Dampak Berlakukan Lockdown, Ekonomi Inggris Anjlok 20,4 Persen Pada April 2020

Beragam dampak telah dirasakan Inggris usai berlakukan lockdown, sebut saja penurunan pada sektor perekonomian yang anjlok hingga 20,4 persen di April

AFP
Ilustrasi warga Inggris di tengah wabah Covid-19. Ekonomi Inggris anjlok hingga 20,4 persen. 

Pertanyaannya adalah seberapa banyak," tambahnya.

Sementara itu, poundsterling bergerak stabil setelah rilis data tersebut diperdagangkan 1,2575 dollar AS pada Jumat pagi waktu London.

Kepala Penasihat Ekonomi EY ITEM Club Howard Archer mengatakan ekonomi Inggris kemungkinan menuju kontraksi besar.

"Dengan asumsi pemerintah terus secara bertahap mengendurkan pembatasan kuncian wilayah, ekonomi diperkirakan akan mulai kembali ke pertumbuhan yang jelas pada kuartal ketiga.

Permintaan konsumen yang meningkat setelah penguncian akan membantu, sementara aktivitas ekonomi global juga harus lebih kuat dari bulan-bulan terakhir 2020 dan seterusnya," ucapnya.

Tak Hasilkan Manfaat, Inggris Hentikan Uji Coba Obat Anti Malaria Kepada Pasien Covid-19

Inggris merupakan salah satu negara yang menggelar penelitian untuk menemukan obat atau vaksin virus Corona.

Berbagai uji coba terkait Covid-19 dilakukan Inggris, termasuk dengan melibatkan obat anti-malaria atau hidroksiklorokuin.

Namun kini, Inggris mengumumkan akan menghentikan uji cobanya kepada pasien Covid-19.

Dilansir dari CNN, Jumat (5/6/2020), para peneliti mengumumkan bahwa percobaan pemulihan yang mereka lakukan dengan memasukkan hidroksiklorokuin dalam penelitiannya dinilai tidak menghasilkan manfaat yang diharapkan selama ini.

Adapun percobaan pemulihan yang dimaksudkan adalah percobaan besar yang berbasis di Inggris dengan menyelidiki potensi perawatan virus Corona.

Sementara itu, dalam uji coba lain yang mendaftarkan lebih dari 11.000 pasien dari 175 rumah sakit di Inggris pun akan menghentikan studi ini.

"Kami meninjau data dan menyimpulkan bahwa tidak ada bukti efek yang mengutungkan dari hidroksiklorokuin pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 dan memutuskan untuk berhenti mendaftarkan pasien dengan hidroksiklorokuin, dengan efek langsung, dan yang telah ditindaklanjuti pagi ini," ujar Wakil Kepala Penyelidik Persidangan sekaligus profesor di Universitas Oxford, Martin Landray dalam konferensi pers, Jumat (5/6/2020).

Sebagai bagian dari percobaan, 1.542 pasien Covid-19 dipilih secara acak untuk menerima hidroksiklorokuin sebagai pengobatan dibandingkan dengan 3.132 pasien yang menerima perawatan standar yang biasa.

Data menunjukkan bahwa setelah sekitar 28 hari, sebanyak 25,7 persen dari pasien yang menerima hidroksiklorokuin telah meninggal dibandingkan dengan 23,5 persen dari pasien yang menerima perawatan biasa saja.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved