TRIBUN WIKI

Tak Bisa Cium Bau Apapun, Kenali Penyebab dan Gejala Anosmia

Sadar atau tidak, kita mungkin pernah mengalami anosmia. Kondisi ini membuat kita tidak bisa mencium bau apapun.

Tribunnewswiki.com
ILUSTRASI - Anosmia adalah kondisi saat seseorang tidak bisa mencium bau apapun. 

Editor: Widi Wahyuning Tyas

TRIBUNBATAM.id - Sadar atau tidak, kita mungkin pernah mengalami kondisi di mana kita tidak bisa mencium bau apapun.

Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan nama anosmia.

Anosmia umumnya dapat bersifat sementara atau permanen tergantung penyebabnya.

Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa muncul sebagai bawaan lahir.

Indra penciuman yang terganggu dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang terutama saat merasakan makanan, karena sensasi rasa makanan merupakan gabungan antara indra penghidu dan pengecap.

Oleh karena itu, pengidap anosmia akan mengalami gangguan selera makan yang dapat berakibat kurang nutrisi.

Selain itu, anosmia juga dapat mengakibatkan pengidapnya tidak menyadari tanda-tanda bahaya di sekitarnya, misalnya tidak bisa mengetahui bau makanan basi, bau kebocoran gas, ataupun bau asap kebakaran.

Gejala

Keluhan utama anosmia adalah tidak dapat mencium bau-bauan di sekitarnya, termasuk bau badannya sendiri.

Biasanya, pengidap akan menyadari perubahan pada hal-hal yang sebelumnya ia anggap berbau menyengat, tapi kemudian tidak tercium bau apa-apa.

Penyebab

Berbagai hal yang dapat menyebabkan gangguan pada jalur penciuman dapat menyebabkan anosmia, meliputi:

- Gangguan Obstruksi

Obstruksi atau hambatan pada indra penciuman merupakan penyebab paling sering anosmia.

Salah satu penyebab obstruksi adalah peradangan, misalnya flu, rinitis (pilek), rinosinusitis.

Selain itu, adanya benjolan di lubang hidung, seperti polip hidung, juga dapat menyebabkan terhambatnya penciuman.  

- Trauma Kepala

Cedera kepala akibat trauma juga merupakan salah satu penyebab yang sering menyebabkan anosmia.

Hal ini disebabkan karena cedera kepala yang mengakibatkan kerusakan pada hidung maupun sinus menjadi penghambat mekanis untuk dapat menghidu.

Selain itu, trauma kepala juga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf penghidu (nervus olfaktorius).

Anosmia akibat trauma kepala dapat bersifat sementara atau menetap yang bergantung pada jenis kerusakan yang terjadi.

- Penuaan dan Proses Neurodegeneratif

Proses penuaan merupakan kondisi yang normal dan terkait dengan penurunan kemampuan untuk mencium bau-bauan.

Hal ini disebabkan karena hilangnya sejumlah sel pada saraf penghidu.

Selain itu, beberapa penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer, Parkinson, dan demensia Badan Lewy juga mengakibatkan penurunan kemampuan menghidu.

- Penyakit Bawaan Lahir

Sindrom Turner dan sindrom Kallman merupakan beberapa kondisi kongenital atau bawaan lahir yang dapat menyebabkan anosmia yang permanen.

- Terapi Radiasi

Anosmia merupakan salah satu efek samping dari terapi radiasi pada kanker wilayah kepala dan leher.

Pengobatan dan Pencegahan

Terapi anosmia ditetapkan berdasarkan penyebabnya.

Pada anosmia yang disebabkan oleh infeksi virus, dapat diterapi dengan dekongestan untuk melancarkan pernapasan.

Jika anosmia disebabkan oleh infeksi bakteri, maka membutuhkan terapi antibiotik.

Pada gangguan obstruksi akibat polip, kemungkinan diperlukan tindakan pengangkatan polip jika tidak berespon pada terapi obat-obatan.

Pada kondisi anosmia akibat trauma kepala atau kerusakan saraf penghidu, keganasan, gangguan neurodegeneratif, ataupun bawaan lahir, dapat diberikan upaya-upaya pencegahan terjadinya bahaya akibat anosmia, seperti memasang alarm tanda kebakaran, alat pendeteksi kebocoran gas, mengganti kompor gas menjadi kompor listrik, serta selalu menandai waktu kedaluwarsa makanan.   

Cara mencegah terjadinya anosmia adalah dengan menjaga kesehatan, seperti dengan:

- Mengonsumsi makanan yang bergizi

- Minum air putih yang cukup

- Istirahat yang cukup

- Menghindari stres

- Berolahraga secara teratur

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Anosmia'.

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved