BATAM TERKINI

Joko Kenang Sang Anak Semasa Hidup, Curiga Saat Makan Bakso, Diduga Tewas Sesudah Dipukul Temannya

Joko menceritakan, anaknya bahkan sempat membantu perangkat RT membagikan paket sembako untuk warga terdampak Covid-19 di tempat tinggalnya.

TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah
Ayah SR, anak yang diduga korban perundungan fisik, Joko (paling kanan) di RS Bhayangkara Polda Kepri, Minggu (16/8/2020). 

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepergian SR (15), pelajar SMP yang diduga menjadi korban perundungan fisik oleh rekan bermainnya di Batam menyisakan luka mendalam bagi ayahnya, Joko.

Matanya tampak berkaca-kaca saat menceritakan kondisi terakhir anaknya sebelum dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Kota Batam hingga meninggal dunia.

Joko menceritakan, anaknya bahkan sempat membantu perangkat RT membagikan paket sembako untuk warga terdampak Covid-19 di tempat tinggalnya.

Bahkan, keesokan harinya Joko masih sempat memanaskan bakso sepulang SR dari musala dekat rumah untuk salat Maghrib.

"Itu hari Minggu. Dia pulang dari musala dan ibunya suruh dia makan. Dia (SR) di rumah muntah-muntah dulu sebelum kondisinya makin parah," ujar Joko kepada TribunBatam.id saat ditemui di RS Bhayangkara Polda Kepri, Minggu (16/8/2020).

Joko melihat sikap anaknya berbeda dari biasa ketika memakan bakso.

Saat itu, SR tidak memakan sampai habis bakso yang ia sajikan untuk anaknya. Padahal, Joko hapal betul jika anaknya begitu menyukai bakso.

Sesudah makan, SR memilih berbaring terlebih dahulu di kasur sebelum menjalankan salat Isya.

Selepas azan, SR mulai muntah. Isi makanan di perutnya ikut keluar.

Awalnya, Joko dan istri sempat berpikir jika anaknya hanya masuk angin biasa.

Akan tetapi, kondisi SR semakin tak stabil dan badannya diketahui sempat mengalami kejang.

"Saya sangka masuk angin. Saya juga sempat kerokin punggungnya dan dia sempat bilang merasa enak. Saya tanya, kamu kenapa nak? Dia tak jawab," kata pria paruh baya ini lirih.

Semakin malam, kondisi SR semakin tak berdaya. Melihat itu, Joko memutuskan untuk membawa anak kesayangannya itu ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Kota Batam sekira pukul 23.00 WIB.

Setibanya di rumah sakit, SR langsung dilarikan ke ruang Intensive Care Unit (ICU) dan dibantu dengan alat pernapasan (ventilator).

Covid-19 di Karimun Meningkat, Bupati Minta Resepsi Pernikahan Hingga Pesta Rakyat Ditiadakan

Protokol Kesehatan Ketat, Undangan HUT ke-75 RI di Gedung Daerah Tanjungpinang Wajib Rapid Test

Hampir seminggu terbaring koma, SR akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Jumat (15/8/2020) sekira pukul 16.22 WIB.

"Dia anaknya baik. Suka membantu orang," papar Joko. Tampak pria berpeci putih dan menggunakan baju koko ini tak kuasa menahan sedihnya jika mengingat kepergian SR.

Dikebumikan di Tanjung Sengkuang

Jenazah SR (15) langsung dimakamkan oleh pihak keluarga di Tanjung Sengkuang, Kota Batam, Provinsi Kepri sesudah menjalani autopsi di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Kepri.

Hal ini dituturkan langsung oleh ayahnya, Joko kepada TribunBatam.id saat ditemui di RS Bhayangkara Polda Kepri.

SR merupakan pelajar di SMP Negeri 29 Kota Batam. Dia menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan selama 6 hari di Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Kota Batam.

Sebelum meninggal dunia, SR diduga sempat mendapat pukulan dari rekan sepermainannya.

Bogem mentah itu pun diketahui mendarat tepat di bagian kepala sebelah kiri SR.

Akibat kejadian itu, SR pun sempat muntah-muntah dan dilarikan ke RS Budi Kemuliaan dalam kondisi tak stabil.

Selama 6 hari, SR koma dan sempat dibantu oleh alat pernapasan ventilator.

"Setelah autopsi, jenazah sudah dimandikan dan dikafani di sini," ujar Joko, Minggu (16/8/2020).

Sebelum bertolak ke pemakaman, keluarga pun berencana melakukan salat jenazah terhadap SR.

Joko menuturkan, keluarganya pun tengah menunggu kepulangan jenazah SR di rumah duka.

"Pilih pemakaman di Tanjung Sengkuang biar lebih dekat dengan keluarga," tambah dia.

Kronologis Kejadian

Kejadian nahas dialami seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Batam.

Ia tewas setelah mendapat pukulan dari temannya sesama siswa SMP.

Peristiwa ini dialami SR (15).

Cedera parah di bagian kepala menjadi penyebab korban menghembuskan napas terakhir.

Korban tewas setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit (RS) Budi Kemuliaan Kota Batam, Jumat (14/8/2020)

Sebelum dilarikan ke RS Budi Kemuliaan , SR diketahui sempat mengalami mual dan muntah-muntah akibat pukulan yang melayang di kepalanya.

"Awalnya saling ejek.

Korban sudah meminta maaf dan langsung ditinju di kepala belakang sebelah kiri.

Teman-teman mereka yang melihat," ujar guru SR di SMP, Ali kepada TRIBUNBATAM.id, Sabtu (15/8/2020).

"Kemarin sore meninggal di RSBK.

Sempat koma," tambah Ali.

Orang tua SR, Joko (berpeci putih) di RS Bhayangkara Polda Kepri, Minggu (16/8/2020).
Orang tua SR, Joko (berpeci putih) di RS Bhayangkara Polda Kepri, Minggu (16/8/2020). (TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah)

Kemarin malam jenazah SR masih berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Kepri untuk dilakukan pengambilan swab test.

Saat meninggal di RSBK, pihak kepolisian mengatakan agar terhadap jenazah dilakukan autopsi.

Ali mengakui usai dipukul oleh rekannya, keluarga SR membuat laporan kepolisian ke Polsek Batuampar, Batam.

"Pihak Polsek Batuampar datang ke RSBK kemarin.

Karena katanya sudah masuk ranah hukum, maka diautopsi.

Kami pikir langsung autopsi, rupanya dites swab dulu.

Kalau begitu kami swab di RSBK saja," ujar Ali lagi mengeluhkan lamanya hasil swab dikeluarkan.

Keluhan Ali itu beralasan. Keluarga telah menunggu hasil swab terhadap jenazah SR selama 10 jam lebih.

Kepada keluarga, pihak rumah sakit mengatakan jika hasil swab hanya membutuhkan waktu selama 10 jam.

Oleh sebab itu, pihak keluarga berharap agar pihak BTKL-PP Batam segera mengeluarkan hasil pemeriksaan swab terhadap jenazah SR.(TribunBatam.id/Ichwannurfadillah)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved