HUMAN INTEREST

Kisah Pertemuan Dua Jenderal, Kenang Kisah Natuna Lewat Kopi Puntang Khas Jawa Barat

Saat KSAL Laksamana Yudo mengunjungi kantor BNPB, dalam pertemuan mereka, Tuan rumah Letjen TNI Doni Monardo menyuguhkan Kopi Puntang khas Jawa Barat.

TribunBatam.id/Bereslumbantobing
Suasana pemulangan ratusan WNI di hanggar Lanud Raden Sajad, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri. 

TRIBUNBATAM.id,BATAM - Tahukah anda, efek menghirup seduhan kopi ternyata tidak hanya mendatangkan perasaan rileks, namun juga bisa merajut cerita nostalgia sepanjang jalan kenangan bak lagu Tetty Kadi.

Setidaknya, itulah kesan yang terlihat saat pertemuan dua jenderal, Ketua Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, Selasa (9/6/2020) lalu.

Waktu itu, Ketua Gugus Tugas Covid-19 Letjen Doni menerima kunjungan KSAL, Laksamana Yudo di ruang kerjanya, Lantai 10 Graha BNPB, Jl. Pramuka, Jakarta Timur.

Sahabat Letjen TNI Doni Monardo yang merupakan staf khusus BNPB, Egy Massadiah menceritakan kisah pertemuan dua jenderal itu kepada TribunBatam.id, Sabtu (13/06/2020).

Egy merupakan sahabat Letjen TNI Doni Monardo yang juga staf khusus BNPB yang selalu berdampingan mengawal aktivitas Letjen TNI Doni Monardo.

Dia tahu betul aktivitas sehari-hari Letjen TNI Doni Monardo saat menjalankan tugas sebagai Kepala BNPB yang juga ketua Tim Gugus Nasional percepatan penanganan covid-19.

Saat KSAL Laksamana Yudo mengunjungi kantor BNPB, dalam pertemuan mereka, Tuan rumah Letjen TNI Doni Monardo menyuguhkan Kopi Puntang, kopi favorit Letjen TNI Doni Monardo.

Kopi favorit Doni Monardo itu memang sudah terkenal. Bahkan saat kunjungan ke Jenewa dan Den Haag, Belanda Mei tahun lalu, Doni pun membekali dirinya dengan Kopi Puntang.

Kopi Gunung Puntang, asal Jawa Barat ini pernah menjuarai Specialty Coffee Association of America Expo di Atlanta, Amerika Serikat, tahun 2016.

Egy juga bercerita, pertemuan Laksamana Yudo dan Letjen Doni, bahwa keduanya terlibat pembicaraan menyusuri jalan kenangan di awal bulan Februari 2020 lalu.

"Iya, kedua jenderal itu saling bernostalgia bagai sahabat lama tidak bertemu. Ketika itu saya jadi pendengar setia diantara narasi kata yang diperbincangkan mereka," ujar Egy dalam sambungan selulernya, Sabtu (13/6/2020).

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono mengaku pertemuannya dengan Letjen TNI Doni untuk saling bersilaturahmi dan bernostalgia ketika di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri.

Anggaran Penanganan Covid-19 Tembus Rp 286 Miliar, Ketua DPRD Batam Ungkap Rinciannya

Ulang Tahun ke-50 Gramedia, Ada Promo USB, Printer Hingga Perlengkapan Olahraga

"Iya benar, kebetulan pas saya berkunjung ke kantor Beliau. Jadi kita sambil ngobrol mengenang saat bersama menangani ratusan WNI dari Wuhan di Natuna dan Sebaru," ujar KSAL Yudo saat dihubungi TribunBatam.id, Sabtu (13/6/2020).

Dikatakan Yudo bahwa momen kerja sama dirinya dengan Doni saat menangani ratusan WNI menyita energi kedua jenderal ini.

Waktu itu keduanya terlibat kerja sama spartan dan solid mengarantina 238 WNI asal Kota Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei, China di hanggar Lanud Raden Sajad, Natuna.

Saat itu Letjen TNI Doni Monardo dalam kapasitas sebagai Kepala BNPB, sedangkan Laksamana Madya (saat itu) Yudo Margono sebagai Panglima Kogabwilhan 1, keduanya masih berpangkat Bintang 3 ketika itu.

Namun karier Yudo melejit, satu bulan terakhir Yudo langsung mengemban amanah sebagai orang nomor satu di TNI AL. Jabatan barunya pun disusul penambahan bintang dipundaknya.

Meski sudah 4 bintang berderet di pundaknya, Laksamana Yudo masih terlihat ramah dan selalu tampak sederhana.

"Dalam pertemuan saya dengan Letjen Doni kami berbincang, ngobrol mengenang saat menangani ratusan WNI Wuhan Natuna dan Sebaru," ucapnya.

Disinggung bagaimana kondisi hanggar Lanud Raden Sajad yang kala itu digunakan untuk tempat observasi WNI Wuhan, kata Yudo semuanya sudah kembali normal dan steril.

Tak hanya cerita dua jenderal itu tentang kerjasama spartan dan solid waktu mengkarantina ratusan WNI di Natuna.

Jurnalis TribunBatam.id pun ikut terlibat mengawal kinerja dan pemberitaan informasi masa pengkarantinaan 238 WNI di Natuna waktu itu.

Bahkan cerita jurnalis TribunBatam.id kala itu sering bersama Laksamana Yudo, sehingga Yudo ingat betul kala kegiatan olahraga waktu itu di Kabupaten Natuna.

Klarifikasi Kak Seto Soal Akun Gunakan Namanya, Sebut Nama Suami KD Jadi Raul Gonzales

Ketika Natuna dipilih untuk tempat observasi ratusan WNI dari Wuhan membuat dua jenderal ini segera menghadap Menko PMK dan Menteri Kesehatan.

Masih segar dalam ingatan Laksamana Yudo dan Letjen Doni, bahwa menit, jam, dan hari-hari yang bergulir sejak pertemuan akhir Januari 2020 itu menjadi waktu yang berputar dengan torsi penuh. Sangat kencang, tetapi harus dijaga agar tetap presisi.

Betapa tidak. Keesokan harinya, 1 Februari 2020 satu pesawat komersial berikut tenaga medis diterbangkan ke Wuhan, menjemput WNI plus personel dari KBRI Beijing.

Kabupaten Natuna adalah tempat yang dipilih untuk mengkarantina mereka. “Semula mau memakai Komplek Komposit Marinir, tapi urung, dan akhirnya diputuskan memakai hangar Pangkalan Udara (Lanut) Raden Sajad Saleh,” ujar alumnus AAL angkatan ke-33 tahun 1988 itu.

Pembatalan pemakaian Komplek Komposit Marinir yang menjadi markas prajurit serta gudang persenjataan itu, karena dua alasan.

Dorce Gamalama Mengalami Pusing hingga Muntah, Singgung Saat Makan Bersama Raffi Ahmad

Pertama, lokasinya harus dilalui melintas Kota Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, ibukota Kabupaten Natuna. Kedua, fasilitas yang ada di komplek itu dinilai kurang memadai.

“Mengapa menjadi kenangan tak terlupakan? Bayangkan, dalam waktu kurang dari dua hari, kami harus mengubah hangar menjadi lokasi karantina,” kisah Laksamana Yudo.

Laksana legenda penciptaan Candi Sewu oleh Bandung Bondowoso dalam waktu satu malam, kurang lebih seperti itulah Yudo Margono dan prajuritnya bekerja. Penyiapan tempat tidur lengkap dengan fasilitas pendingin ruangan, hingga sarana MCK lengkap dengan penyediaan sabun, shampo, sikat gigi, dan odol sampai dengan gunting kuku. Tak ketinggalan pakaian dalam, baju kaos dan celana tidur.

“Tak hanya itu, kami juga menyiapkan fasilitas hiburan seperti karaoke, sport center, dan lain-lain. Di samping, membuat run down kegiatan para penghuni karantina sehari-hari, selama 14 hari. Mulai dari olahraga pagi, kegiatan ibadah menurut keyakinan para penghuni karantina, sampai hal-hal lain terkait penyediaan wifi dan sebagainya. Pendek kata, itu semua menjadi kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Saya berterima kasih kepada pak Doni yang telah melibatkan kami dalam tugas itu,” papar Yudo.

Doni tersenyum haru mendengar kisah nostalgia yang dipaparkan Laksamana Yudo. Tidak kalah takzim, Letjen Doni balas mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya atas kerja keras Yudo dan para prajurit Kogabwilhan 1. Inilah salah satu kerja sama dengan militer terbaik yang pernah ia rasakan.

Jadwal Acara TV Hari Ini, Minggu (14/6), The Amazing Spider-Man Trans TV, Amanah Wali RCTI

Apalagi, persoalan yang mengemuka saat itu bukan saja persoalan teknis penyiapan sarana karantina.

Ada persoalan lain yang tak kalah krusial, yakni aksi demo masyarakat Natuna yang menolak karantina WNI dari Wuhan.

Mereka ketakutan, masuknya ratusan WNI dari kota pertama ditemukannya virus corona itu, akan menularkan wabah di pulau Natuna yang indah.

Hari bersejarah itu pun tiba. Pagi 2 Februari 2020, sebanyak 238 WNI ditambah 5 petugas pendamping dari KBRI Beijing tiba di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam menggunakan pesawat komersial.

Dari Kota Batam, disiapkan tiga unit pesawat, masing-masing satu hercules, dan dua boeing untuk membawanya ke Natuna.

Waktu 14 hari karantina pun berlangsung dengan relatif lancar dan memuaskan banyak pihak. Di satu sisi, masyarakat Natuna akhirnya menyadari bahwa mereka memang benar-benar dalam kondisi sehat seperti disampaikan Presiden Joko Widodo di awal.

Berkat dukungan masyarakat Natuna pula, akhirnya WNI dan staf KBRI yang menjalani karantina itu dinyatakan sehat, dan diperbolehkan kembali ke daerah masing-masing.(TribunBatam.id/Bereslumbantobing)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved