Presiden Filipina Rodrigo Duterte Tolak Latihan Militer Bareng Amerika di Laut China Selatan
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menolak bergabung dalam latihan militer di Laut China Selatan bersama Amerika Serikat.
"Hari ini, Indo-Pasifik adalah pusat kompetisi strategis," kata Morrison kepada Aspen Security Forum, yang mempertemukan para pemimpin pemerintah dan militer bersama para pakar.
"Ketegangan atas klaim teritorial semakin meningkat," ungkapnya.
Australia bulan lalu mengatakan akan meningkatkan pengeluaran pertahanan sebesar 40% selama 10 tahun ke depan, membeli peralatan militer jarak jauh yang akan difokuskan pada kawasan Indo-Pasifik, di mana Beijing dan Canberra bersaing untuk mendapatkan pengaruh.
Ketegangan diplomatik antara China dan Australia baru-baru ini memburuk karena berbagai masalah termasuk seruan Australia untuk penyelidikan internasional tentang asal-usul coronavirus, dan perdebatan tentang undang-undang keamanan nasional baru Cina di Hong Kong.
Pekan lalu, Amerika Serikat dan Australia mengadakan pembicaraan tingkat tinggi tentang China dan menyepakati perlunya menegakkan tatanan global yang berdasarkan pada peraturan, tetapi Australia menekankan hubungannya dengan China itu penting dan tidak berniat menyakitinya.
Morrison mengatakan pada hari Rabu bahwa kebangkitan China sebagai mitra ekonomi utama merupakan hal yang baik untuk ekonomi global, kawasan Indo-Pasifik dan Australia.
Perdana menteri mengatakan China dan Amerika Serikat bersama-sama memiliki tanggung jawab khusus untuk menghormati hukum internasional dan harus menyelesaikan perselisihan mereka secara damai.
“Ini berarti komitmen untuk interaksi ekonomi berbasis aturan. Baik paksaan maupun pengunduran diri dari sistem internasional adalah jalan ke depan,” kata Morrison.(*)
Sumber: Kontan