Novel Baswedan Ungkap Kalimat 'Saya Yakin Pelaku Sebenarnya Gemetaran', Apa Maksudnya?
Novel Baswedan mengungkapkan, persidangan kasusnya banyak kejanggalan terutama ketika dua terdakwa hanya dituntut 1 tahun penjara.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan sebut pelaku penyerangan air keras terhadap dirinya kini gemetaran.
Penyataan itu diungkapkan Novel Baswedan kepada Tribun Network saat diwawancarai secara khusus di Gedung KPK, kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (19/6/2020).
Seperti diketahui, kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan kembali ramai diperbincangkan publik.
Ini setelah tim jaksa penuntut umum (JPU) mengajukan tuntutan 1 tahun penjara terhadap terdakwa Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis.
Tim jaksa penuntut umum terdiri dari Ahmad Patoni, Satria Irawan, dan jaksa Fedrik Adhar.
Kedua pelaku, yakni Rahmat Kadir Mahulette dan Ronny Bugis, merupakan anggota Polri yang menjadi terdakwa kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Tuntutan 1 tahun penjara itu terhadap kedua pelaku memicu telah kegemparan publik.
Publik beranggapan tuntutan tersebut terlalu ringan untuk ukuran perbuatan jahat yang mereka lakukan.
"Meski sejak awal persidangan kasus itu banyak kejanggalan, saya tetap saja terkejut ketika dua terdakwa hanya dituntut 1 tahun penjara.
Saya tidak mengerti mengapa sampai segitunya. Apakah memang JPU tidak yakin mereka pelakunya? Atau memang seperti apa, saya tidak mengerti," ujar Novel.
Bagaimana Novel Baswedan melihat proses hukum kasus penyerangan terhadap dirinya, berikut petikan wawancara eksklusif tim Tribunnews Network dengan mantan anggota Polri tersebut di Gedung KPK, kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (19/6/2020).
Anda adalah mantan polisi dan seorang penyidik, pasti punya pengetahuan dan intuisi mengenai orang yang sebenarnya terlibat dalam kasus penyerangan terhadap Anda. Apa yang Anda bayangkan mengenai orang-orang itu saat ini?
Saya yakin sekarang mereka gemetaran.
Karena apa? Mereka tahu saya tidak takut. Saya tidak pernah merasa menyesal berbuat kebaikan sehingga kemudian diserang orang.
Selain itu saya tidak pernah merasa susah terkait keadaan ini. Saya yakin saat ini gemeteran pelakunya, ketakutan.
Orang tidak ada yang kuat menutupi perbuatan jahat. Hal terpenting, jangan beranggapan orang berbuat jahat itu hebat, bahkan dikasih gelar.
