Ribuan Warga Jerman Gelar Unjuk Rasa Tolak Pakai Masker, Pendemo: Kami Adalah Orang Bebas!

Jerman memberlakukan serangkaian kebijakan ketat demi mencegah penyebaran Covid-19. Kebijakan tersebut ditentang warganya hingga menggelar unjuk rasa.

TWITTER/Mikelbruder
Ribuan warga Jerman berdemo tolak memakai masker, politikus sebut "Covidiot". 

"Kami telah diambil sumpah untuk melayani seluruh komunitas, kami telah disumpah untuk melindungi hak dan kesehatan publik, kini praktik kekuatan dan kebrutalan polisi menjadi darurat kesehatan publik," ujar Kamini Doobay, seorang dokter divisi gawat darurat di Bellevue.

Doobay juga juga seorang panitia dalam demo protes yang diselenggarakan pada Kamis kemarin dan diikuti oleh 6 rumah sakit di New York.

"Sebagai tenaga profesional kesehatan yang saat ini tengah melawan Covid-19, saya juga berjuang melawan virus rasisme," ujar Billy Jean, seorang perawat kulit hitam yang berbicara kepada kerumunan.

Wabah virus Corona telah membunuh sekitar 21.000 warga kota New York dan mempengaruhi secara tidak proporsional pada komunitas-komunitas minoritas termasuk Afrika-Amerika.

Hampir 23 persen dari mereka yang tewas di seluruh penjuru AS adalah orang kulit hitam, berdasarkan keterangan seorang pejabat anonim, meski orang kulit hitam hanya 13,4 persen dari populasi warga AS.

Di New York, anggota komunitas kulit hitam meninggal dua kali lebih banyak dibandingkan komunitas kulit putih.

Menurut tenaga profesional, kurangnya perawatan kesehatan universal membuat kelompok kurang mampu tidak bisa menerima perawatan sebagaimana yang diterima kelompok kaya.

"Kami melihat pasien-pasien dengan kulit berwarna menderita dengan sangat tidak pantas akan penyakit kronis, tidak mendapat pelayanan yang pantas dan juga kami melihat kekerasan yang mematikan yang menjadi wabah bagi komunitas ini," ungkap seorang dokter yang berusia 28 tahun, Damilola Idowu.

"Pria kulit hitam datang dengan luka tembak, akibat kebrutalan polisi, kami menyaksikan semua itu," ujar Idowu kepada media Perancis AFP.

Pada Selasa (2/6/2020) puluhan dokter dan perawat dari Rumah Sakit Gunung Sinai turun ke jalan untuk memberi apresiasi kepada ribuan pemrotes yang berbaris di Fifth Avenue.

Aksi serupa dilakukkan di luar gedung rumah sakit lainnya di New York dan di tempat lain di AS termasuk Pusat Medis Texas di Houston dan Rumah Sakit Universitas Howard di Washington DC.

Apresiasi itu berwujud tepuk tangan yang mengingatkan pada aksi tepuk tangan pada tiap pukul 7 sore waktu setempat untuk petugas medis yang berjuang melawan virus Corona dan menjadi ritual harian di New York selama krisis wabah.

"Terima kasih! Kami mencintai kalian!" teriak seorang pengunjuk rasa yang berhenti dan berfoto selfie dengan para dokter juga perawat.

"Kini para pemrotes yang mengusung isu (rasial), yang membiarkan tubuh mereka di luar sana dengan risiko ditangkap, ditindak aparat, mereka adalah pahlawan saat ini," ujar Idowu.

"Jadi, rasanya pantas bagi kami untuk mendukung dan menghibur mereka dengan cara yang sama dengan ketika mereka mendukung kami saat berjuang melawan Covid-19," tandasnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved