BATAM TERKINI
Ramai di Medsos Bahas Hujan Buatan di Batam, Apa Bedanya dengan Hujan Alami? Simak Penjelasan BMKG
Apa sebenarnya hujan buatan yang belakangan jadi perbincangan hangat itu? Apa bedanya dengan hujan yang turun secara alami?
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Beberapa hari terakhir ini, Batam dilanda hujan yang turun selama seharian. Berdasarkan penjelasan pihak BMKG Batam, saat ini di Batam sedang dilakukan proyek hujan buatan untuk mengisi waduk-waduk sumber air yang menyusut.
Di waktu bersamaan proyek berlangsung, sejumlah wilayah Singapura justru dilanda banjir yang cukup parah. Tak ayal kondisi ini menjadi perbincangan warga Batam lewat media sosial.
Lantas apa sebenarnya hujan buatan yang belakangan jadi perbincangan hangat itu? Apa bedanya dengan hujan yang turun secara alami?
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun angkat bicara soal hujan buatan ini.
Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas l Hang Nadim Batam Suratman menjelaskan, hujan dibuat dengan proses fisika.
Hujan buatan ini dibuat oleh manusia dengan teknik menambahkan curah hujan.
Cara membuat hujan ini adalah dengan penyemaian awan atau yang dikenal dengan cloud seeding.
Cloud seeding ini membuat awan menggumpal dan di semai sehingga akan memberikan efek berupa turun hujan.
"Misalnya, di atas langit permukaan Dam Duriankang ada gumpalan awan rendah. Nah, pada kondisi ini disuntikan suatu zat. Sehingga, awan itu turun menjadi cairan air yang disebut hujan. Dan kondisi ini pun, efektif hanya satu jam saja. Nah untuk awan yang tinggi dipakai cairan garam. Jadi hujan buatan bukan seluruh Batam ini hujannya. Tapi ada titik tertentu saja yang awannya lebih banyak," jelas Suratman.
Ia meminta agar masyarakat tidak terkecoh dengan isu hujan buatan. Sebab kata Suratman, efek hujan ini pasti ada banjir.
• Perpustakaan BP Batam Masih Ditutup, Pemustaka Kesulitan Cari Referensi Buku
• New Normal, Begini Aturan-aturan Baru Nonton di Bioskop Indonesia
Jangan sampai ada judul hujan buatan lalu ada banjir, yang disalahkan adalah orang mengundang hujan buatan.
"Jadi tidak seperti itu. Ada awan baru dipancing. Juga tidak ada hubungannya dengan pawang hujan. Karena hujan buatan adalah ilmiah secara fisika. Jadi masyarakat tahu juga. Jangan nanti banjir, lalu disalahkan yang undang hujan buatan. Bukan begitu konsepnya," ujarnya.
Ia mengatakan, Juni ini memang curah hujan cukup tinggi di Kepri. Sebab kata dia, penyebabnya ada pergeseran cuaca.
Puncak hujan sedianya adalah Mei lalu. "Tapi bergeser ke Juni ini. Hari ini (Selasa) arah angin dominan dari Selatan dan Barat daya ke Utara. Kecepatan angin antara 5-30 km/jam.Temperatur 23-30 derajat, masih kondusif bagi dunia penerbangan," terangnya.
Daerah Rawan Banjir di Kota Batam
Normalisasi drainase di tepi jalan menuju Perumahan Kodim, Kelurahan Buliang, Kecamatan Batuaji dilakukan sebanyak tiga hingga empat kali dalam satu tahun.
Normalisasi dilakukan aparatur Kecamatan Batuaji bersama Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam.
Camat Batuaji Ridwan, mengatakan saat ini daerah resapan air di samping Perumahan Pemda Satu dan Perumahan Kodim menjadi prioritas normalisasi.
"Memang selama ini, jalan menuju perumahan Kodim selalu menjadi langganan banjir. Namun setelah normalisasi, banjir hanya saat hujan deras. Itupun hanya sebentar. Setelah hujan reda air langsung surut," ucap Ridwan, Selasa (23/6/2020).
Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, rumput yang tumbuh di tepi saluran air menurutnya juga dibersihkan agar tidak menghambat aliran air, khususnya saat hujan deras.
Dia juga menghimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarang khususnya ke dalam saluran drainase.
"Kalau saluran drainase bersih, Insya Allah banjir tidak terjadi," kata Ridwan.
Saluran air yang menghubungkan Perumahan Pemda satu dengan Perumahan Kodim di Kelurahan Buliang, Kecamatan Batuaji terlalu kecil dan rendah dengan jalan.
Akibatnya, setiap hujan deras, lokasi ini kerap menjadi langganan banjir.
Jembatan yang berada di perbatasan Perumahan Pemda satu tersebut kondisinya sangat rendah.
Hal tersebut membuat air hujan saat turun dengan deras membuat sampah tersangkut dan air tidak lancar.
Perbatasan antara perumahan Pemda dengan Perumahan Kodim Batuaji tersebut ada daerah resapan air yang ukurannya cukup luas.
Jadi setiap kali hujan deras turun air dari Perumahan Pemda dan Aviari mengalir ke lokasi tersebut.
Warga perumahan Pemda, Aryanto mengaku, upaya normalisasi yang dilakukan Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam sudah cukup nyata dirasakannya.
Dia mengatakan, daerah resapan air di samping Perumahan Pemda Satu tersebut, merupakan tempat berkumpulnya air termasuk dari perumahan yang ada di sebelahnya.
"Ya untuk saat ini sudah lumayan, saat hujan turun deras saja terjadi banjir, memang tidak lama, selesai hujan turun, banjir langsung surut. Kalau daerah resapan air ini tidak dinormalisasi, pasti setiap kali hujan turun selalu banjir," kata Aryanto, Selasa (23/6/2020).
Normalisasi Drainase
Selama dua tahun belakangan, warga Perumahan Kodim 0316 dan perumahan Mutiara Indah serta Perumahan Rindang Garden dan Rindang Village tak lagi kena banjir.
Warga mengaku senang, setelah dua tahun belakangan jalan menuju komplek mereka sudah tidak pernah banjir.
Setelah Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, bersama Kecamatan Batuaji terus melakukan normalisasi saluran drainase di jalan masuk perumahan tersebut.
• New Normal, Begini Aturan-aturan Baru Nonton di Bioskop Indonesia
• Simpan Uang Dipegangan Tangga Selama 3 Tahun, Pria Ini Kaget Melihat Hasilnya, Bisa Beli Rumah
Sebelumnya, jalan masuk ke tiga perumahan di Kelurahan Buliang, Kecamatan Batuaji tersebut selalu menjadi langganan Banjir setiap hujan deras turun.
Tidak tangung tanggung ketinggian air di jalan masuk ke perumahan Kodim bisa mencapai sepinggang orang dewasa.
Namun dua tahun belakangan banjir sudah tidak pernah terjadi.
Setelah saluran drainase yang menjadi perbatasan antara perumahan Pemda dengan perumahan Kodim di lakukan normalisasi.
"Kita sangat senanglah, dua tahun injlah tidak pernah lagi ada banjir.
"Hujan selebat apapun tidak ada banjir. Air hujannya langsung mengalir. Paling ada genangan aja. Itupun tidak lama, hujan reda air langsung surut,"kata Rita, Warga Perumahan Rindang Garden, Sabtu (11/1/2020).
Rita, mengatakan sebelumnya setiap hujan deras turun, mereka selalu terkena banjir.
"Dulu tiga tahun lalu, kalau hujan deras turun. Kita selalu khawatir keluar komplek takut nggak bisa pulang. Kalau kita di dalam kompleks yang jelas tidak bisa keluar,"kata Rita.
Sondang, warga lainnya juga mengatakan sebelum dilakukan normalisasi mereka selalu menjadi korban.
"Sudah banyaklah barang barang di rumah yang menjadi korban banjir. Mulai kaki sofa, dan juga barang lainnya," kata Sondang.
Namun dua tahun belakangan mereka susah tidak pernah kena banjir.
"Jalan masuk kamipun. Sudah tidak pernah banjir, apalagi sampai ke kompleks," kata Sondang.
Dia juga mengucap terimakasih atas normalisasi yang dilakukan oleh Dinas Bina Marga dan juga pihak Kecamatan Batuaji.
Kantor Lurah Tembesi Kebanjiran
Lurah Tembesi menungu arahan dari kecamatan dan Pemerintah Kota Batam terkait kantor lurah yang kebanjiran.
Sejumlah fasilitas kantor diketahui rusak terendam banjir.
"Kejadian ini sudah kita laporkan ke Kecamatan, dan juga pemerintah Kota Batam. Kita tunggulah seperti apa nantinya," kata Harfi'e, Senin (22/6/2020).
Dia mengatakan seluruh perlangkapan kantor yang ada di Kelurahan Tembesi rusak terendam banjir.
Pihak kecamatan sudah datang ke lokasi serta mengecek kondisi fasilitas di dalam kantor.

"Kami sudah ajukan pindah kantor sementara, apakah di ruko atau di kantor KUA yang ada di samping kantor Polsek Sagulung. Tapi ini masih menunggu keputusan pimpinan," ucapnya.
Mengenai hal tersebut, Sekretaris Camat Sagulung Haviz, mengatakan pihaknya masih melakukan pengecekan kondisi fasilitas di kantor Lurah Tembesi.
"Ini mau lihat kondisinya dulu. Selanjutnya akan kami laporkan ke pimpinan. Nantinya pimpinan yang memutuskan," kata Haviz.
Air Selutut Orang Dewasa
Hujan yang datang mengguyur Batam tiga hari belakagan membuat lokasi kantor Lurah Tembesi yang ada di pinggir jalan R.Suprpato tepatnya di samping kompi bantuan 136 Batam mengalami banjir.
Banjir di kantor lurah Tembesi terjadi pada Minggu (21/6/2020) diduga berasal dari derasnya kiriman air hujan yang datang dari perumahan Bukit Permata dan juga perumahan Tembesi Centre.
Kursi dan meja serta berkas lainnya di Kantor Kelurahan Tembesi,Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri terendam banjir.
Lurah Tembesi Harfi'e, mengatakan air yang masuk ke kantor lurah hampir selutut orang dewasa.
Hal tersebut membuat perlengkapan yang ada di kantor Kelurahan terendam banjir. "Ini sofa, meja dan lemari di ruangan saya rusak," kata Harfi'e.
Dia juga mengatakan pihaknya sudah melaporkan hal tersebut ke pihak kecamatan.
"Sudah kami laporkan, tinggal menunggu dari kecamatan," ucapnya.(TribunBatam.id/Leo Halawa/Ian Sitanggang)