, Amerika Serikat.

Kematian pria 46 tahun itu memicu protes keras dari berbagai pelosok negara bagian Amerika Serikat bahkan melebar ke dunia.

Sebagai penghormatan kematian George Floyd, para simpatisan berlutut seperti yang dilakukan polisi menghentikan pernapasan George Floyd.

Pose berlutut itu menyebar ke negara-negara di dunia termasuk Eropa.

Seperti halnya Liverpool, Newcastle United, hingga klub-klub Liga Inggris lainnya yang mengunggah foto berlutut.

Atau seperti selebrasi pemain Borussia Moenchengladbach, Marcus Thuram, yang berlutut usai mencetak gol.

Namun demikian, makna terdalam dari gerakan berlutut tersebut bukan mengikuti gerakan polisi bernama Derek Chauvin yang menghilangkan nyawa George Floyd.

Melainkan ada pesan persatuan yang ingin digaungkan.

Seperti yang diunggah oleh bintang NBA, LeBron James, gerakan berlutut itu berawal dari pemain NFL, Colin Kaepernick.

LeBron James juga mengunggah cuplikan layar video tersebut bersandingan dengan Colin Kaepernick ketika masih berseragam San Francisco 49ers.

Kaepernick pernah mengajukan protes serupa dengan berlutut saat lagu kebangsaan Amerika Serikat dimainkan jelang pertandingan pada Agustus 2016.

Dia menolak berdiri saat The Star-Spangled Banner, lagu kebangsaan AS, berkumandang.

Protes dengan berlutut ketika lagu kebangsaan Amerika Serikat itu disenandungkan mengundang amarah Presiden AS, Donald Trump.

Akan tetapi, amarah itu seakan tidak didengar dan merembet kepada para atlet pada pertandingan NFL lain.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved