BATAM TERKINI
Konflik dengan 1 Hotel di Batam, Wahyu Ngaku Tak Bisa Tidur, Terbayang Didatangi Polisi Bersenjata
Di tengah perseteruan dia dengan Hotel Hana, Wahyu dilanda rasa kecemasan. Sebab, ia harus memikirkan nasib istrinya dan keluarganya di kampung
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Hatinya masih gelisah disertai rasa cemas. Bukan karena banyak utang atau pun ditinggalkan orang yang ia sayang.
Tetapi, saat ia membayangkan didatangi seorang polisi dengan pakaian lengkap dan senjata laras panjang, muncul rasa gelisah disertai ketakutan.
Sebagai orang awam, kaki dan bibirnya langsung gemetaran sesaat kejadian. Hal inilah yang dialami Wahyu Azhari, karyawan Hotel Hana Batam jika mengingat kembali kejadian itu.
Ia bercerita, beberapa hari lalu sebelum kejadian, dia sempat berseteru mulut dengan Edison, Manajer Operasional Hana Hotel, atasan kerjanya.
Ditengarai tuduhan pihak hotel kepadanya atas pencurian sejumlah uang. Lalu pada saat yang sama, Edison memanggil seorang Babinkamtibmas.
• Pembebasan Biaya Tarif Listrik Akibat Covid-19 Diperpanjang Hingga September, Berikut Caranya
• Lagi, Kejagung Periksa 5 Saksi dari Pejabat BC Batam, Dalami Kasus Dugaan Korupsi Importasi Tekstil
"Saat tiba, saya lihat ada pak polisi pakaian lengkap dengan senjata yang panjang. Saya langsung ketakutan. Padahal, saya hanya omong baik-baik dengan pak Edison.
Saya sempat mendapat ancaman pada saat itu. Saya terdiam, tak bisa apa-apa. Saya masih gelisah dan cemas, saat saya ceritakan sama istri dia juga ikut gelisah dan dihantui rasa ketakutan.
Kalau saya ingat, saya kadang termenung. Jujur mas, Lillahi Ta'ala tidak ada saya curi uang itu tapi saya dipaksa ngaku, bayangkan itu," katanya, Rabu (1/7/2020) sore kepada Tribun.
Di tengah perseteruan dia dengan Hotel Hana, lagi-lagi Wahyu dilanda rasa kecemasan. Sebab, ia harus memikirkan nasib istrinya dan keluarganya di kampung. Di tengah pandemi global yang memukul sendi-sendi perekonomian hilang pekerjaan. Ya, Wahyu mengaku sebagai tulang punggung keluarga selama ini.
"Makanya saya pusing bang. Saya juga takut keluar rumah selama beberapa hari setelah kejadian ini. Saya takut. Untuk menghilangkan rasa kejenuhan dan ketakutan setelah dirumahkan, saya hanya bisa mengunjungi rumah kawan saya di Batam. Tak ada kerja. Tak ada penghasilan. Pekerjaan sudah sulit," katanya.
Wahyu merasakan, sejak beberapa waktu lalu saat Covid-19 datang terendus niat kurang baik perusahaan. Ia mengatakan, mereka melakukan hal-hal agar karyawan tidak betah dan mengundurkan diri dengan suka rela.
"Tapi kami justru kena tuduh yang macam-macam. Selama saya lima tahun bekerja di sana, tidak ada masalah. Tapi tak masalah bagi saya, tuduhan yang macam-macam Allah SWT yang Maha Tahu.
Saya hanya pasrah sebagai orang awam. Dituduh saya kurang baik juga silahkan," kata-katanya.
Wahyu mengatakan, tidak berniat sama sekali cari gara-gara di tempat ia bekerja. Bahkan kata dia, berusaha bekerja maksimal sebagai juru masak.
"Masa ia, saya cari gara-gara di tengah kesusahan ekonomi begini? Tak elok lah tuduhan itu," kata dia.
Sekarang, dia dan istrinya di tengah wabah Covid-19 ini tidak bekerja lagi. Kehidupan dia beberapa hari terakhir hanya mengunjungi kawannya sesama perantau asal Jawa Tengah di Batam. Ia pun susah tidur.
Sebab, selain tak sanggup menahan ocehan istri karena tidak ada penghasilan lagi, juga masih mengingat seluruh kejadian yang menimpa dia.
"Rasa ketakutan sebagai manusia biasa masih ada mas. Kadang gak bisa tidur, gelisah dan cemas gitu," katanya.
Kini perkaranya bergulir di meja Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. Wahyu Azhari berharap, pihak hotel membayarkan haknya selama lima tahun.
"Iya, agar bisa buat bertahan hidup di Batam ini sebelum dapat kerja," kata dia.
Seperti diketahui, antara Wahyu Azhari dengan Manajer Operasional Hana Hotel Edison sempat berseteru. Lantaran tuduhan pencurian duit.
Sementara itu, Manajer Operasional Hana Hotel Edison membantah seluruh keterangan Wahyu Azhari. Ia mengatakan, Wahyu selama ini sudah dibantu. Bahkan, di tengah wabah pandemi PT Cipta Asia pengelola Hotel Hana memberikan gaji penuh kepada semua karyawan. Termasuk kepada Wahyu.
"Ini baru dikarenakan dari awal memang sebelumnya sudah cari-cari masalah. Sampai malam-malam datang, kita kecewa sikapnya. Jadi kita bilang ya udah kalau kamu nggak mau kerja kamu pergi aja tapi kalau kamu mau kerja, kamu jangan begitu dong," kata Edison.
Ia membenarkan telah memanggil Babinkamtibmas Aipda Doni saat itu. Hanya saja, tujuannya bukan untuk mengancam. Hal itu ia lakukan, untuk mengamankan dirinya dan hotel.
Menurutnya, Wahyu suka memanggil orang kalau bermasalah dengan perusahaan.
"Supaya saya juga aman dan tidak ada ancaman. Intinya kami tidak pecat dia, kalau mau kerja silakan dan tidak ada ancaman sama sekali pak," tutur Edison.
Aipda Doni mengatakan, kedatangannya saat kejadian beberapa hari lalu itu untuk mengamankan situasi dan kondisi lingkungan masyarakat.
Apalagi, lokasi Hana Hotel masuk wilayah kerjanya. Begitu ditelepon oleh masyarakat, ia datang.
"Kalau senjata ini memang saya bawa. Karena kenapa, saya ini kan jaga bank pak. Kalau saya taruh di mobil hilang bagaimana? Ini istri kedua saya pak. Harus saya jaga dan bawa-bawa. Dan saat itu pun, saya letakan senjata jauh dari si Wahyu. Tidak benar saya ancam-ancam Wahyu," katanya.
(Tribunbatam.id/leo halawa)