KARIMUN TERKINI
Tak Ada Jaminan Kesehatan, Karantina Pertanian Karimun Musnahkan 1 Ton Bawang & Puluhan Kilo Cabai
Pemusnahan dilakukan di Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun secara virtual, Senin (22/6)
TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Kementerian Pertanian melalui Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun kembali melakukan pemusnahan bawang bekas impor dan cabai kering asal Batam yang tidak memiliki jaminan kesehatan, Senin (22/6/2020).
Untuk bawang berjumlah 1,534 ton. Kemudian yang dimusnahkan terdiri dari 650 kilogram bawang putih, 620 kilogram bawang merah dan 273 kilogram bawang bombai.
Sedangkan cabai kering lokal yang dimusnahkan berjumlah 64 kilogram.
Pemusnahan dilakukan di Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun secara virtual dengan berbagai saksi dari Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau, Polres Karimun, Kodim 0317, Pangkalan TNI AL Karimun, KSOP, KPPBC Tipe Madya Pabean B, KSOP dan Kepolisian Kawasan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun.
Komoditas yang dimusnahkan tersebut merupakan hasil penahanan dari petugas Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun di Pelantar Kolong bekerjasama dengan instansi terkait.
• Jelang Pilkada Serentak, KPU Anambas Kembali Aktifkan PPK & Lanjutkan Tahapan Verifikasi Faktual
• Kapok Lakukan Prank Sampah, Begini Kabar Terbaru Youtuber Ferdian Paleka Setelah Bebas Penjara
Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun, Willy Indra Yuan mengatakan kegiatan kali ini merupakan pemusnahan yang kedua. Sebelumnya pihak Karantina Karimun juga melakukan pemusnahan komoditas yang serupa pada bulan April 2020 yang lalu.
"Harapannya ada efek jera bagi pelaku, namun masih ada saja oknum yang mencoba menyelundupkan komoditas pangan strategis ke Karimun. Ini merupakan tindakan tegas kami dalam melaksanakan amanat UU Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan," kata Willy.
Disampaikan Willy, berdasarkan data IQFAST Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjung Balai Karimun, tren tindakan 3P (penahanan, penolakan dan pemusnahan) terjadi penurunan.
Dari Januari - Juni tahun 2020 ini, hanya ada 13 kali penahanan dan 2 kali pemusnahan dan nihil penolakan. Jika dibandingkan pada tahun 2019, ada 62 kali penahanan, 5 kali penolakan dan 2 kali pemusnahan.
"Bawang dan cabe kering sebelumnya telah dilakukan penahanan, namun pemilik tidak mampu melengkapi persyaratan karantina dalam waktu tiga hari sehingga dilakukan pemusnahan," terangnya.
Sementara Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan persyaratan karantina meliputi sertifikat kesehatan dari daerah/negara asal, melalui tempat pemasukan/pengeluaran yang telah ditetapkan dan dilaporkan kepada petugas karantina untuk dilakukan tindakan.
Ali menambahkan sinergisitas dengan instansi terkait juga harus dilakukan mengingat banyaknya pelabuhan rakyat yang belum ditetapkan sebagai pelabuhan resmi.
Adanya perjanjian kerjasama (PKS) Barantan dengan Polri, Bea Cukai, TNI AD dan TNI AL akan semakin mempermudah melaksanakan tugas karantina dalam pengawasan keamanan hayati hewani nabati dan penegakan hukum.
"Penguatan sumber daya manusia (SDM) Barantan di bidang pengawasan dan penindakan juga harus terus diperkuat. Peran PPNS, Intelijen dan Polsus Karantina sangat penting dalam melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perkarantinaan," tutur Jamil.
Menurutnya hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang menegaskan bahwa pintu keluar masuk agar bisa berfungsi lebih maksimal, dalam kondisi aman dan sehat serta sesuai dengan norma-norma penyelenggaraan komoditas yang ada.
Empat Komoditas Meningkat
Jumlah ekspor komoditas pertanian melalui Karantina Pertanian Karimun selama Januari hingga April 2020 menunjukan tren peningkatan.
Badan Karantina Pertanian (Barantan) Republik Indonesia mencatat, tiga komoditas ekspor tertinggi masing-masing adalah bungkil kelapa, madu dan sarang burung walet.
Masing-masing tercatat 1,1 ribu ton dengan nilai Rp14 Miliar untuk bungkil kelapa, 6 ton atau senilai Rp572 juta untuk madu dan 268 kilogram dengan nilai Rp3,7 Miliar.
Selain itu, sagu diketahui menjadi ragam komoditas ekspor baru dari Kabupaten Karimun.
Selain melakukan sinergisitas dengan pemerintah daerah untuk mendorong tumbuhnya ragam komoditas baru, Barantan juga berupaya mensinkronisasi aturan perkarantinaan dengan negara tujuan untuk tiap komoditas pertanian.
Ini bertujuan agar makin banyak protokol ekspor produk pertanian di Indonesia disetujui negara mitra dagang.
"Dalam menjalankan perannya sebagai fasilitator pertanian di Perdagangan international pihaknya melakukan sinergistas dengan seluruh instansi pertanian dan pihak terkait di seluruh Indonesia," Kepala Barantan RI Ali Jamil melalui rilis yang disampaikan Kantor Karantina Pertanian Tanjungbalai Karimun kepada TribunBatam.id, Kamis (21/5/2020).
Ia mengungkapkan, aplikasi peta potensi ekspor besutan Barantan telah disiapkan guna mendorong pembangunan pertanian berbasis kawasan dan kearifan lokal yang berorientasi ekspor.
Informasi yang dapat diakses di seluruh unit pelaksana teknis karantina pertanian ini, berisikan data lalu lintas produk pertanian, baik ekspor, impor dan antar area.
“Tiap pimpinan di unit kerja bertanggungjawab untuk mendorong kinerja ekspor di masing-masing wilayah. Adapun indikatornya selain peningkatan volume dan nilai adalah penambahan negara Tujuan baru dan ragam komoditas. Kita dorong produk baru atau emerging serta produk yang telah diolah, minimal setengah jadi, “ jelas Jamil dari ruang monitoring lalulintas produk pertanian di Jakarta.
• Penuhi Janji, Isdianto Beri 15 Ribu Paket Sembako untuk Warga Tanjungpinang Terdampak Covid-19
• Viral Setelah Ujaran Lelang Keperawanan Rp 2 Miliar, Siapa Sebenarnya Selebgram Sarah Keihl?
Jamil juga menyampaikan pihaknya yang bertugas di border atau batas negeri, khususnya di masa lebaran ini melakukan peningkatan pengawasan.
Khususnya terhadap lalu lintas 11 produk bahan pokok yang dikendalikan seperti beras, jagung, cabai dan lainnya.
Langkah yang diambil adalah layanan karantina pertanian tetap berjalan di masa liburan lebaran. Kemudian menjalankan operasi patuh karantina bersama dengan instansi keamanan dan terkait dan meningkatkan fungsi intelijen.
“Lalu lintas 11 bahan pokok kami kendalikan sesuai rekomendasi direktorat teknis. Sementara untuk keamanan, kesehatan dan kelancarannya kami kawal,” pungkas Jamil.
Permintaan Sagu asal Lingga Anjlok Hingga 50 Persen
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjung Balai Karimun mencatat adanya penurunan permintaan pasar domestik terhadap komoditas sagu asal Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri.
Pada triwulan I tahun 2020, tercatat hanya 1.264 ton dengan nilai barang sebesar Rp7,58 Miliar sejak bulan Januari hingga April 2020.
Sementara pada periode yang sama, tercatat 2.931 ton pengan nilai ekonomi mencapai Rp17,58 Miliar.
Penurunan hingga 50 persen ini bukan disebabkan oleh faktor produksi. Melainkan adanya kendala transportasi akibat pembatasan moda transportasi guna pencegahan penyebaran Covid-19.
Biasanya komoditas asal subsektor tanaman pangan ini dikirim ke Jakarta, Tanjungpinang dan Selat Panjang.
Untuk itu, guna menjaga stabilitas harga ditingkat petani, Karantina Pertanian Tanjung Balai Karimun bersama-sama dengan instansi serta pemangku kepentingan pertanian melakukan sinergisitas untuk mendorong komoditas ini menjadi ragam baru komoditas ekspor asal Tanjung Balai Karimun.
• Susul Heboh Lelang Keperawanan Rp 2 M, Aktor Fico Fachriza Lelang Keperjakaan Rp 3 M atau Gratis
• HP Android Terbaru Mei 2020, Samsung Galaxy M21 dengan Baterai Jumbo 6.000 mAh, Cek Spesifikasinya
"Sejalan dengan Gerakan Tigakali Lipat Ekspor, Gratieks yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), maka sinergisitas untuk mendorong peningkatkan ekspor dengan berbagai pihak,” kata Kepala Karantina Pertanian Karantina Tanjung Balai Karimun, Priyadi, Kamis (21/5/2020).
Menurut Priyadi, sagu merupakan alternatif pengganti beras sebagai bahan pangan pokok seperti halnya beberapa wilayah ditanah air sudah biasa mengonsumsinya.
Kabupaten Lingga merupakan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau dengan Daik sebagai ibu kotanya.
Letak Kabupaten Lingga sangat strategis karena berdekatan dengan Batam dan Bintan serta berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi dan Bangka Belitung. Kabupaten Lingga juga merupakan wilayah kerja Karantina Pertanian Karimun.
"Tanaman sagu ( Metroxylon sagu Rottb. ) termasuk dalam famili palmae dan merupakan tanaman yang menyimpan pati pada batangnya. Luas perkebunan tanaman sagu di Lingga adalah 3.314 ha dengan jumlah produksi mencapai 2.608,4 ton. Dari jumlah ini, kebutuhan sagu di Lingga bisa dikatakan surplus sehingga perlu gebrakan untuk menembus pasar ekspor," jelas Priyadi.
• FOTO-FOTO Kedatangan Ratusan TKI dari Malaysia di Pelabuhan Internasional Batam Center
Apalagi, harga di pasar ekspor khususnya pasar Cina mampu membeli dengan harga sekitar Rp 25.000/kg sementara harga jual skala domestik yang didapat dari petani hanya Rp 6.000/kg.
Saat ini, sagu yang telah diolah setengah jadi menjadi tepung asal Lingga telah dikirim pada bulan Februari 2020 ke Cina sebagai sampel ekspor dan dinyatakan telah memenuhi persyataran teknis sanitari dan fitosanitari negara tersebut.
“Alhamdulilah, semoga setelah pandemi berakhir, pihak otoritas negara Cina dijadwalkan untuk melihat langsung untuk ketelusuran produk. Dan kami siap mengawal,” ujar Priyadi.
Ekspor Bungkil Kelapa Mencoba Bertahan
Pandemi Covid-19 juga mempengaruhi ekspor beberapa komoditi dari Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Bahkan sejumlah komoditi ekspor terhenti. Di antaranya kulit kayu bakau ke Filipina, sarang walet, madu, buah alpukat, cacing nipah dan petai ke Negara Malaysia.
• Penting Diketahui, Tips dari BPOM Bila Beli Makanan Via Online saat Pandemi Covid-19
• Ramalan Zodiak Cinta Besok Jumat 22 Mei 2020, Gemini Jatuh Cinta, Virgo Bertengkar dengan kekasih
Kondisi ini terjadi sejak bupan April 2020n atau sejak Covid-19 mewabah. Terhentinya ekpsor ini terkendala angkutan ke negara tujuan.
"Karena tidak adanya angkutan membuat beberapa komoditas yang tidak bisa kita ekspor," kata Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Tanjungbalai Karimun, Priyadi.
Namun tidak semua komoditi ekspor yang terdampak. Ekspor bungkil kelapa ke negara Malaysia hingga saat ini masih bertahan.
Untuk pengangkutan bungkil kelapa dari Karimun pengusaha menggunakan angkutan sendiri.
"Bungkil kelapa menggunakan angkutan sendiri, sehingga bisa terus berjalan. Ada dua kapa, jadi itu pengiriman bisa langsung port to port," jelas Priyadi
Bahkan untuk ekspor komoditi ini terjadi peningkatan sekitar 20 persen dibandingkan tahun lalu. Dalam sepekan komoditas bungkil kelapa ini dapat diekspor sebanyak tiga kali.
"Bisa hingga 3 kali pengiriman. Untuk kuartal I saja Januari hingga April mencapai 1,6 Ton," kata Priyadi.(TribunBatam.id/Elhadif Putra)