Perlu Pembelajaran Lebih Lanjut, Malaysia Belum Izinkan WNA Salat Berjamaah di Masjid

Malaysia belum mengizinkan salat berjamaah di masjid dan surau bagi Warga Negara Asing (WNA). Simak penjelasan Datuk Seri Dr Zulkifli Mohamad Al-Bakri

IST
Ilustrasi shalat berjemaah. Malaysia belum izinkan WNA salat berjamaah di masjid. 

TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPURMalaysia tampak sudah mulai melonggarkan kebijakan pembatasan usai wabah virus Corona atau Covid-19 melanda.

Namun, Malaysia belum mengizinkan salat berjamaah di masjid dan surau bagi Warga Negara Asing (WNA).

Kebijakan ini disampaikan langsung oleh Menteri di Departemen Perdana Menteri (Urusan Agama) Datuk Seri Dr Zulkifli Mohamad Al-Bakri.

Dia mengatakan pada Jumat (3/7/2020), kementerian harus mempelajari laporan dari Departemen Agama Islam Wilayah Federal (JAWI) terkait situasi masjid dan surau.

Laporan akan didalami pihak kementerian sebelum mengizinkan orang asing berpartisipasi dalam salat jamaah.

"Kami ingin melihat laporan dari JAWI dan beberapa tempat lainnya.

Jika situasinya stabil dan tidak akan menimbulkan masalah, maka kita dapat mengambil keputusan," kata Zulkifli, dikutip dari Bernama.

Tutup Sejak Maret Akibat Covid-19, Malaysia Akan Kembali Buka Sekolah Mulai 15 Juli 2020

"Kami mungkin dapat menyelesaikan masalah ini dalam satu atau dua bulan," jelasnya di depan awak media setelah acara JAWI's Post Covid-19 Food Bank Musa'adah Mission.

Selama acara, Zulkifli menyerahkan sembako kepada 50 warga Proyek Perumahan Rakyat Perkasa (PPR) di lokasi tersebut.

Sebelumnya, Zulkifli mengumumkan telah membuka izin untuk Salat Jumat selama RMCO atau periode pemulihan pembatasan gerakan.

Menurutnya pembukaan masjid dan surau sudah sesuai dengan misi RMCO ini.

Dia mengatakan masjid diizinkan mengadakan Salat Jumat dan daerah-daerah boleh memaksimalkan fungsi fasilitas keagamaan tersebut.

Namun dengan catatan, protokol kesehatan harus dipatuhi dengan ketat.

Zulkifli mengatakan semua kegiatan keagamaan dan ceramah, serta Salat Dhuha, Fardu Ain, dan kelas membaca Quran dapat dimulai lagi minggu ini.

"Karena itu, komite masjid dan surau harus bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan penuh SOP," katanya.

Komite masjid dihimbau untuk tidak mengunci gerbang utama surau dan masjid.

Diharapkan masyarakat terutama para pelancong, pengiriman makanan, atau pengemudi online dapat melakukan salat lima waktu.

Menteri mengatakan bahwa semua keputusan diambil atas persetujuan Yang Di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.

Yang Di-Pertuan Agong telah menerima resolusi Pertemuan Khusus ke-7 Dewan Nasional Urusan Agama Islam Malaysia (MKI) yang diadakan pada 24 Juni silam.

Malaysia mencatat total kasus infeksi sebanyak 8.663.

Menurut perkembangan terakhir, ada 5 kasus baru pada Minggu (5/7/2020) ini.

Setidaknya 121 orang meninggal dunia karena virus dan 8,465 telah pulih.

Ada empat pasien yang telah pulih pada Minggu ini sehingga tingka kesembuhan Malaysia sebanyak 97,7 persen.

Jumlah kasus aktifnya adalah 77, jelas Dirjen Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah.

"Dari lima kasus baru, tiga adalah kasus impor yang melibatkan dua orang Malaysia dan satu orang asing."

"Sementara dua kasus lainnya adalah transmisi lokal yang melibatkan orang Malaysia," katanya dalam sebuah pernyataan hari ini.

100 Hari Berlakukan MCO, Malaysia Dianggap Telah Sukses Kendalikan Wabah Covid-19

Malaysia dianggap sukses mengendalikan penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Perintah kontrol gerakan (MCO) sudah melewati seratus hari semenjak berlaku pada 18 Maret 2020 lalu.

Kebijakan ini dinilai sudah berhasil meratakan kurva kasus Covid-19 di Malaysia.

Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan, masyarakat harus memainkan peran yang lebih besar dengan mematuhi semua prosedur kesehatan yang berlaku.

Menurut dia, ketaatan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan negara itu sepenuhnya pulih dan berhasil menjalani fase MCO pemulihan dengan kenormalan baru.

"Jumlah kasus aktif kini turun menjadi hanya 208 kasus dan tingkat kematian turun menjadi 1,4 persen dari total kasus.

Ini menunjukkan bahwa Malaysia sedang dalam fase pemulihan," kata Noor Hisham, dilansir dari The Star, Jumat (26/6/2020).

"Keberhasilan meratakan kurva Covid-19 dan mengurangi penyebaran kasus di masyarakat adalah hasil dari tindakan yang diambil oleh semua pihak, termasuk masyarakat," lanjut dia.

Noor Hisham mengatakan, tindakan drastis pemerintah yang membatasi pergerakan warga dan menutup perbatasan telah memberi kesempatan bagi Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kapasitas kesehatan masyarakat, laboratorium, dan rumah sakit.

Pada saat yang sama, kementerian bekerja secara agresif di lapangan untuk terus mendeteksi, menguji, mengisolasi, dan mengobati pasien Covid-19 di rumah sakit.

Saat pemberlakuan MCO pertama, Malaysia telah memiliki 790 kasus positif dengan dua kematian.

Selain itu, Negeri Jiran saat itu juga memiliki kapasitas tes PCR harian hanya 6.210 tes dengan jumlah total tempat tidur rumah sakit dan fasilitas lainnya sebanyak 4.433 unit, 273 tempat tidur di ICU, dan 626 ventilator.

"Jumlah kasus aktif tertinggi selama fase MCO adalah pada 5 April dengan 2.596 kasus aktif, sementara jumlah kematian adalah 1,67 persen dari total jumlah kasus," jelas dia.

Pada April 2020, Malaysia menghadapi lonjakan kasus dari klaster tabligh akbar yang menyumbang sebagian besar kasus infeksi di negara itu.

Selama fase MCO, kapasitas tes PCR meningkat empat kali lipat menjadi 27.233 tes dan hari ini angka itu kembali meningkat enam kali lipat dengan 36.812 tes.

Hingga saat ini, Malaysia telah melaporkan 8.600 kasus infeksi dengan 121 kematian dan 8.271 pasien sembuh.

Kesuksesan Malaysia ini menyusul Thailand yang lebih dulu berhasil "menjinakkan" virus Corona di negaranya.

Padahal, Thailand dulu digambarkan sangat rentan karena banyaknya pelancong yang datang dari Wuhan dan pada akhir Januari memiliki kasus tertinggi kedua di luar China.

Kini, Thailand hanya memiliki 64 kasus aktif dari total 3.162 kasus infeksi yang dilaporkan.

Selain itu, Negeri Gajah Putih itu juga hanya melaporkan 58 angka kematian dan 3.040 pasien sembuh.

Sementara itu, laporan jumlah infeksi Covid-19 harian di Singapura telah menurun dalam beberapa waktu terakhir.

Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan pada April 2020, ketika Singapura mengalami lonjakan kasus dari klaster pekerja migran.

Negeri Singa itu bahkan melaporkan kasus infeksi harian melebihi 1.000.

Hingga kini, Singapura melaporkan 42.736 kasus dengan 26 kematian dan 36.604 pasien sembuh.

Berbeda dari Malaysia, Singapura, dan Thailand, Indonesia dalam beberapa hari terakhir terakhir justru melaporkan angka kasus infeksi melebihi 1.000.

Meski kasus infeksi tinggi, sebagian besar wilayah di Indonesia telah mulai melonggarkan pembatasan dan membuka kembali roda perekonomian masyarakat.

Dengan lebih dari 50.000 kasus infeksi dan 2.620 angka kematian, Indonesia menjadi negara dengan kasus tertinggi di Asia Tenggara dan Asia Timur di luar China.

Mengenal Gerakan 'Cuti-cuti Malaysia', Cara Pemerintah Untuk Promosikan Pariwisata Domestik

Sejumlah negara tampak kembali menata sektor pariwisata usai dihantam wabah virus Corona atau Covid-19.

Termasuk Malaysia, yang menerapkan gerakan dengan tajuk 'Cuti-cuti Malaysia' dalam rangka menjaring wisatawan domestik.

Hal ini disampaikan langsung oleh Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Nancy Shukri.

Gerakan tersebut bisa berjalan usai Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengumumkan, Malaysia akan melalui masa pemulihan Movement Control Order (MCO) mulai 10 Juni – 31 Agustus 2020, Minggu (7/6/2020).

Tahap pemulihan MCO memungkinkan masyarakat Malaysia untuk melakukan perjalanan di dalam negeri, membuka kembali pergerakan pariwisata domestik.

“Kami akan menguatkan kembali pariwisa domestik melalui Cuti-cuti Malaysia. Kami akan mengintensifkan promosi melalui media sosial,” ujar Nancy dalam webinar berjudul “REset REstart REcover Tourism: Regional Tourism Collaborative Opportunities post-Covid-19 for Malaysia and Indonesia”, Jumat (19/6/2020).

Nancy menuturkan, mereka juga akan meningkatkan kualitas produk dan layanan pariwisata dengan mengadaptasi protokol kesehatan di era new normal.

Hal ini dilakukan guna meningkatkan rasa percaya masyarakat Malaysia untuk bepergian kembali.

“Oleh karena itu, kami akan mendorong mereka untuk tinggal lebih lama dalam suatu destinasi, berkunjung banyak tempat, dan lebih banyak melakukan pengeluaran karena kami ingin memulai kembali ekonomi kami,” tutur Nancy.

Di Malaysia, pariwisata domestik memberi kontribusi terhadap produk domestik bruto (GDP) sebesar 60,4 miliar Ringgit Malaysia pada 2018.

Angka tersebut menunjukkan bahwa sektor pariwisata domestik Malaysia memiliki peran penting dalam menghasilkan pendapatan.

Nancy mengatakan, sejak banyak negara berlakukan larangan perjalanan atau pembatasan perjalanan internasional, pariwisata domestik lebih ditekankan.

“Hal ini untuk membantu mengimbangi penurunan ekonomi karena tidak adanya kontribusi asing saat ini,” ujar Nancy.

“Meski pariwisata domestik mungkin tidak menutup kesenjangan ekonomi untuk sepenuhnya mendukung industri pariwisata, namun ini dapat mengurangi dampak ekonomi secara keseluruhan,” lanjutnya.

Menurutnya, pariwisata domestik akan membuat bisnis-bisnis kecil tetap berjalan dan membantu merangsang ekonomi lokal.

(*)

Amsakar Dorong Pelabuhan Gerakkan Pariwisata, Sepakat Siap Buka Akses ke Singapura dan Malaysia

Pelaku Pariwisata Batam Menjerit, Minta Relaksasi Turis Singapura dan Malaysia Bisa Masuk

Mahathir Mohamad Tegaskan Anwar Ibrahim Tak Bisa Jadi PM Malaysia: Dia Tidak Populer

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Malaysia Belum Izinkan WNA Salat Berjamaah di Masjid.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved