KONDISI LISTRIK KOTA BATAM

Terungkap di Tribun Podcast, Dirut bright PLN Batam Ungkap Alasan Listrik di Batuaji Sering Byarpet

Kebanyakan gangguan arus listrik dari kabel-kabel yang menggantung itu disebabkan oleh vegetasi, atau pohon-pohon yang bersinggungan dengan kabel.

TribunBatam.id/Hening Sekar Utami
Direktur Utama bright PLN Batam, Budi Pangestu, dalam acara Tribun Podcast, Selasa (23/6/2020). 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Direktur Utama bright PLN Batam, Budi Pangestu menjawab pertanyaan seorang warga Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepri.

Dalam Tribun Podcast, warga itu menanyakan tentang kondisi listrik yang sering padam di kawasan wilayah Batuaji.

Warga itu mengeluhkan listrik di wilayah Batuaji relatif lebih sering mengalami kendala dibandingkan dengan kawasan Batam Centre.

Budi Pangestu segera menjawab, hal ini dipengaruhi oleh tata letak kabel-kabel pengalir arus listrik yang dipasang dengan cara berbeda antara kawasan Batam Centre dan Batuaji.

"Kalau di Batam Centre kan kabel-kabel listriknya sebagian besar sudah ditanam di dalam tanah, sehingga relatif tidak banyak kendala yang mengganggu aliran listrik," terang Budi, Selasa (23/6/2020).

Sementara itu, di kawasan Batuaji, kabel-kabel listrik kebanyakan masih dipasang menggantung pada tiang-tiang listrik.

Ini berakibat pada kendala gangguan listrik oleh berbagai faktor kerap terjadi.

"Kebanyakan gangguan arus listrik dari kabel-kabel yang menggantung itu disebabkan oleh vegetasi, atau pohon-pohon yang bersinggungan dengan kabel," ujar Budi.

Tegaskan Tak Ada Kenaikan Tarif Listrik

Direktur Utama Bright PLN Batam, Budi Pangestu hadir dalam Tribun Podcast di kantor Tribun Batam, Selasa (23/6/2020).

Belum satu bulan menjabat sebagai Dirut bright PLN Batam, Budi sudah dihadapkan oleh persoalan keluhan warga akan tagihan listrik sebagian warga Kota Batam yang dianggap naik secara tidak wajar.

Dalam kesempatan itu, Budi Pangestu memaparkan sejumlah alasan mengapa tagihan listrik warga Kota Batam sempat naik, dan menurutnya, kenaikan tarif listrik secara disengaja bukanlah salah satu alasannya.

"Banyak yang mengeluh, tagihan listrik bengkak, ada apa? Padahal PLN Batam tidak pernah menaikkan tarif listrik," ujar Budi.

Polisi Ancam Sikat Penambang Pasir Ilegal di Bintan, Satgas Bencana Alam Lakukan Pendataan

Orang Tua Calon Siswa Datangi SMPN 5 Bintan, Takut Data Anaknya Tak Masuk Sistem PPDB Online

Sebelumnya, General Manager Unit Business Services(GM UBS) Bright PLN Batam, Fransis Al Zauhari, pada Rabu (3/6) juga telah mengklarifikasi bahwa PLN Batam tidak pernah menaikkan tarif listrik sejak tahun 2017.

Klarifikasi ini dibuat tatkala banyak pelanggan yang mengeluhkan tagihan listrik naik berkali lipat pada awal Juni lalu.

Ketika itu, manajemen bright PLN Batam menegaskan tarif dasar listrik seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan pada masa pandemi Covid-19.

Hal tersebut menanggapi adanya keluhan sejumlah pelanggan yang mengaku pembayaran listriknya lebih mahal dibandingkan biasanya.

General Manager Unit Business Services (GM UBS) bright PLN Batam, Fransis Al Zauhari mengatakan, melonjaknya tagihan listrik yang dialami sejumlah pelanggan selama masa pandemi Covid-19 disebabkan beberapa hal.

Selain itu, tidak adanya pengecekan meteran pemakaian listrik ke rumah-rumah oleh petugas bright PLN Batam akibat Covid-19 beberapa bulan sebelumnya.

Penyebab lainnya, ada perubahan perilaku pelanggan yang lebih banyak di rumah selama masa Pandemi ditambah umat muslim menjalankan Ramadan serta hari raya Idulfitri mayoritas di rumah saja, serta tidak melaksanakan tradisi pulang kampung.

"Sekali lagi saya sampaikan tidak ada kenaikan tarif listrik di masa pandemi ini, bahkan sejak tahun 2017 tidak ada kenaikan," ujar General Manager Unit Business Services (GM UBS) bright PLN Batam, Fransis Al Zauhari, Rabu, (3/6/2020).

Fransis menambahkan bright PLN Batam tidak bisa menaikkan tarif listrik semena-mena, apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

"Tidak semata-mata PLN Batam bisa menaikkan tarif listrik semena-mena setiap saat, apalagi saat kondisi seperti ini, sangat tidak relevan," ucap Fransis.

Untuk membantu memutus rantai penyebaran Covid-19 bright PLN Batam tidak melakukan pembacaan stand kWh meter pelanggan pada akhir bulan Maret dan akhir bulan April 2020.

Sebagai gantinya, pelanggan menyampaikan foto stand kWh meter secara mandiri ke PLN Batam.

Apabila pelanggan tidak menyampaikan stand pembacaan kWh secara mandiri maka bright PLN Batam akan menghitung berdasarkan pemakaian rata – rata tiga bulan sebelumnya, dimana saat itu kondisi masih normal (sebelum ada pandemi).

Berdasarkan data dari Manbill (manajemen billing) bright PLN Batam, rata – rata pemakaian listrik pelanggan yang tidak mengirimkan foto stand kWh meter pada bulan Maret dan April adalah data pemakaian listrik sebelum kondisi Covid-19 merebak.

Hal ini menyebabkan pemakaian listrik pada saat itu kemungkinan masih rendah. Sesuai saran dari Ombudsman dan Komisi 3 DPRD Kepri, pada tanggal 27 sampai dengan 31 Mei 2020 kembali dilakukan pembacaan secara manual ke rumah-rumah pelanggan oleh petugas bright PLN Batam.

Setelah dilakukan pengecekan secara langsung oleh petugas catat meter, pemakain listrik pelanggan yang tidak mengirimkan foto stand kWh meter pada bulan Maret dan April tersebut tidak sesuai dengan realisasi sesungguhnya.

Pelanggan dapat membandingkan angka stand meter yang ada pada info rekening listrik (https://www.plnbatam.com/info-tagihan/) dengan angka stand meter saat ini di rumah pelanggan.

Apabila angka stand meter yang ada di rumah pelanggan lebih besar dari angka di info rekening listrik, maka tagihan listrik tersebut dapat diyakini sudah benar.

Namun bila angka pada stand kWh meter di rumah saat ini masih lebih kecil dari angka pemakaian di info rekening listrik, maka dapat dilakukan dikoreksi sesuai angka stand kWh meter saat ini.(TribunBatam.id/Hening Sekar Utami)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved