VIRUS CORONA DI INDONESIA
UPDATE Data Corona Indonesia Senin (13/7) Sore, Tambah 1.282, Total 76.981, Sembuh 36.689
Juru Bicara Pemerintah Achmad Yurianto menyampaikan jumlah kasus dan data pasien Covid-19 bertambah sebanyak 1.282
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Penambahan kasus covid-19 di Indonesia masih sangat tinggi.
Hari ini pemerintah mengumumkan terjadi penambahan kasus yang jumlahnya masih lebih dari 1.000 kasus.
Penambahan lebih dari 1.000 kasus menunjukkan penyebaran virus corona masih sangat tinggi di tengah masyarakat.
• GEMPA HARI INI, Gempa 5.5 SR Guncang Aceh Senin (13/7) Pagi Pukul 07.58 WIB, Simak Info BMKG
• Kecewa Rumahnya Digusur, Sopir Ini Ugal-ugalan Bawa Bus Hingga Terperosok ke Waduk, 21 Orang Tewas
• MotoGP 2020 - Jadwal MotoGP Spanyol 17-19 Juli 2020, Ini Aturan Wajib yang Harus Dipatuhi Saat Lomba
Juru Bicara Pemerintah Achmad Yurianto menyampaikan jumlah kasus dan data pasien Covid-19 bertambah sebanyak 1.282.
Data tersebut disampaikan Yurianto dalam konferensi pers dari Graha BNPB di Jakarta pada Senin (13/7/2020) sore.
Berdasarkan data pemerintah hingga Senin pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.282 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan kini secara akumulasi ada 76.981 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama yang diumumkan pada 2 Maret 2020.
"Kami dapatkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1.282 orang, sehingga totalnya menjadi 76.981 orang," ujar Yurianto.
Berdasarkan data dalam periode yang sama, diketahui ada penambahan 1.051 pasien Covid-19 yang sembuh.
Para pasien itu dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.
Dengan demikian, total ada 36.689 pasien yang kini sudah dianggap sembuh dari Covid-19 dan tak lagi terinfeksi virus corona.
Akan tetapi, Yurianto masih menyampaikan kabar duka dengan masih adanya penambahan pasien yang meninggal setelah mengidap Covid-19.
Ada 50 pasien Covid-19 yang tutup usia dalam periode 12 - 13 Juli 2020.
"Sehingga totalnya menjadi 3.656 orang," kata Yurianto.
• Hasil, Klasemen, Top Skor Liga Spanyol Setelah Sevilla Menang, Valencia Kalah, Lionel Messi 22 Gol
• Statistik, Prediksi Skor, Prakiraan Pemain Man United vs Southampton Pukul 02.15 WIB, MU Pesta Gol?
Lab kurang
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Doni Monardo mengatakan, pemerintah memiliki 246 laboratorium untuk memeriksa spesimen Covid-19.
Namun, Doni mengatakan, jumlah tersebut belum memenuhi kebutuhan di daerah.
"Sekarang jumlah laboratorium kita sudah mencapai 246 dan ini tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan yang ada di daerah karena masih sangat kurang," kata Doni dalam rapat kerja dengan Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/7/2020).
Menurut Doni, 246 laboratorium ini memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan spesimen per hari sebanyak 22.000 sampai 23.000 spesimen.
Namun, pihaknya menargetkan pemeriksaan 30.000 spesimen per hari, sehingga dibutuhkan penambahan jumlah laboratorium.
"Ini akan terus kita optimalkan, hingga capai 30.000 spesimen," ujar dia.
Selain itu, Doni mengatakan, pemeriksaan spesimen Covid-19 dengan mesin polymerase chain reaction (PCR) masih perlu ditingkatkan.
Adapun terkait rapid test, menurut Doni, sesuai Surat Edaran Kementerian Kesehatan sudah menetapkan tarif biaya rapid test sebesar Rp 150.000.
"Ini untuk menghindari beban biaya masyarakat yang membutuhkannya karena juga dari BPPT dan biofarma telah produksi rapid test dengan harga pasar 75.000 per unit, mudahan-mudahan akan membantu nantinya," kata dia.
• Video Gol dan Highlight Bournemouth vs Leicester City, Comeback Hebat Bournemouth Kalahkan The Foxes
• Video Gol dan Highlight Napoli vs Milan, Gol Penalti Franck Kessie Gagalkan Kemenangan Napoli
Bagikan Masker
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendorong para kepala daerah membagi-bagikan masker ke warga yang tinggal di wilayah mereka.
Sebab, menurut Tito, hingga saat ini masih ada masyarakat yang tidak tahu kegunaan masker atau malah tidak mampu membelinya.
Ia berharap, pembagian masker dapat membantu warga yang tidak mampu dan mengedukasi masyarakat tentang kegunaan masker di saat pandemi.
"Saya sudah sampaikan kepada kepala-kepala daerah untuk bagi masker secara masif kepada masyarakat masing-masing," kata Tito saat rapat kerja bersama Komisi II DPR, dipantau melalui siaran langsung DPR RI, Senin (13/7/2020).
"Karena masyarakat mugkin ada yang tidak tahu gunanya masker atau tidak mampu. Nah ini perlu diberi tahu dan yang tidak mampu dibantu," ucap dia.
Tito mengaku telah turun langsung ke sejumlah daerah untuk mengevaluasi dan sosialisasi penanganan Covid-19.
Beberapa waktu lalu Tito juga hadir dalam acara peluncuran 1,2 juta masker di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
"Ini enggak ada kaitannya dengan kampaye, tapi kaitannya dengan kita melihat ada kepala daerah yang mau menangkap imbauan, ajakan dari Kemendagri untuk program bagi masker," ujar Tito.
Tito berharap, daerah-daerah lain dapat melakukan program bagi-bagi masker dilengkapi dengan pembagian hand sanitizer.
Pemerintah daerah juga diminta untuk mendorong warga mereka agar memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengonsumsi makanan sehat.
Tito mengatakan, dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19, pihaknya juga membantu Kementerian Sosial dan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal untuk mengeksekusi bantuan sosial ke masyarakat.
Dalam hal ini, Kemendagri telah membentuk satuan tugas khusus.
Menurut Tito, untuk menanggulangi pandemi Covid-19, tidak cukup hanya memprioritaskan kesehatan publik.
Persoalan dampak ekonomi juga penting untuk diperhatikan. "Kita tahu bahwa kita harus menyelamatkan dua-duanya.
Menyelamatkan kesehatan publik sebagai hal yang utama, tapi juga tidak meninggalkan enomi," kata Tito.
"Jangan sampai jatuh terlalu dalam karena akan berpengaruh terhadap kekuatan negara dan pemerintah daerah dalam memperkuat kapasitas penanganan kesehatan publik," ucap dia.
.
.
.