Ini Reaksi Warga Hong Kong terkait Tawaran Inggris soal Kewarganegaraan

Terkait permasalahan UU keamanan nasional, semua warga Hong Kong mengungkapkan bahwa mereka merasa terluka dengan adanya keputusan perubahan yang ...

kompas.com
Seorang pengunjuk rasa memegang paspor Nasional Inggris di sebuah pusat perbelanjaan selama protes terhadap Undang-undang keamanan nasional China untuk kota itu, di Hong Kong, Senin, 1 Juni 2020.(AP/Vincent Yu) 

Seorang mahasiswa Sastra Inggris, Ben, yang berharap suatu saat bisa menjadi jurnalis, menjadi takut karena adanya sensor media yang akan diterapkan di Hong Kong. Semuanya kini menjadi rumit.

Menurut Ben, dia ingin melanjutkan studinya di Inggris, namun dia lahir pada 1997 dan orangtuanya tidak berasal dari Hong Kong, jadi dia tidak memenuhi persyaratan untuk memiliki paspor BNO.

Kakak perempuannya, sebaliknya memenuhi syarat itu. Namun, dia memiliki anak yang berusia 4 tahun dan tidak ingin pergi ke luar negeri, ke tempat yang dianggapnya tidak familiar.

Ben mengatakan, banyak warga Hong kini takut terhadap China atau Partai Komunis China (CCP) yang akan "mengirim mereka ke kamp konsentrasi di masa mendatang." 

"Saya takut namun masih ingin memperjuangkan kebebasan sampai detik terakhir," ujar Ben.

"Kebanyakan anak muda di Hong Kong percaya mereka bisa memenangkan 'peperangan ini'. Saya punya teman yang punya paspor BNO, tapi hong kong adalah rumah kami."

Saat ini, menurutnya, mereka akan tetap tinggal di Hong Kong sambil mempersiapkan "skenario terburuk". 

'Tidak pernah membayangkan'

Lain halnya dengan warga bernama Sam. Sam telah mengkampanyekan hak-hak yang lebih luas terkait pemegang paspor BNO.

Meski dia menyambut baik tawaran Inggris, dia tidak pernah membayangkan rencana besar selama masa pensiunannya.

Dia mungkin akan menyewa rumah dan mungkin suatu hari bisa memiliki sebuah rumah di kota besar seperti Liverpool atau Birmingham, begitu dia dan keluarganya "beradaptasi dengan gaya hidup Inggris".

"Perubahan di Hong Kong sangat menyedihkan," ungkap Sam. "Saya lahir di Hong Kong, tinggal di Hong Kong, menikah, punya anak di hong kong dan saya sangat sedih bahwa saya harus memutuskan sesuatu dalam masa lansia saya-itu adalah langkah besar," ujarnya. 

"Kami benar-benar takut terhadap CCP dan kami sangat takut bahwa Hong Kong akan menjadi versi kedua dari Xinjiang, juga sebuah penjara akan dibangun," ujar Sam.

Menurutnya, Hong Kong akan diubah menjadi kota 'polisi'. "Kami takut berjalan di jalanan karena para polisi akan menyetop dan mencari siapa pun," imbuh Sam.

Bahkan menurut Sam, jika orang Hong Kong ditanya status mereka saat ini, mereka akan menjawab, "Hong Kongers" alias warga Hong Kong.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved