Kisah Pak Ambo, 23 Tahun Bersahabat dengan Buaya yang Diberi Nama Riska: Kalau Tak Nampak Saya Cari
“Dia kalau tidak datang dua sampai tiga hari, saya cari dia (Riska). Saya sudah anggap anak sendiri,” kata Pak Ambo di Bontang
“Kadang kalau saya tidak ada. Diberi makan sama warga sekitar,” tutur Pak Ambo.
Ambo selalu mengingatkan warga yang hendak memberi makan agar memperlakukan buaya itu dengan halus.
Sehingga, buaya itu tak melukai warga.
“Jangan kasar. Jangan dimain-mainin. Jadi, kadang nelayan habis melaut beri makan ikan. Dia (buaya) menghampiri perahu nelayan diberi makan ikan sama nelayan,” kata Pak Ambo.
Dua tahun bekerja di Samarinda, Ambo memutuskan pulang ke Bontang mengurus buaya itu.
Sejak merawat buaya itu 23 tahun silam, Ambo tak pernah diserang atau dilukai.
“Takut sih ada. Tapi saya anggap sebagai anak sendiri. Sayang banget karena dari kecil ku pelihara. Sering saya elus-elus. Ku mandikan, ku gosok bagian belakangnya,” jelas Ambo.
Memiliki ikatan batin
Kini, Ambo mengaku memiliki ikatan batin dengan buaya itu.
Buaya itu juga terlihat sangat jinak di hadapannya.
Ambo mengaku tak tahu kenapa bisa begitu dekat dengan buaya itu.
“Saya juga binggung kenapa kami begitu dekat. Tapi menurut kami orang Sulawesi, pasti ada hubungan keluarga kami dengan buaya. Kenapa dia jadi jinak begini. Dia kalau jalan kemana-mana dipanggil, pasti kembali,” kata Pak Ambo.
Kini, banyak warga setempat yang mengunjungi rumah Ambo untuk melihat buaya sepanjang empat meter itu.
Ambo berpesan agar warga yang datang membawa makanan untuk buaya bernama Riska itu.
“Harapan saya kalau ada yang datang, tolong bawakan dia makanan. Kalau saya perhatikan, buaya-buaya itu susah cari makan ikan,” jelas dia.