TRIBUN WIKI

Gejala dan Penyebab Munculnya Bisul, Jangan Dipencet dengan Sengaja

Bisul atau dalam istilah medis disebut furunkel adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan merah pada kulit.

Kompas.com
ILUSTRASI - Bisul adalah benjolan merah kecil pada kulit yang berisi nanah dan menimbulkan rasa nyeri. 

Editor: Widi Wahyuning Tyas

TRIBUNBATAM.id - Bisul atau dalam istilah medis disebut furunkel adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan merah pada kulit.

Benjolan tersebut biasanya berisi nanah dan terasa nyeri jika dipegang.

Bisul sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang memicu adanya peradangan pada folikel rambut, tempat tumbuhnya rambut.

Bagian tubuh yang paling sering terkena bisul adalah wajah, leher, ketiak, bahu, bokong, dan paha.

Hal ini terjadi karena bagian-bagian tersebut sering mengalami gesekan dan berkeringat.

Selain itu, bisul juga bisa tumbuh pada kelopak mata.

Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah bintitan. 

Bisul biasanya terjadi saat adanya perangan rambut (folikulitis) yang kemudian menjalar ke jaringan bawah sekitar dengan membentuk suatu abses.

Selain bakteri, furunkel juga bisa disebabkan karena adanya jamur atau penumpukan kotoran. 

Penyebab

Penyebab utama bisul adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada folikel rambut.

Pada beberapa orang, Staphylococcus aureus dapat ditemukan pada kulit dan di dalam lapisan hidung tanpa menimbulkan gangguan kesehatan.

Infeksi baru akan terjadi jika bakteri masuk hingga ke folikel rambut, misalnya melalui luka gores atau gigitan serangga.

Bisul bisa terjadi pada semua golongan usia, namun kondisi ini lebih sering terjadi pada remaja dan orang dewasa muda.

Ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, yaitu:

- Melakukan kontak langsung dengan penderita, misalnya karena tinggal serumah

- Tidak menjaga kebersihan, baik kebersihan pribadi maupun lingkungan

- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV, menjalani kemoterapi, atau menderita diabetes

- Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan baik atau menderita obesitas

- Terpapar senyawa kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit

- Mengalami masalah kulit, misalnya kulit berjerawat dan eksim 

Bisul ini paling sering menyerang kulit pada bagian tubuh yang berambut dan lembab seperti pada muka, leher, ketiak, tungkai bawah, dan dada.

Beberapa furunkel dapat bergabung menjadi satu yang dinamakan Karbunkel.

Gejala

Gejala utama pada bisul ditandai dengan munculnya benjolan merah pada kulit.

Pada tahap awal, ukuran bisul cenderung kecil, tapi kondisinya bisa disertai dengan:

- Kulit di sekitar benjolan berubah menjadi merah

- Terasa hangat saat disentuh

- Daerah kulit yang terinfeksi bengkak

Ciri-ciri diatas menandakan kalau infeksi dari bakteri Staphylococcus aureus telah menyebar ke kulit sekelilingnya.

Bagi sebagian penderita, benjolan bisa bertambah besar dan berisi nanah.

Kemudian terbentuknya titik putih di bagian puncak benjolan.

Kondisi tersebut biasanya jarang membutuhkan penanganan medis oleh dokter, karena bisul bisa sembuh dengan sendirinya.

Meski demikian, sebaiknya periksakan diri ke dokter apabila:

- Bisul membesar dan terasa sangat sakit

- Bisul tumbuh lebih dari satu dalam satu lokasi (bisul sabut), kondisi ini terbilang infeksi yang lebih serius

- Berada di dalam hidung, atau tumbuh di wajah atau tulang belakang

- Tumbuh di dalam hidung, di wajah, atau tulang belakang

- Tidak kunjung sembuh selama lebih dari 14 hari

- Sering kambuh

- Adanya masalah sistem imun, sehingga dapat memunculkan bisul secara terus-menerus

Pengobatan

Bisul yang berukuran kecil, berjumlah satu, dan tidak disertai dengan penyakit lain biasanya bisa diatasi sendiri di rumah.

Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengobati bisul adalah:

- Mengompres bisul dengan air hangat 3 kali sehari guna mengurangi rasa sakit sekaligus mendorong nanah untuk berkumpul di puncak benjolan

- Membersihkan bisul yang pecah dengan kain kasa steril dan sabun anti-bakteri, lalu menutup bisul dengan kain kasa steril

- Mengganti perban sesering mungkin, misalnya 2–3 kali sehari

- Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah mengobati bisul

Namun, perlu diingat, jangan memecahkan bisul secara sengaja.

Proses tersebut bisa memperparah infeksi sekaligus menyebarkan bakteri.

Penderita dianjurkan untuk menunggu hingga bisul tersebut pecah dengan sendirinya.

Jika terjadi nyeri, segera mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen.

Jika bisul tumbuh berkelompok dan membentuk karbunkel, tidak kunjung sembuh setelah penanganan mandiri, atau penderita memiliki sistem imun yang lemah, maka disarankan untuk menemui dokter dengan segera.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, salah satu pilihan penanganan yang akan dilakukan adalah dengan membuat sayatan pada bisul dan membuat saluran untuk mengeluarkan nanah (drainase).

Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Perlu diingat, penggunaan antibiotik harus sesuai dengan resep dokter.

Jangan mengganti, mengurangi dosis, atau menghentikan penggunaan antibiotik sebelum waktunya meskipun keluhan sudah berkurang.

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Furunkel (Bisul)'.

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved