IDUL ADHA 2020

Stasiun Karantina Pertanian Awasi Hewan Kurban Jelang Idul Adha, Cegah Sapi Bodong di Karimun

Modusnya, pemilik hewan kurban memeriksakan satu sapi. Mereka selanjutnya memalsukan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) untuk sapinya yang lain.

TribunBatam.id/Elhadif Putra
Koordinator Fungsional Karantina Hewan Stasiun Karantina Pertanian Kelas IIB Tanjungbalai Karimun, Jemi Diporianto mengawasi ulah oknum pedagang sapi jelang Idul Adha 1441 H. 

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Stasiun Karantina Pertanian Kelas IIB Tanjungbalai Karimun mengantisipasi upaya nakal oknum pedagang sapi saat Iduladha 1441 Hijriah.

Berkaca pada 2019 lalu, pihaknya menemukan 10 sapi bodong untuk keperluan hewan kurban.

Modusnya, pemilik hewan kurban memeriksakan satu sapi.

Mereka selanjutnya memalsukan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) untuk sapi-sapinya yang lain.

"Tahun ini belum ada. Selain sekitar 10 sapi bodong untuk hewan kurban, pada tahun lalu kami menemukan dua ekor yang surat-suratnya ada, tapi tidak bisa menunjukan karena terbawa kapal yang mengangkut," kata Koordinator Fungsional Karantina Hewan Stasiun Karantina Pertanian Kelas IIB Tanjungbalai Karimun, Jemi Diporianto, Selasa (21/7/2020).

Jemi menyebutkan terhadap pemilik sapi bodong yang ditemukan tahun lalu tersebut, pihak meminta segera mengurus SKKH dan surat izin Karantina.

"Tahun lalu kami tindak sampai penolakan. Ada yang sampai mau dipidanakan karena pemilik tidak mau sapinya diperiksa. Lalu selesainya setelah pemilik akhirnya mau diperiksa dan mengurus surat-surat," terangnya.

Sementara apabila ditemukan di tahun ini maka pihak Karantuina akan melakukan penahanan selama tiga hari. Untuk pemilik sapi bodong diminta melengkapi seluruh persyaratan.

"Kami minta agar melengkapi dokumen. Dokumen SKKH sekarang menyertakan uji lab brucellosis dan jembrana serta sertifikat karantina. Untuk mengurusnya di daerah asal hewan, bukan di sini," jelas Jemi.

Harus Bebas Jembrana

Jumlah hewan sapi kurban di Kabupaten Karimun berkurang hingga 50 persen di hari raya Idul Adha 1441 Hijriah.

Berdasarkan data Stasiun Karantina Kelas II Tanjungbalai Karimun, jumlah hewan sapi kurban di tahun 2019 sebanyak 404 ekor sapi.

Plt Gubernur Kepri Sediakan Fasilitas Ruangan UTBK di SMAN 3 Batam

Selama Ini Satu Atap Bersama Dinkes Bintan, Dishub Bintan Bakal Tempati Kantor Baru di Ceruk Ijuk

Sementara untuk di tahun ini, atau hingga perhari Selasa (21/7/2020), jumlah hewan sapi yang masuk ke Karimun baru berjumlah 229 ekor.

"Untuk tahun ini berkurang hampir 50 persen," kata Koordiantor Fungsional Karantina Hewan Stasiun Karantina Kelas IIB Tanjungbalai Karimun, Jemi Diporianto.

Di Kabupaten Karimun terdapat sekitar 15 pedagang hewan sapi kurban.

Dalam pengawasan hewan kurban, menurut Jemi juga berbeda dibandingkan tahun lalu.

Di antaranya adalah saat ini pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh pihak Karantina daerah asal hewan.

"Di sini kami tinggal turun ke kandang dan melakukan pemeriksaan fisik dan dokumennya saja," sebut Jemi.

Selain itu pemeriksaan terhadap kesehatan juga lebih ketat di tahun ini. Dimana pada tahun ini hewan kurban jenis sapi bali harus menjalani tes PCR penyakit Jembrana.

Jemi menjelaskan, penerapan aturan ini diminta oleh Dinas Pertanian Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Petugas karantina pertanian Karimun memeriksa kondisi sapi kurban jelang Idul Adha 1441 H.
Petugas karantina pertanian Karimun memeriksa kondisi sapi kurban jelang Idul Adha 1441 H. (TribunBatam.id/Elhadif Putra)

Pasalnya pada tahun lalu wabah Jembrana ditemukan di Kabupaten Siak, Provinsi Kepulauan Riau.

"Tahun lalu tidak diwajibkan. Jembrana di Siak sempat wabah. Hasil disini secara serologis (ditemukan di antibodi dalam darah) penyakitnya sudah ada di Kepri. Tapi belum menimbulkan gejala," jelasnya.

Diketahui penyakit Jembrana memang nenyerang jenis sapi ini. Di Kabupaten Karimun jenis sapi bali merupakan hewan kurban idola.

Selain Jembrana, hewan sapi kurban yang akan masuk ke Kabupaten Karimun juga harus bebas penyakit Brucellosis atau keguguran.

"Tidak pengaruh sama manusia (kedua penyakit tersebut), tapi sangat berpengaruh sesama sapi bali," tambah Jemi.

Sementara untuk pemeriksaan Covid-19, lanjut Jemi tidak dilakukan terhadap hewan kurban. Menurutnya hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan sapi kurban penularkan Covid-19 kepada manusia.

Pemeriksaan yang ketat terhadap kedua penyakit tersebut hanya dilakukan terhadap sapi yang didatangkan dari luar Karimun. Sementara sapi-sapi lokal tidak dikenakan pemeriksaan.

Disebutkan Jemi, hingga saat ini, seluruh hewan kurban yang masuk ke Karimun dinyatakan bebas dari penyakit.

"Untuk sekarang tercatat 229 ekor sapi. Tapi pemilik sudah ada yang mengabarkan jika ada sapi yang dalam perjalanan menuju Karimun," sebut Jemi.

Perolehan Hewan Kurban Selama Pandemi Covid-19

Pendemi Covid-19 turut mempengaruhi kurban pada Iduladha 1441 Hijriah.

Seperti di Masjid Al Furqon Kelurahan Tanjung Berlian Kota, Kecamatan Kundur Utara, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Sekitar dua pekan menjelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah, baru tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing yang pasti akan dikurbankan.

"Yang sudah pasti ada tiga kelompok (masyarakat yang berkurban sapi) dan tiga ekor kambing," kata Pengurus Masjid Al Furqon Tanjung Berlian, Dwiyono, Minggu (19/7/2020).

Menurut pria yang juga pejabat Kepala Puskesmas Kundur Utara itu, terjadi penurunan jumlah hewan kurban di tahun ini.

Pada tahun sebelumnya, sebanyak enam ekor sapi dan tiga ekor kambing dikurbankan di Masjid Al Furqon.

"Ada pengaruh dengan virus Corona ini. Terjadi penurunan, tapi tidak banyak," ungkapnya.

Untuk saat ini, pengurus Masjid Al Furqon masih memproses warga-warga yang akan ikut berkurban di Hari Raya Idul Adha, atau yang diperkirakan akan diperingati pada 30 atau 31 Juli 2020.

"Kami sedang mengumpulkan kelompok-kelompok. Untuk kelompok empat masih sedang berjalan, tinggal dua atau tiga orang lagi," ujar Dwiyono.

Di Masjid yang terletak di Pulau Kundur, Kabupaten Karimun tersebut, hewan sapi kurban yang sudah dipesan biasanya akan tiba H-3 sebelum Hari Raya Idul Adha.

"Kalau lembu biasanya 3 hari sebelum Idul Adha. Tapi kalau kambing biasanya di hari penyembelihan," ucapnya.

Pesanan Berkurang

Pandemi Covid-19 turut mempengaruhi kurban di hari Raya Idul Adha tahun 1441 Hijriah.

Di tahun ini, jumlah hewan kurban di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) diperkirakan menurun.

Banyak masjid-masjid ataupun pelanggan sapi kurban yang mengurangi permintaan mereka.

Penurunan dirasakan langsung oleh para pedagang hewan kurban di Kabupaten Karimun.

Seorang pedagang sapi di Wonosari, Kelurahan Baran Barat, Kecamatan Meral, Muhammad Fauzi, mengaku, penurunan hampir mencapai 50 persen.

"Sekarang tidak seperti biasa. Hampir 50 persen juga. Jelas karena Covid. Perekonomian masyarakat yang memang saat ini banyak pas-pasan untuk kebutuhan saja," papar Fauzi, Minggu (19/7/2020).

Diakui Fauzi, di tahun-tahun sebelumnya, Ia mendatangkan sapi kurban mencapai 50 ekor. Namun di tahun ini Fauzi hanya mendatangkan 22 ekor sapi saja.

"Kalau sebelum-sebelumnya paling sedikit 40 ekor," ujarnya.

Di tahun ini, langganan tetap Fauzi setiap tahun memang mengurangi permintaan. Ada yang mengurangi 50 persen dan bahkan ada yang belum memesan sama sekali.

"Biasanya empat jadi dua, atau tiga jadi dua ekor. Bahkan ada juga yang tak ambil sama sekali. Ada masjid yang biasanya tiga, tapi tahun ini satu pun belum ada," jelasnya.

Pedagang Mengaku Tak Terlalu Rugi

Meskipun terjadi penurunan yang cukup tajam terhadap permintaan hewan kurban akibat wabah Covid-19, namun para pedagang tidak terlalu mengalami kerugian.

Seorang pedagang sapi kurban di Wonosari, Kelurahan Baran Barat, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Muhamad Fauzi mengaku dirinya tidak mengalami kerugian yang banyak.

Pasalnya harga yang diterapkan oleh peternak juga rendah dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19.

"Harga lebih murah tahun ini dibanding tahun kemarin. Dengan kondisi saat ini, peternak juga tidak mau menahan penjualan. Untuk (harga) penjualan kita di Karimun tetap," sebutnya.

Setiap ekornya Fauzi menjual dengan harga Rp 18 juta hingga Rp 26 juta. Namun umumnya pelanggan lebih memilih sapi dengan kisaran harga Rp 20 juta sampai Rp 22 juta.

"Yang banyak diminta 20 sampai 22 juta," tuturnya.

Fauzi sendiri mendatangkan hewan kurban jenis sapi bali dari Provinsi Riau. Ia menyebutkan masyarakat Karimun lebih menyukai sapi bali untuk kurban.

"Kalau di Karimun sapi bali memang jadi idolanya karena kualitasnya sudah bagus. Sapi jenis yang lain sebenarnya bisa saja kita carikan. Tapi susah untuk penjualannya," terang Fauzi.(TribunBatam.id/Elhadif Putra)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved