Tak Terima Kebijakan Trump Soal Visa Pelajar Asing, 17 Negara Bagian Amerika Serikat Ajukan Gugatan
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menuai gugatan dari 17 negara bagian AS dan Distrik Columbia. Terkait dengan kebijakan visa pelajar asing.
Gugatan tersebut juga menuduh bahwa aturan baru tersebut menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan dengan menghalangi ribuan pelajar internasional untuk datang dan tinggal di AS.
Hal itu juga akan menghambat penemuan dan inovasi di bidang-bidang seperti sains, teknologi, bioteknologi, kesehatan, bisnis dan keuangan, dan pendidikan.
Massachusetts menampung puluhan ribu siswa internasional setiap tahun. Saat ini terdapat 77.000 dengan visa pelajar aktif dan mereka diperkirakan membawa lebih dari USD 3,2 miliar ke ekonomi setiap tahun.
Gugatan tersebut juga mencakup 40 deklarasi dari berbagai lembaga pendidikan yang terkena peraturan baru.
Lembaga pendidikan tersebut meliputi Northeastern University, Tufts University, University of Massachusetts, Boston University, Massachusetts Community Colleges, Massachusetts State Universities, Association of Independent Colleges, dan lain-lain
Di California, tujuh mahasiswa pascasarjana internasional - enam warga negara Cina dan seorang Jerman, telah mengajukan gugatan federal di Central District of California.
Pengarah pengacara dalam proyek Public Counsel's Opportunity Under Law, Mark Rosenbaum, mengatakan kebijakan ICE tersebut akan membahayakan kampus dan berpotensi menelan korban jiwa.
Dia menambahkan kebijakan tersebut merupakan keputusan terbaru dari serangkaian keputusan irasional yang akan memperdalam krisis saat pandemi ini.
“Nyawa para pelajar imigran akan yang terancam, yang secara hukum belajar di sini untuk berkontribusi secara produktif di sini dan di luar negeri,” ujar Rosenbaum.
Amerika Serikat dan China Berkonflik, Rusia Khawatir, Minta Keduanya Tempuh Jalan Diplomatik
Kekhawatiran atas konflik yang terjadi antara Amerika Serikat ( AS) dan China turut dirasakan oleh Rusia.
Terlebih, baru-baru ini semakin meningkat tudingan yang dilemparkan Amerika Serikat ( AS) terhadap China.
Tanggapan Rusia tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada Jumat (9/7/2020) lalu.
Lavrov menyorot beberapa pihak berwenang AS telah menyerang pejabat China sampai tahap penyerangan terhadap pribadi.
Hal itu menurutnya sangat mengkhawatirkan.