Selasa Sehat
SELASA SEHAT - Jangan Salah, Maag Bukan Penyakit dan Tidak Bisa Sembuh, Pahami Cara Tepat Tanganinya
Maag adalah masalah kesehatan yang menyerang organ pencernaan yakni lambung. Dalam istilah medis, maag dikenal dengan nama dispepsia.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Maag menjadi salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh pria maupun wanita.
Kondisi ini sering kali diidentikkan dengan kebiasaan telat makan dan konsumsi makanan pedas yang berlebihan.
Faktanya, maag tidak hanya seputar kebiasaan makan.
Lebih dari pada itu, masalah kesehatan yang menyerang lambung ini bisa menjadi tanda dari suatu penyakit.
Program Selasa Sehat Tribun Batam episode 7 membahas tuntas seputar maag.
Bersama dr. Albert Leonard Kosasih, program ini tayang di platform Zoom dan Facebook berkat kerjasama Tribun Batam dengan RSBP Batam.
Apa itu maag?
Maag adalah masalah kesehatan yang menyerang organ pencernaan yakni lambung.
Dalam istilah medis, maag dikenal dengan nama dispepsia.
dr Albert menegaskan jika maag sebetulnya bukanlah penyakit, melainkan sekumpulan gejala dari suatu penyakit yang
Beberapa gejala yang sering muncul yakni nyeri ulu hati, mual, muntah, hingga kembung pada perut.
"Penyakit yang bisa menunjukkan gejala maag mulai dari peradangan lambung, tukak lambung, bisa juga pankreatitis." jelas dokter lulusan Universitas Sriwijaya ini.
Maag dan gaya hidup
Selain menunjukkan gejala penyakit, maag juga bisa muncul karena faktor gaya hidup.
Beberapa kebiasaan seperti sering telat makan, terlalu banyak makan makanan pedas, asam, dan berlemak disinyalir bisa memicu timbulnya maag.
Selain itu, terlalu banyak konsumsi kafein juga berpengaruh besar pada kenaikan asam lambung yang bisa menyebabkan maag.
Gejala
Saat sakit maag muncul, ada beberapa indikasi atau gejala yang bisa dirasakan, seperti:
- nyeri ulu hati
- mual
- begah dan kembung
Sering kali tiga gejala utama di atas mengindikasikan maag, meski tidak menutup kemungkinan bisa menjadi tanda dari penyakit lain.
Faktor risiko
Faktor keturunan berpengaruh kecil pada potensi sakit maag.
Pada beberapa kasus, ada orang yang memang mengalami maag karena pengaruh faktor keturunan.
Namun, dr Albert menegaskan jika yang paling banyak mempengaruhi adalah faktor gaya hidup.
Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa memicu naiknya asam lambung yang berujung maag.
Di luar itu, dr Albert menegaskan jika toleransi lambung setiap orang berbeda-beda.
Artinya, ada kemungkinan seseorang bisa mengalami maag kendati tidak pernah telat makan dan jarang makan pedas.
Sebaliknya, ada pula orang yang tidak memiliki maag meski pola makannya cenderung tidak teratur.
Kemungkinan lain yang bisa terjadi yakni belum munculnya gejala yang dirasakan.
Hal ini lantaran toleransi lambungnya terbilang baik.
Cara mengatasi
Maag merupakan kondisi yang tidak bisa sembuh sepenuhnya.
Artinya, kondisi ini bisa muncul sewaktu-waktu bila gaya hidup dan pola makan mulai tidak dijaga.
Untuk mengatasinya, dr Albert menghimbau agar penderita maag senantiasa mengatur dan menjaga pola makan untuk meminimalisir risiko maag kambuh.
Selain itu, obat-obatan yang mengandung antasida juga bisa dikonsumsi untuk meredakan nyeri yang menyiksa.
Ada baiknya untuk mengatur porsi makan menjadi sedikit namun sering dibanding makan banyak dalam sekali waktu.
Hal ini bisa membantu meringankan kerja lambung dalam mengolah makanan.
Yang perlu diperhatikan, ada baiknya untuk menghindari minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh.
Pasalnya, kafein bisa meningkatkan asam lambung yang bisa memicu kambuhnya maag.