TRIBUN WIKI
Takut Berinteraksi dengan Orang Lain, Apa Itu Social Anxiety Disorder?
Fobia sosial adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai oleh rasa takut ketika berinteraksi dengan orang lain.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Berinteraksi dengan orang lain merupakan salah satu hal yang biasa dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Namun, hal ini bisa jadi sangat sulit dilakukan oleh seseorang dengan gangguan social anxiety disorder.
Social anxiety disorder atau fobia sosial adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai oleh rasa takut akan diawasi, dihakimi, atau dipermalukan oleh orang lain.
Rasa takut atau cemas dapat dialami oleh siapa saja ketika berinteraksi dengan orang lain.
Namun, oleh penderita fobia sosial, rasa takut ini dialami secara berlebihan dan menetap, sehingga mempengaruhi hubungan dengan orang lain, produktivitas dalam bekerja, dan prestasi di sekolah.
Fobia sosial lebih sering terjadi pada usia remaja hingga dewasa muda dan pada orang yang pernah merasa dipermalukan di depan umum.
Nama lain fobia sosial adalah gangguan kecemasan sosial.
Penyebab
Dilansir dari Tribunnews Wiki, fobia sosial atau social anxiety disorder dapat dipicu oleh situasi baru atau hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya, misalnya seperti presentasi di depan umum atau menyampaikan pidato.
Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, kondisi ini diduga terkait dengan beberapa faktor berikut:
- Peristiwa masa lalu
Fobia sosial bisa jadi muncul karena penderita pernah mengalami peristiwa memalukan atau tidak menyenangkan yang disaksikan oleh orang lain.
- Keturunan atau pola asuh
Fobia sosial cenderung diturunkan dalam keluarga.
Namun, belum bisa dipastikan apakah hal ini dipicu oleh faktor genetik atau karena pola asuh orang tua, misalnya terlalu mengekang.
Kemungkinan lainnya adalah anak meniru sikap orang tua yang kerap merasa cemas saat berhadapan dengan orang lain.
- Struktur otak
Rasa takut sangat dipengaruhi oleh bagian otak yang disebut amygdala.
Amygdala yang terlalu aktif akan membuat seseorang mengalami rasa takut yang lebih kuat.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko munculnya kecemasan secara berlebihan saat berinteraksi dengan orang lain.
Selain beberapa faktor yang telah disebutkan di atas, memiliki kondisi tubuh atau penyakit tertentu, misalnya luka parut di wajah atau kelumpuhan akibat polio, juga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita fobia sosial.
Gejala
Rasa cemas dan gugup umum dialami oleh sejumlah orang hingga batas tertentu dalam beberapa kesempatan.
Namun, individu yang memiliki fobia sosial akan mengalami kecemasan dan kekhawatiran berlebihan tentang situasi tersebut sebelum, selama, dan sesudahnya.
Misalnya, dengan cara mencari-cari alasan untuk tidak hadir, mengulur waktu, atau gemetar hebat saat hendak berbicara hingga mengalami kesulitan berbicara dan bahkan mengganggu rutinitas hariannya.
Gejala emosional dari fobia sosial antara lain:
- Merasa sangat sadar diri dan gugup berlebihan di situasi sosial sehari-hari.
- Rasa cemas yang intens selama berhari-hari, minggu, atau bahkan bulanan sebelum situasi sosial yang akan dating.
- Ketakutan yang amat sangat akan rasa diamati atau dinilai oleh orang lain, terutama orang-orang yang tidak dikenal.
- Ketakutan amat sangat bahwa Anda akan memalukan diri sendiri.
- Ketakutan amat sangat bahwa orang lain akan menyadari bahwa Anda gugup.
Gejala fisik dari fobia sosial antara lain:
- Wajah memerah, blushing
- Napas pendek-pendek
- Sakit perut, mual
- Gemetar, termasuk suara yang gemetar
- Jantung deg-degan atau dada terasa sesak
- Berkeringat atau hot flashes
- Merasa pusing atau ingin pingsan
Gejala perilaku dari fobia sosial antara lain:
- Menghindari situasi sosial hingga tingkat tertentu sehingga membatasi aktivitas Anda atau mengganggu rutinitas Anda
- Menghindari tatap mata
- Berdiam diri atau bersembunyi di belakang untuk menghindari orang lain menyadari kehadiran Anda
- Kebutuhan untuk selalu membawa teman kemana pun Anda pergi
- Minum (alkohol) sebelum menghadapi situasi sosial apapun untuk upaya menenangkan diri
- Seringkali, anak-anak dengan fobia sosial bahkan menolak untuk pergi ke sekolah karena gejala yang mereka alami.
Cara mengatasi
Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi fobia sosial atau social anxiety disorder.
1. Latihan Pernapasan
Perasaan cemas di lingkungan sosial membuat pernapasan Anda menjadi cepat dan tidak teratur, serta membuat pikiran Anda semakin kacau.
Bila dalam kondisi tersebut, sebaiknya Anda mengatur napas agar kembali rileks.
Menarik napas dalam-dalam dan menghembusnya perlahan dapat membantu membuat Anda merasa lebih tenang dan pikiran Anda lancar.
2. Tetapkan Tujuan Objektif
Bila Anda adalah seorang penderita fobia sosial, Anda cenderung memikirkan reaksi orang lain terhadap Anda dan hal inilah yang mengembangkan gejala kecemasan Anda.
Untuk mengatasinya, Anda dianjurkan untuk membuat tujuan objektif Anda terhadap apa yang harus Anda capai dalam situasi sosial tersebut.
Misalnya, Anda adalah seorang pelajar yang harus melakukan presentasi tugas di kelas.
Anda tentu akan merasa sangat cemas apabila presentasi tersebut akan gagal dan guru Anda akan memberi nilai jelek.
Hilangkan rasa cemas tersebut karena tujuan objektif Anda adalah untuk menyampaikan presentasi dengan baik.
Serta, Anda juga tidak perlu memikirkan apakah guru akan memberi nilai bagus, yang penting adalah Anda sudah menyampaikan semua materi sesuai dengan tugas Anda.
Dengan mengetahui mana tujuan Anda, Anda akan belajar untuk mengontrol rasa takut dan cemas dalam situasi sosial apapun.
3. Kenali Pemicu Kegelisahan Anda
Tulis semua hal yang memicu rasa gelisah, canggung, dan gugup Anda mulai dari yang paling kecil ke yang paling besar.
Setelah itu, Anda harus melatih diri Anda untuk mencoba mengalahkan rasa cemas tersebut.
Misalnya, daftar pertama kecemasan Anda adalah Anda takut menyapa teman sekolah Anda, maka itu adalah tantangannya.
Anda harus berusaha untuk menyapa teman tersebut.
Setelah Anda berhasil mengatasi kecemasan Anda dengan menyapa satu teman sekolah, maka Anda berhasil mengatasi satu pemicu kegelisahan Anda.
Selanjutnya, Anda harus mencoba menaklukan pemicu kegelisahan Anda hingga semua hal tersebut menjadi normal untuk Anda.
4. Buat Pandangan yang Rasional
Sebagian besar penderita fobia sosial membuat pandangan yang tidak rasional di kepalanya untuk hampir semua situasi sosial yang dijalaninya.
Misalnya, pikiran irasional Anda mengatakan bahwa Anda tidak akan lulus presentasi hari ini, maka Anda harus mengganti pandangan tersebut dengan sesuatu yang lebih rasional seperti, “Saya sudah mempersiapkan presentasi dengan baik selama ini, jadi saya akan melakukan yang terbaik agar hasilnya maksimal.”
5. Hindari Mengatasi Kecemasan dengan Cara Negatif
Berdasarkan data dari Anxiety and Depression Association of America (ADAA), sekitar 20% remaja dan dewasa yang mengalami fobia sosial mengatasi gejala gangguan kecemasan tersebut dengan penggunaan alkohol.
Ini bukanlah cara menghilangkan fobia sosial yang dianjurkan karena sama sekali tidak menyelesaikan masalah, namun memperburuk kecemasan sosial dan mempengaruhi keadaan emosi dan kesehatan mental menjadi negatif.
Beberapa penelitian sebelumnya juga menunjukan bahwa efek mabuk saat dan setelah minum alkohol hanya akan mengembalikan perasaan sedih, suasana hati yang kacau, peningkatan gangguan kesehatan mental, hingga berefek buruk pada pola tidur dan kesehatan lainnya.
6. Hadapi Rasa Takut
Sebagian besar penderita gangguan kecemasan akan menghindari semua situasi sosial yang akan memicu gejala kecemasan tersebut agar mereka merasa baik-baik saja, padahal ini hanya akan memperburuk kecemasan Anda.
Lain kali saat Anda berada di situasi dimana Anda harus melakukan interaksi sosial seperti presentasi di ruang publik, makan dengan orang asing, atau berada di tempat ramai, jangan menghindarinya dengan menyibukan diri Anda sendiri dengan ponsel atau yang lainnya, tapi mulailah menyapa dan bersosialisasi.
7. Ubah Cara Pikir Anda
Pikiran buruk hanya akan Anda membuat Anda merasa semakin takut dan cemas, padahal hal buruk itu belum tentu terjadi.
Sebaiknya ubah cara pikir Anda setiap kali Anda memiliki pikiran negatif, dan menggantinya dengan sesuatu yang optimis dan menyenangkan.
Selain itu, Anda juga harus mempersiapkan diri Anda dalam situasi sosial apapun agar hal-hal buruk tersebut tidak terjadi.
8. Lakukan Kebaikan Kecil
Cara menghilangkan fobia sosial lainnya adalah dengan melakukan kebaikan sederhana untuk orang lain seperti memberi permen, membantu tetangga, membukakan pintu untuk orang asing, membantu seseorang menyebrang jalan, dan sebagainya.
Sebuah penelitian pada tahun 2017 menyampaikan bahwa saat Anda berbuat baik pada orang lain tanpa pamrih, secara alami itu akan mengaktifkan saraf otak terkait perasaan bahagia, motivasi, dan penghargaan.
Penelitian lain di tahun 2015 yang diterbitkan dalam jurnal Motivation and Emotion juga menyatakan bahwa berbuat baik dapat mengurangi gejala fobia sosial dan membuat Anda jadi lebih percaya diri untuk berinteraksi dan beradaptasi dalam lingkungan sosial.
9. Menjalani Psikoterapi
Jika gejala fobia sosial benar-benar mengganggu kehidupan Anda sehingga Anda tidak dapat menjalani berbagai aktivitas dan kewajiban Anda, Anda dianjurkan untuk melakukan perawatan dengan terapi.
Salah satu cara mengatasi fobia sosial adalah dengan psikoterapi dengan terapi ahli.
Psikoterapi adalah konseling untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan mental dengan cara membahas respon emosional terhadap gejala yang dirasakan.
Anda juga akan dibantu dengan terapis ahli untuk memahami dan mengatasi semua gejala fobia sosial hingga Anda sembuh.
11. Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif adalah salah satu jenis dari psikoterapi yang dianjurkan untuk mengatasi fobia sosial.
Seorang terapis ahli akan membantu Anda dalam mengubah pola pikir dan reaksi Anda dalam menangani gangguan kecemasan sosial.
12. Pengobatan
Cara menghilangkan fobia sosial selanjutnya adalah dengan obat-obatan antidepresan yang umumnya harus digunakan bersamaan dengan terapi yang sesuai dengan resep dokter.
Contoh obat-obatan antidepresan untuk mengatasi gangguan kecemasan sosial adalah escitalopram, fluoxetine, alprazolam, clonazepam, dan obat antipsikotik dosis rendah.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Fobia Sosial (Social Anxiety Disorder)'.