Salahkan Generasi Muda Soal Kasus Covid-19 Melonjak, Gubernur Florida: Tak Bisa Kontrol Mereka
Lonjakan kasus virus Corona atau Covid-19 terjadi di negara bagian Amerika Serikat, Florida. Sang gubernur menyalahkan para generasi muda terkait ini.
TRIBUNBATAM.id, TALLAHASSEE - Lonjakan kasus virus Corona atau Covid-19 terjadi di negara bagian Amerika Serikat, Florida.
Menanggapi hal ini, Gubernur Florida Ron DeSantis memberikan pernyataan mengejutkan.
Ia menyalahkan anak-anak muda atas lonjakan kasus positif Covid-19 pada beberapa waktu belakang.
"Jika Anda melihat, kelompok usia 25 sampai 34 tahun saat ini merupakan kelompok tertinggi yang positif [terinfeksi virus Corona]," ujar dia seperti dilansir dari New York Post, Senin (29/6/2020).
DeSantis menambahkan anak-anak muda ini masih saja ngeyel dan terus mengelar pesta. "Anda tidak bisa mengontrol mereka, karena mereka adalah anak muda," sambungnya.
Dia juga mengatakan anak-anak muda ini akan terus melakukan apa yang ingin mereka lakukan.
• Tak Terima Tindakan Amerika Ikut Campur Soal Hong Kong, China Berlakukan Larangan Visa Bagi Warga AS
Data pergerakan telepon seluler mendukung pernyataan DeSantis. Menurut data tersebut, anak-anak muda Florida mulai lebih sering meninggalkan rumah sejak 4 Mei.
Di samping itu DeSantis juga menyalahkan anak-anak muda ini karena juga "tidak mengindahkan" protokol kesehatan selama pandemi. Dia menyebutnya sebagai "ketidakpatuhan yang meluas".
"Mereka membuat orang-orang berkerumun dan ini adalah suatu kondisi yang coba kita hindari," sambungnya.
Gubernur Florida 41 tahun itu juga mengatakan, jangan sampai mengabaikan risiko dengan sengaja berperilaku yang dapat menyebabkan masalah.
Bahkan dengan jumlah 8.500 kasus positif baru dengan 29 kematian pada Minggu (28/6/2020), DeSantis menegaskan anak-anak muda tidak mengambil serius pandemi ini.
Seorang dokter perawatan intensif Jason Foland yang muncul di sampingnya berkata, banyak yang mendapatkan gejala yang lebih rendah. Sehingga anak-anak muda ini cukup cuek dengan yang dirasakannya dan tetap ke luar rumah.
Jason menambahkan itulah mengapa penyebaran virus ini begitu luas. "Jika Anda sakit dengan cepat dan dengan ketegangan yang agresif, Anda harusnya tidak ke luar sehingga tidak menyebarkannya," sambungnya.
Meski DeSantis mengklaim tidak bisa mengontrol anak-anak muda, setiaknya DeSantis meminta kelompok ini untuk mempertimbangkan kelompok masyarakat yang "lebih rentan".
"Sebaliknya, manula di Negara Bagian Florida sangat, sangat disiplin," imbuhnya.
"Saya tahu [pandemi] ini masih berlangsung sekarang. Kita sekarang memasuki bulan ketiga dan hal itu bisa melelahkan. Kami hanya meminta Anda untuk tetap disiplin," tambah DeSantis.
Secara total, kini Florida memiliki 141.000 kasus positif Covid-19 dengan angka kematian 3.400 jiwa.
Kawal Kampanye Trump, Dua Pengawal Presiden Amerika Serikat Terinfeksi Covid-19
Pasukan Pengaman Presiden ( Paspampres) atau pengawal Presiden Donald Trump dinyatakan tertular Covid-19.
Dua orang pengawal Trump itu terinfeksi virus Corona usai mengawal kampanye Presiden Amerika Serikat.
Trump diketahuo pergi berkampanye ke Tulsa, Oklahoma, Minggu (21/6/2020) lalu.
Akibatnya, lusinan personel Paspampres Amerika Serikat ( AS) lainnya harus melakukan isolasi sendiri.
Sebelumnya Trump telah dikritik lantaran ngotot mengadakan kampanye pemilu, di kota yang jumlah kasus virus Coronanya sedang meningkat.
Bahkan sebelum kampanye dimulai, enam orang di tim kampanye Trump juga tertular penyakit itu lalu bertambah dua orang lagi.
Dilansir dari BBC Kamis (25/6/2020), Paspampres tidak mengungkap berapa total anggotanya yang terinfeksi atau diisolasi.
The Washington Post melaporkan, keenam anggota tim kampanye Trump yang positif corona sebelum kampanye, dua di antaranya adalah Paspampres.
Mereka berdua datang ke briefing pada Jumat (19/6/2020) bersama puluhan anggota Paspampres lainnya.
Meski begitu, mereka tetap menjalankan tugas masing-masing setelah hasil tes sudah keluar dan hasilnya positif.
Demikian laporan The Washington Post berdasarkan keterangan sumber-sumber di acara tersebut.
Seorang pejabat penegak hukum mengatakan kepada CNN, bahwa anggota Paspampres yang dikarantina hanya sedikit, berjumlah belasan.
Juru bicara Paspampres Catherine Milhoan mengatakan, mereka tetap "siap siaga memenuhi semua tugas yang diberikan."
"Setiap implikasi bahwa kami dalam beberapa hal tidak siap atau tidak mampu menjalankan tugas, itu tidak benar," tambahnya dikutip dari BBC.
CNN juga mengutip surel internal yang menuliskan, Paspampres yang terlibat dalam perjalanan presiden sekarang harus diuji 24-48 jam sebelum penugasan.
Saat menghadiri kampanye Trump di Tulsa, orang-orang tidak diwajibkan memakai masker atau menerapkan social distancing, tetapi mereka harus menjalani pemeriksaan suhu.
Mereka juga harus menandatangani surat yang menyatakan tidak akan menuntut kampanye Trump jika tertular Covid-19.
Menurut departemen pemadam kebakaran Tulsa, sekitar 6.200 orang datang ke kampanye tersebut.
Namun panitia kampanye Trump membantahnya, dengan mengklaim jumlah peserta dua kali lebih banyak di dalam.
Sampai sekarang belum diketahui apakah kampanye itu akan berdampak pada tingkat infeksi di Tulsa.
Namun pada Rabu (24/6/2020) para pihak berwenang melaporkan 259 kasus baru di kota itu.
Sementara itu New York, New Jersey, dan Connecticut telah meminta orang-orang yang bepergian dari negara-negara bagian yang mengalami lonjakan kasus, untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Negara-negara bagian yang dimaksud antara lain Alabama, Arkansas, Arizona, Florida, North Carolina, South Carolina, Texas, dan Utah, urai Gubernur New York Andrew Cuomo dikutip dari BBC.
Universitas Washington memperkirakan jumlah kematian di Negeri "Paman Sam" akan mencapai 180.000 pada Oktober. Tapi jika 95 persen warga AS memakai masker, angka perkiraannya turun ke 146.000.
Sejauh ini AS telah mencatatkan lebih dari 2,3 juta kasus virus Corona dengan jumlah kematian di atas 121.000.
Para pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan, minggu-minggu mendatang akan sangat krusial dalam penanganan wabah virus Corona.
Joe Biden Resmi Maju Capres 2020, Singgung Donald Trump Pemecah Belah Amerika Serikat
Donald Trump akan kembali mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) di pemilu 2020 ini.
Siap menghadapi Donald Trump, Joe Biden secara resmi telah mengamankan posisi untuk ikut maju sebagai calon Presiden Amerika Serikat.
Ia akan maju sebagai perwakilan dari Partai Demokrat.
Dengan demikian, eks Wakil Presiden AS di masa kepemimpinan Barack Obama itu pada November mendatang bakal menghadapi Donald Trump.
Biden menjadi calon kuat dari Demokrat sejak saingannya, Bernie Sanders, mundur dari persaingan pada April.
Namun Biden harus mengamankan sejumlah delegasi lebih dulu dari pemilihan pekan ini di tujuh negara bagian dan Distrik Columbia.
Hasil pemilihan pada Jumat malam (5/6/2020) waktu setempat mengukuhkannya sebagai capres AS 2020 dari Demokrat.
Dalam pernyataannya hari itu Biden berkata, "Adalah suatu kehormatan untuk bersaing bersama salah satu kelompok paling bagus yang pernah dimiliki Partai Demokrat, dan saya bangga mengatakan bahwa kita akan mengikuti pemilu ini sebagai sebuah partai yang bersatu."
Terkait pengumuman ini, tidak banyak keriuhan seperti biasanya dalam pengumuman capres, karena AS masih berkutat dengan pandemi virus Corona dan ditambah kerusuhan demo George Floyd.
Biden berujar, "Ini adalah masa yang sulit dalam sejarah Amerika, dan kemarahan Donald Trump, politik yang memecah belah bukanlah jawaban."
"Negara ini butuh kepemimpinan. Kepemimpinan yang menyatukan kita. Kepemimpinan yang bisa mempersatukan kita," lanjutnya dikutip dari Sky News.
Biden menghabiskan 36 tahun di Senat sebelum menjadi wakil presiden Barack Obama.
Ini adalah kesempatan ketiga Biden yang berusia 77 tahun, untuk menjadi presiden. Keberhasilannya dalam merebut nominasi Demokrat didorong oleh dukungan kuat dari pemilih kulit hitam.
Sejak meraih nominasi, Biden membangun kekuatan di kalangan kaum progresif, membentuk gugus tugas bersama kampanye Sanders, untuk menemukan solusi bersama dalam masalah-masalah utama seperti perawatan kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.
Sky News memberitakan, dukungan sayap kiri partainya dapat membantunya mengonsolidasikan basis Demokrat yang masih terpecah sejak primary 2016, dan akhirnya berimbas ke kekalahan Hillary Clinton dari Trump.
Tetapi itu juga dapat menghambat upaya Biden untuk membangun kembali koalisi Obama, yang kerap didefinisikan sebagai kaum minoritas dan generasi muda, serta orang-orang Amerika yang berpendidikan dan beberapa pemilih kelas pekerja.
Sejak pencalonannya, Biden berupaya menjadikan pemilu sebagai "pertempuran untuk jiwa dan bangsa".
Ia juga berjanji memulihkan martabat ke Gedung Putih sambil memperbaiki citra AS di panggung dunia.
Pendekatan semacam itu dinilai menjadi kebalikan dari Trump dibandingkan menawarkan ide-ide politik baru yang radikal.
Biden berjanji, "Saya akan menghabiskan setiap hari antara sekarang dan 3 November untuk berjuang mendapatkan suara orang Amerika di seluruh negara besar ini, sehingga, bersama-sama, kita dapat memenangkan pertempuran untuk jiwa dan bangsa ini, juga memastikan saat kita membangun kembali perekonomian, semua orang ambil bagian."
(*)
• Iran Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump
• Jadi Pusat Wabah Covid-19 di Amerika Serikat, New York Catat Angka Kematian Harian Menurun
• Terapkan Protokol Kesehatan, Serikat Pilot di Amerika Serikat Minta Pemerintah Bayar Kursi Kosong
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Covid-19 Melonjak, Gubernur Florida Salahkan Generasi Muda".