Punya Anak Laki-laki, Apakah Akan Ikut Jejak Ayahnya Jadi Pemain Bola? Ini Kata Irfan Bachdim

"Dia sebenarnya bisa, hanya saya tidak mau memaksa. Pernah saya ajak bermain di taman belakang rumah, tetapi malah tidak mau," imbuhnya.

Pemain yang pernah bermain di Liga Belanda, Thailand, dan Jepang itu tak menutup kemungkinan berharap putranya mau meneruskan langkahnya menjadi pesepak bola.

"Apa pun pilihannya saya hanya mendukung di belakangnya. Inginnya dia bisa main untuk timnas Indonesia, tetapi kalau tidak mau, ya sudah saya tidak paksa," ujar Irfan.

Apabila beberapa tahun nanti putranya menginginkan hal tersebut, Irfan berencana membawa Kenji belajar di akademi sepak bola di Belanda atau Jerman.

• Xiaomi Redmi Note 9 Pro Dijual Mulai Hari Ini, Harga Rp3,49 Juta, Redmi Note 9 Dijual Rabu Besok

• Dokter dan Kedua Orangtuanya Meninggal karena Corona, Pesan Menyentuhnya Sebelum Meninggal Viral

Alasan Pilih Indonesia

Tidak mudah bagi Irfan Bachdim untuk memutuskan menjadi warga negara Indonesia (WNI) pada usia 18 tahun.

Meskipun sejak kecil berada di Belanda, Irfan Bachdim akhirnya memutuskan untuk menjadi WNI.

Irfan Bachdim lahir di salah satu kota di Belanda, yakni Amsterdam, pada 11 Agustus 1988.

Dari kecil, cita-citanya memang ingin menjadi pesepak bola profesional.

Sejak umur sembilan tahun, Irfan Bachdim sudah bergabung dengan akademi sepak bola di Belanda, yakni SV Argon pada 1997.

Pemain yang saat ini berusia 31 tahun itu juga berpindah-pindah akademi sepak bola di Belanda seperti Ajax Amsterdam, dan FC Ultrecht.

Dalam meniti kariernya di akademi, Irfan Bachdim merasa bahwa ia tidak ingin menjadi warga negara Belanda.

Penampilannya yang cemerlang ketika di akademi rupanya dilirik oleh tim pelatih timnas U-23 Indonesia.

Usia Irfan Bachdim saat itu baru menginjak 16 tahun, tetapi sudah membela timnas U-23 Indonesia.

Irfan Bachdim merasa ia sangat diterima dengan baik di Indonesia.