TRIBUN WIKI

Bukan Untuk Merayakan Sesuatu, Ternyata Dulu Kembang Api Dipercaya Untuk Memperpanjang Umur

Kembang api lekat dengan perayaan atau peristiwa yang berbahagia, baik itu tahun baru, hari raya, hingga perayaan ulang tahun. Bagaimana sejarahnya?

Editor: Eko Setiawan
Naver
Ilustrasi kembang api. 

TRIBUNBATAM.id - Kembang api lekat dengan perayaan atau peristiwa yang berbahagia, baik itu tahun baru, hari raya, hingga perayaan ulang tahun.

Adanya kembang api yang dilempar ke langit membuat suasana menjadi lebih semarak.

Kembang api dengan berbagai warna juga memiliki daya terik tersendiri.

Namun tahukah Anda bahwa ribuan tahun yang lalu, kembang api tidak diciptakan untuk merayakan sesuatu?

Sejarah

Dituturkan dalam Gunpowder, Explosives and the State: A History terbitan Routledge pada 2016, kembang api merupakan salah satu produk pencarian keabadian kuno.

Kembang api dulunya digunakan untuk memperpanjang umur.

Untuk diketahui, pencarian keabadian di China dimulai 2.200 tahun yang lalu oleh Kaisar Qin Shi Huang.

Kaisar pertama China tersebut bahkan pernah mengeluarkan perintah nasional kepada para pejabat di seluruh penjuru China untuk mencari ramuan keabadian.

Nah, salah satu pendekatan keabadian yang paling populer pada awal abad ke-9 China adalah alkimia.

Tujuannya, seperti misi Qin Shi Huang, adalah memproduksi ramuan yang bisa memperpanjang hidup atau mencurangi kematian.

Para alkemis yang ingin menciptakan bubuk untuk memperpanjang usia mencampurkan arang dengan potasium nitrat, pengawet makanan yang umum digunakan pada masa itu.

Sebuah ledakan hanya membutuhkan tiga komponen, yakni bahan bakar atau bahan kimia dengan rantai molekul panjang dan ikatan kuat, oksidator yang akan memecah ikatan dan melepaskan energi luar biasa dan panas untuk memulai reaksi.

Arang merupakan bahan bakar yang sempurna untuk menciptakan ledakan, dan tambahan sulfur akan bisa menurunkan titik suhu yang memulai pembakaran arang.

Alhasil, hanya dengan sedikit panas, bubuk campuran alkemis pun meledak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved