Bersiap Hadapi Gelombang Kedua Covid-19, China Ungkap Hasil Penelitian Antibodi Pada Kera

Penelitian China menemukan kera memiliki peningkatan antibodi dan respon imun 28 hari setelah infeksi awal virus Corona. Ini penjelasan penelitiannya.

Istimewa
ilustrasi penelitian penyakit. Antibodi pada kera diteliti di China, untuk hadapi gelombang kedua Covid-19. 

Para ilmuwan mengungkapkan, tampaknya infeksi primer membantu meningkatkan jumlah antibodi untuk virus, yang mungkin telah melindungi primata non-manusia yang sama terhadap infeksi ulang dalam jangka pendek.

Sementara itu, temuan ini juga dapat membantu para ilmuwan meneliti vaksin, terapi dan perawatan.

Di sisi lain mereka juga mengakui bahwa penelitian ini memiliki banyak keterbatasan.

Para peneliti mengatakan penelitian ini perlu diulang dalam skala waktu yang lebih lama untuk melihat berapa lama mekanisme perlindungan berlangsung, dan agar monyet terkena infeksi yang lebih serius daripada infeksi ringan sampai sedang dalam studi Peking Union.

Kekhawatiran

Terkait penelitian tersebut, para ilmuwan mencatat bahwa ada kekhawatiran bahwa manusia dapat kambuh atau menghadapi infeksi ulang setelah pemulihan awal dari Covid-19.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada April 2020 mengungkapkan, sebagian besar penelitian menunjukkan orang memiliki antibodi setelah pulih dari Covid-19.

Tetapi, beberapa orang memiliki tingkat antibodi penawar yang sangat rendah dalam darah mereka.

Hal ini lah bisa jadi membuat mereka tidak dapat dilindungi dari infeksi ulang atau gelombang infeksi kedua.

China Uji Ribuan Sampel Makanan Terhadap Covid-19, Semua Tunjukkan Hasil Negatif

China kembali melaporkan penemuan klaster virus Corona atau Covid-19 usai longgarkan lockdown.

Kluster tersebut ditemukan di pasar makanan segar di Beijing.

Hal ini membuat ribuan sampel makanan laut impor, domestik, daging, dan sayuran di China telah diuji terhadap virus Corona.

Hasil penelitian sejauh ini menunjukkan bahwa semuanya negatif.

Hal ini sesuai dengan konsensus organisasi kesehatan dan pangan internasional bahwa tidak ada bukti virus Corona jenis baru menyebar melalui bahan makanan atau kemasan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved