Kenapa Banyak Masyarakat Tak Percaya Adanya Virus Corona, Psikolog Sosial UI Bongkar Alasannya
Penambahan jumlah kasus positif di Indonesia bahkan masih berada di angka yang cukup tinggi.
Virus tidak terlihat seperti hal gaib atau mitos
Bagus juga menjelaskan jika mereka yang cenderung tidak percaya karena mereka tidak bisa melihat sesuatu tersebut secara nyata atau riil.
Padahal menurutnya, virus corona adalah suatu penyakit yang penularannya tidak terlihat.
"Bagaimana virus corona ini menginfeksi dan memengaruhi, tidak bisa dilihat langsung," kata Bagus.
Bahkan, dalam riset, peneliti menggunakan metode tertentu untuk menyimpulkan dan menjelaskan virus memengaruhi gejala tertentu pada tubuh.
Hal itu dibutuhkan pemahaman yang luas dan keahlian khusus, namun ada orang yang percaya dan tidak percaya.
"Tergantung pada seberapa kuat informasi tentang virus corona ini menggugah emosi orang," jelas dia.
Bagus mengungkapkan orang cenderung tidak percaya pada hal-hal yang tidak terlihat.
Namun, kalau itu terkait dengan emosi, maka kemungkinan orang akan percaya.
• Respons Istana Terkait Tuntutan 1 Tahun Kasus Novel Baswedan: Biarkan Proses Berjalan
• Khawatir Tertular Virus Corona, Sejumlah Pasar di Beijing Hentikan Penjualan Salmon
• LINK Pendaftaran IPDN 2020, Simak Syarat, Alur dan Jadwal Seleksi di dikdin.bkn.go.id
"Jadi virus (corona) itu seperti mengalami hal-hal gaib. Kita kan, punya pengalaman dalam sejarah peradaban manusia, yakni terkait tentang mitos," ungkap Bagus.
Menurut pendapat Bagus, mitos dipercayai bukan karena faktanya, melainkan dipercaya karena menggugah emosi orang.
Apabila mitos yang tersebar tidak menggugah emosi seseorang, maka orang tidak akan percaya.
Sebaliknya, jika dianggap relevan dan menggugah emosi, orang dapat saja mempercayainya.
" Virus corona juga begitu, karena tidak terlihat. Karena virus sesuatu yang tidak terlihat, maka orang tidak mudah percaya," jelas Bagus.
Menghindari rasa cemas