Yunarto Wijaya Sindir Pernyataan Tommy Soeharto Tentang Pemilu: Zaman Saya Pemenang 1 Orang Saja
Ketua Umum Partai Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau akrab disapa Tommy Soeharto sempat memberi pernyataan soal pemilu 2019.
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA- Ketua Umum Partai Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra atau akrab disapa Tommy Soeharto sempat memberi pernyataan soal pemilu 2019.
Pada pernyataannya itu, Tommy Soeharto menilai bahwa Pemilu 2019 memprihatinkan dan tidak demokratis.
Pernyataan tersebut pun mendapat sindiran dari Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya.
Yunarto Wijaya pun menyindir dengan bahasa yang khas dengan ucapan Presiden RI ke-2 Soeharto.
Hal itu disampaikan Yunarto Wijaya pada artikel di Kompas.com dengan judul "Tommy Soeharto: 22 Tahun Reformasi, tapi Pemilu Masih Memprihatinkan"
• Kemesraan Putra Tommy Soeharto dan Tata Cahyani, Intip Foto Mesra saat Rayakan Anniversary
• Profil Carlo Brix Tewu, Jenderal Polisi yang jadi Bos BUMN, Pernah Tangkap Tommy Soeharto
Dilansir dari Kompas.com, Tommy Soeharto mencontohkan, banyak petugas penyelenggara Pemilu 2019 meninggal dunia dalam mengawal pesta demokrasi tersebut.
Hal ini dikatakan Tommy saat membuka rapat pleno Partai Berkarya yang disiarkan di saluran YouTube Cendana TV, Rabu (8/7/2020).
"Kita juga ketahui Pemilu 2019 sangat, sangat tidak demokratis," ucap Tommy.
"Karena memang kita mengetahui ada 600 orang penyelenggara meninggal, tapi dianggap binatang tidak ada proses hukum sama sekali," kata dia.
Tommy mengatakan, sebagian petugas penyelenggara Pemilu yang memiliki tugas menghitung jumlah suara, tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
Bahkan, kata dia, sengketa Pemilu yang diajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden RI nomor urut 2, tidak bisa mengatasi hal tersebut hingga tahap Mahkamah Konstitusi.
• KESAKSIAN ABK Kapal Berbendera China saat Penangkapan, Kapal Sempat Oleng hingga Diwarnai Tembakan
• Maria Lumowa Tiba di Indonesia Pakai Rompi Oranye dan Tangan Diborgol
"Jadi ini sangat memilukan dan memprihatinkan kita semua, selama reformasi ini, 22 tahun reformasi, bukan kita lebih baik tetapi penyelenggaraan pemilu lebih memperihatinkan," ujar Tommy Soeharto.
Atas keadaan tersebut, Tommy mengatakan, kader-kader harus menerima fakta tersebut dan berbenah agar memiliki kesiapan matang dalam pemilu berikutnya, mengingat Partai Berkarya belum berhasil melewati ambang batas parlemen 4 persen.
"Kita harus berpikiran cerdas dan inovatif agar dapat menjawab aspirasi, kebutuhan rakyat dengan mewujudkannya dalam kerja nyata," ujar Tommy.
"Kita patut menanamkan dalam hati dan pikiran kita, bahwa tidak ada perjuangan yang sia-sia, meskipun belum diberikan kesempatan dalam mewujudkan caleg DPR RI ke Senayan," tutur putra bungsu Presiden kedua RI Soeharto ini.