Inggris Minta Pegawai Negeri Kembali Bekerja di Kantor, Permohonan SIM dan Akta Lahir Membludak

Inggris mengumumkan akan meminta pegawai negeri untuk kembali bekerja di kantor. Mulai dari permintaan SIM hingga akta lahir membludak di Inggris.

newsthump.com
Boris Johnson - Permohonan SIM hingga akta lahir membludak, pegawai negeri Inggris diminta bekerja di kantor. 

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, LONDON - Inggris mengumumkan akan meminta pegawai negeri untuk kembali bekerja di kantor.

Kebijakan ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.

Ia meminta pegawai negeri kembali bekerja di kantor mulai minggu depan.

Menyoal permintaan perdana menteri, Sekretaris Tetap Kantor Kabinet sekaligus chief operating officer di Kantor Layanan Sipil Inggris, Alex Chisholm, menilai sudah saatnya pegawai bekerja lagi seperti biasa.

Chisholm mengatakan skema work from home atau bekerja dari rumah yang dilakukan pegawai akan selesai pada 1 Agustus mendatang.

Di sisi lain, kebanyakan perusahaan Inggris meminta karyawannya untuk terus bekerja di rumah, dikutip dari Daily Mail.

Sosok Elkan Baggot, Pemain Liga Inggris yang Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas U-19

Lantaran ada kekhawatiran menjadi pusat penyebaran Covid-19, apalagi pertokoan dan tempat makan juga beroperasi kembali.

Sejauh ini sejumlah perusahan besar dengan 400.000 karyawan hanya meminta 40.000 stafnya untuk kembali ke kantor.

Kebanyakan masih menggunakan skema bekerja dari rumah.

Unilever, BT, Royal Bank of Scotland, Rolls-Royce, dan GlaxoSmithKline adalah segelintir perusahaan besar yang memilih skema kerja di rumah meskipun pemerintah mengizinkan bekerja di kantor mulai 1 Agustus.

Namun, departemen pegawai negeri di Whitehall diminta menyiapkan penilaian atas produktivitas para pegawai selama bekerja dari rumah.

Mau tidak mau pegawai negeri harus tetap melayani masyarakat dan solusi bekerja dari rumah masih dipertanyakan.

Daily Mail minggu ini melaporkan pelayanan administrasi untuk paspor, SIM, dan akta kelahiran mangkrak karena semua pegawai negeri bekerja dari rumah.

Menurut catatan, lebih dari 400.000 orang sedang menunggu paspor.

Layanan ini akan dipercepat bila pemohon paspor bepergian dalam waktu dekat.

Perdana Menteri mengatakan kepada para pegawai negeri ia ingin semua permohonan layanan selesai pada akhir September.

Johnson dikabarkan meyakini skema kerja di rumah mengurangi produktivitas.

"Saya ingin melihat upaya besar negara untuk secara psikologis berhenti memikirkan virus corona sebagai sesuatu yang membatasi melakukan sesuatu dan mulai menangani masalah rakyat Inggris," kata Johnson saat kunjungan ke London timur.

Sayangnya keinginan Perdana Menteri Johnson tidak sejalan dengan kebijakan para perusahaan.

Perusahaan merasa bekerja dari rumah merupakan solusi dari risiko penularan Covid-19 lebih lanjut.

Bahkan sejumlah bos perusahaan berharap bekerja dari rumah akan menjadi normal baru.

Menurut perhitungan Daily Mail, terdapat 60 perusahaan top Inggris yang belum berencana membuka kantor sebagaimana dulu.

Hanya sedikit perusahaan yang berencana kembali bekerja di kantor dalam dua bulan ke depan.

Coca-Cola, Facebook, Google, Pearson, RBS, dan Vodafone yang mempekerjakan 70.000 staf, tidak berencana membuka kantor hingga tahun depan.

Setelah sempat mengalami lonjakan Covid-19 hingga menjadi negara Eropa dengan kasus yang tinggi, Inggris kini sudah mulai menata negaranya.

Worldometers pada Sabtu (25/7/2020) mencatat 297.914 kasus infeksi.

Adapun jumlah korban jiwa mencapai 45.677 dan pasien sembuh tidak diketahui angkanya.

Inggris menduduki posisi ke-10 negara dengan kasus infeksi terbanyak di dunia.

Penyelidikan Terus Dilakukan, Kandidat Vaksin Covid-19 dari Inggris dan China Dinilai Paling Efektif

Kabar gembira terkait penemuan vaksin virus Corona atau Covid-19 akhirnya mencuat.

Kandidat vaksin dari Oxford University di Inggris dan China dianggap menjadi yang paling efektif.

Mulai dinilai aman hingga dapat memicu respons kekebalan tubuh manusia.

Kedua studi tersebut dilaporkan dalam The Lancet.

Kendati masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pendekatan tersebut memenuhi persyaratan untuk vaksin yang efektif melawan Covid-19, kedua hasil uji sejauh ini paling menjanjikan.

Hingga saat ini, penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan.

Dilansir IFL Science, Senin (20/7/2020), kedua vaksin menggunakan adenovirus yang lemah, virus flu biasa, yang dimodifikasi secara genetik untuk membawa kode genetik protein lonjakan pada kulit terluar SARS-CoV-2, virus yang bertanggung jawab untuk Covid-19.

Hasil uji vaksin corona dari Oxford, Inggris

Untuk studi Oxford, virus flu diambil dari simpanse dan diberikan kepada 543 dari 1.077 orang dewasa sehat.

Sementara 534 sisanya merupakan kelompok kontrol dan diberi vaksin meningitis.

Hasil sejauh ini telah menemukan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan menginduksi antibodi yang kuat dan respon imun sel T hingga hari ke-56 dari percobaan yang sedang berlangsung.

"Sistem kekebalan tubuh memiliki dua cara untuk menemukan dan menyerang patogen - antibodi dan respons sel," kata ketua tim Profesor Andrew Pollard dari Universitas Oxford, dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email.

"Vaksin ini dimaksudkan untuk menginduksi keduanya, sehingga dapat menyerang virus ketika beredar di dalam tubuh, serta menyerang sel-sel yang terinfeksi. Kami berharap ini berarti sistem kekebalan tubuh akan mengingat virus, sehingga vaksin kami akan melindungi manusia untuk suatu jangka waktu yang panjang," umbuhnya.

"Namun, kami perlu penelitian lebih lanjut sebelum kami memastikan vaksin tersebut efektif melindungi tubuh terhadap infeksi SARS-CoV-2, dan untuk berapa lama perlindungan berlangsung."

Vaksin yang dikembangkan Oxford terbukti dapat memicu respons sel T dalam waktu 14 hari, yang berarti sistem kekebalan dapat menemukan dan membuang sel yang terinfeksi virus.

Dalam 28 hari, ada juga respon antibodi, yang berarti sistem kekebalan mengirim antibodi untuk menyerang virus jika ditemukan ada dalam darah atau dalam sistem limfatik.

Efek samping ringan seperti kelelahan dan sakit kepala dilaporkan oleh sekitar 70 persen peserta, tetapi kurang intens pada peserta yang diizinkan minum parasetamol.

Mengonsumsi parasetamol sebelum dan sesudah vaksinasi tidak berdampak negatif pada hasilnya.

Hasil uji vaksin corona dari China

Sementara studi dari China telah melihat 508 peserta yang ambil bagian dalam uji coba fase II.

Dari total peserta yang ada, 253 menerima dosis tinggi vaksin, 129 menerima dosis rendah, dan 126 menerima plasebo.

Sembilan puluh lima persen dari kelompok dosis tinggi dan 91 persen dari kelompok dosis rendah menunjukkan respon sel T atau antibodi pada hari ke 28 pasca vaksinasi.

Para pasien tidak diamati lebih dari 28 hari, sehingga kekebalan jangka panjang tidak diselidiki.

Mencari vaksin yang ideal

Vaksin yang ideal seharusnya memiliki efek samping minimal dan efektif setelah satu atau dua dosis.

Sementara pada populasi sasaran (terutama yang paling terkena dampak seperti orang tua lanjut usia dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya), vaksin harus memberikan perlindungan setidaknya selama setengah tahun, dan mengurangi penyebaran virus.

Kedua vaksin ini belum mengkonfirmasi bahwa mereka memiliki kemampuan di atas.

Namun keduanya melaporkan, kandidat vaksin yang dikembangkan menghasilkan antibodi terhadap Covid-19. Ini adalah kandidat yang paling menjanjikan sejauh ini.

"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum kami dapat mengkonfirmasi apakah vaksin kami akan membantu mengelola pandemi Covid-19, tetapi hasil awal ini menjanjikan," tambah rekan penulis Profesor Sarah Gilbert, juga dari University of Oxford.

"Selain terus menguji vaksin kami dalam uji coba fase 3, kita perlu belajar lebih banyak tentang virus - misalnya, kita masih belum tahu seberapa kuat tanggapan kekebalan yang kita butuhkan. memprovokasi untuk secara efektif melindungi terhadap infeksi SARS-CoV-2,” katanya.

"Jika vaksin kami efektif, itu adalah pilihan yang menjanjikan karena jenis vaksin ini dapat diproduksi dalam skala besar. Vaksin yang berhasil melawan SARS-CoV-2 dapat digunakan untuk mencegah infeksi, penyakit, dan kematian pada seluruh populasi, dengan populasi berisiko tinggi seperti pekerja rumah sakit dan orang dewasa yang lebih tua diprioritaskan untuk menerima vaksinasi.”

Menurut angka terakhir pada Rabu (22/7/2020), lebih dari 15 juta orang telah terinfeksi penyakit ini di seluruh dunia.

(*)

Jadwal Liga Inggris Pekan Terakhir, Man United, Chelsea dan Leicester Berebut Tiket Liga Champions

Kandidat Vaksin Covid-19 Inggris Akan Diuji ke 30.000 Orang, Tunjukkan Hasil yang Menjanjikan

Jadwal Pekan Terakhir ( Pekan 38) Liga Inggris, Chelsea, MU, Leicester Berebut Tiket Liga Champions

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Permohonan SIM hingga Akta Lahir Membludak, Pegawai Negeri Inggris Diminta Bekerja di Kantor.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved