Fenomana Alam, Gempa Guncang Pacitan Sehari Setelah Gunung Merapi Meletus
Sehari setelah Gunung Merapi meletus, gempa kekutan 5,1 SR guncang Pacitan. Dampak gempa dirasakan hingga Magelang Jawa Tengah
TRIBUNBATAM.id, YOGYAKARTA - Fenomena alam terbaru yakni Gempa di gempa kekuatan 5,1 SR mengguncang Pacitan, Jawa Timur.
Terjadinya gempa di Pacitan ini sehari setelah Gunung Merapi meletus.
Gempa di Pacitan dirasakan hingga ke Borobudur Kabupaten Magelang.
Sehari sebelumnya sejumlah wilayah di Magelan dilanda hujan abu akibat Gunung Merapi meletus.
Tim Badan Meteorlogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta terus memantau pergerakan serta dampak gempa di Pacitan Jawa Timur, Senin (22/6/2020) dini hari tadi.
Kepala Stasiun Geofisika I BMKG Yogyakarta Agus Riyanto mengatakan, dalam gempa di Selatan Kota Pacitan kali ini termasuk tergolong kegempaan menengah.
Sehingga dampak getaran gelombang yang menjalar meluas ke wilayah di sekitar Pacitan.
"Beruntungnya pergerakan subduksi atau aktivitas tektonik dari sumber gempanya itu turun atau ke bawah. Sehingga tidak menimbulkan Tsunami," Katanya saat dikonfirmasi Tribunjogja.com, Senin (22/6/2020)
Namun, dari pantauan terakhir BMKG Yogyakarta menyebut, kekuatan gempa naik menjadi 5.1 magnitudo. Hal itu membuat getaran akibat gempa terasa hingga kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang.
"Kekuatannya naik menjadi 5.1. Data terbaru getaran sampai ke kawasan Borobudur. Namun di sana termasuk di skala tiga. Artinya getaran gempa terasa lebih cepat dirasakan," tegasnya.
Ie mengatakan, semakin besar tingkat kedalaman gempa, semakin luas cangkupan wilayah yang terdampak.
"Makanya kami update lagi tenyata sampai ke Borobudur. Dan kedalaman menjadi 5.1," pungkasnya.
Warga berhamburan
Sementara itu, gempa pada Senin dini hari tersebut dirasakan kuat di wilayah Yogyakarta.
Warga bergamburan keluar rumah begitu merasakan goncangan gempa cukup kuat.
Seperti yang di Srimartani, Piyungan.
Warga berhamburan keluar rumah dan sempat membunyikan kentongan.
Menurut seorang warga, gempa itu mengingatkan mereka pada peristiwa gempa mematikan pada 2006 silam yang berpusat di Bantul.
Sementara itu dari pengamatan di sekitar Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta, gempa dirasakan cukup kuat.
"Iya gempa cukup kuat, sampai kaget," kata Lia, warga Kecamatan Pakualaman sebagaimana dilansir kompas.com
Tak hanya Yogyakarta, warga di wilayah Kabupaten Gunungkidul juga merasakan gempa tersebut.
"Kami sampai keluar rumah, di sini cukup kuat," ucap Deta, warga Kapanewon Playen, Gunungkidul melalui pesan singkat.
Warga Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, Surisdiyanto juga menyampaikan hal serupa.
"Warga di sini geger, saya saja lari," ucap Suris.
Terpantau di stasiun pengamatan Merapi
Gempa yang berpusat di Pacitan itu juga terdeteksi di stasiun pengamatan Gunung Merapi.
Dalam unggahan BPPTKG Yogyakarta, gempa terdeteksi di Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan dan Kaliurang.
Gunung Merapi meletus
Gunung Merapi meletus Minggu (21/6/2020) sekitar pukul 09.13 WIB.
Akibat Gunung Merapi meletus, hujan abu melanda sejumlah wilayah di Magelang.
Momen Gunung Merapi meletus terpantau kamera CCTV yang diunggah di akun VolcanoYT.
Belum diketahui berapa ketinggian kolom asap hasil letusan erupsi merapi pada Minggu ini.
Teramati tinggi kolom erupsi ± 6.000 meter dari puncak. Arah angin saat erupsi ke barat.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 9.27 WIB dengan amplitudo 75 mm dan durasi 100 detik. Tinggi kolom erupsi tidak teramati.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Jarak bahaya dalam radius 3 km dari puncak.
Gunung Merapi Meletus Akibatkan Hujan Abu
Hujan abu turun setidaknya di delapan desa di Kecamatan Srumbung dan Dukun.
Delapan desa yang terkena hujan abu yakni Desa Kaliurang, Kemiren, Srumbung, Banyuadem, Kalibening, Ngargosoko di Kecamatan Srumbung. Kemudian, Desa Ngargomulyo dan Keningar di Kecamatan Dukun.
Hujan abu yang cukup deras di tiga desa di Srumbung yakni Kemiren, Srumbung dan Banyuadem.
"Sebara hujan abu yakni di Desa Kaliurang, Kemiren, Srumbung, Banyuadem, Kalibening, Ngargosoko di Kecamatan Srumbung dan Desa Ngargomulyo dan Keningar di Kecamatan Dukun," kata Edy.
Berdasarkan pantauan pukul 10.37, hujan abu juga terjadi di wilayah Kecamatan Mungkid, tepatnya di Sawitan.

Sebaran hujan abu pun bisa berubah atau bertambah mengingat arah angin saat erupsi ke arah barat.
Sebaran hujan abu
Sebaran hujan abu dari erupsi Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Magelang, Minggu (21/6/2020), meluas.
Hujan abu turun di delapan kecamatan meliputi Srumbung, Dukun, Sawangan, Salam, Muntilan, Ngluwar, Mungkid dan Borobudur.
"Sebaran hujan abu vulkanik erupsi Gunung Merapi sampai pukul 11.30 WIB, di Kabupaten Magelang terjadi di delapan wilayah Kecamatan," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, Minggu (21/6/2020).
Wilayah yang terdampak hujan abu di Kecamatan Srumbung yaitu Desa Kaliurang, Kemiren, Srumbung, Banyuadem, Kalibening, Ngargosoko, dan Kradenan.
Hujan abu terpantau cukup deras.
Hujan abu ringan di Kecamatan Dukun yaitu Desa Ngargomulyo, Keningar, Sumber, Sengi, Dukun, dan Banyudono.
Di Kecamatan Sawangan yaitu Wonolelo dan Krogowanan. Di Kecamatan Salam yaitu Gulon, Seloboro, Tirto, Sucen, Kadiluwih, Tersan Gede, dan Pucungrejo.

Hujan abu ringan juga di Kecamatan Muntilan yaitu Gunungpring, Sedayu, Adikarto, Tamanagung, dan Muntilan.
Kecamatan Ngluwar yaitu Plosogede, Blongkeng, Jamus Kauman, dan Ngluwar. Kecamatan Mungkid yaitu Kelurahan Mungkid, Desa Pabelan, Bumirejo, dan Deyangan.
Kecamatan Borobudur yaitu Sambeng, Kenalan, Wanurejo, Ngargogondo, Tuksongo, Wringinputih, Bumiharjo, Tanjungsari, Bigaran, dan Karanganyar.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik. Selalu ikuti informasi dari sumber yang terpercaya.
"Kami imbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Selalu ikuti informasi dari sumber yang terpercaya. Informasi aktivitas Gunung Merapi dapat diakses melalui radio komunikasi, telepon, media sosial BPPTKG, dan aplikasi MAGMA Indonesia," tutur Edy.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Fakta-fakta Gempa Pacitan Tadi Malam : Terasa Hingga Yogya dan Borobudur, Warga Berhamburan