HUMAN INTEREST

KISAH Aki Umar, Tinggal di Pondok Sederhana, Sukses Antarkan Anaknya Jadi Perawat di Anambas

Ia sangat bangga melihat dua orang anaknya sudah sukses, sebab tak sia-sia ia kerja banting tulang dan kini bisa melihat anaknya sudah bekerja.

TribunBatam.id/Rahmatika
Aki Umar (91) hidup di sebuah pondok atas bukit yang ia buat sendiri. Dua anaknya sukses menjadi perawat di dua rumah sakit di Anambas. 

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Sambil memasak nasi di atas tungku yang sudah terlihat lapuk, tangan Umar masih terlihat cekatan memegang perkakas dapur.

Pria yang menginjak usia 91 tahun ini memang sudah terbiasa memasak nasi sendiri.

Hidup seorang diri di sebuah pondok yang ia buat sendiri di atas bukit selama hampir 26 tahun menjadi suatu kebahagiaan bagi Umar.

Untuk bisa sampai di pondoknya, kita harus mendaki bebatuan yang cukup tajam dan berliku.

Jaraknya dari jalan raya di Pulau Matak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri ke pondok miliknya sekitar 20 meter.

Meski kini hidup seorang diri, Umar sukses menyediakan bekal pendidikan untuk anak-anaknya.

Dari empat anak Umar, dua di antaranya bekerja sebagai perawat di RSUD Palmatak dan RSUD Tarempa.

Ia sangat bangga melihat dua orang anaknya sudah sukses, sebab tak sia-sia ia kerja banting tulang dan kini bisa melihat anaknya sudah bekerja dan berkeluarga.

"Saya ni punya empat orang anak, dua anak saya kerja di RSUD Tarempa dan RSDUD Palmatak sebagai perawat, alhamdulilah la mereka lah jadi orang, dua lagi tu anak saya laki-laki, tau lah sendiri kan kalau laki- laki ni susah nak kita atur," ucapnya dengan logat khas Melayunya, Minggu (23/8/2020).

Menurut Umar, lebih nyaman berdiam di atas bukit sambil menikmati masa tuanya dengan sedikit bercocok tanam.

Sehari-hari Umar mengisi waktunya dengan berkebun, menanam segala macam sayuran yang dengan mudah tumbuh, seperti pisang, ubi, dan serai.

BREAKING NEWS, Angin Kencang Rusak Rumah di Pulau Bulang Kota Batam

Warga Desa Busung Bintan Bernapas Lega, Ganti Rugi Lahan Sejak Tahun 90-an Akhirnya Selesai

Selain berkebun, Umar juga berternak ayam kampung, bulan lalu ia baru saja menjual ayam kampung sekitar 100 ekor lebih.

"Tinggal sendiri aki (kakek) di sini, kalau anak ada cuma mereka kerja, ada yang tinggal di pulau sana, lebih enak di sini tinggal, di bawah juga ada rumah anak, cuma aki suka di pondok ni," ujarnya.

Kakek empat orang anak ini, memilih tinggal di atas bukit dalam pondok yang ia bangun sendiri bukan karna tidak ingin tinggal dengan anak-anaknya, hanya saja baginya di tempat yang ia tempati sekarang lebih nyaman dari hiruk pikuk suara di jalanan.

Sambil memetik korek api di ujung batang rokoknya, aki sapaan sehari-hari Umar, mulai bercerita, di usianya yang sudah 91 tahun ini ia merasa masih kuat, dan itu terlihat dari cara ia memasak seorang diri, mencuci pakaian dan bekerja.

Memiliki selera humor yang kental, membuat siapa saja yang baru bertemu dengan Umar akan merasa nyambung saat berbincang.

Aki Umar (91) hidup di sebuah pondok atas bukit yang ia buat sendiri. Dua anaknya sukses menjadi perawat di dua rumah sakit di Anambas.
Aki Umar (91) hidup di sebuah pondok atas bukit yang ia buat sendiri. Dua anaknya sukses menjadi perawat di dua rumah sakit di Anambas. (TribunBatam.id/Rahmatika)

Dengan gelak tawanya yang khas, Umar yang saat itu sedang memasak air hangat untuk membuat kopi sempat menyinggung tentang hidupnya.

"Keadaan sehari-hari ya seperti ini, paling nanti bersihkan kebun atau maku-maku papan, kemarin aki sempat pelihara ayam, cuma dah aki jual, lebih la kemarin itu 100 ekor lebih, aki jual cuma Rp 70 ribu aja, kalau orang biasa jual Rp 100 ribu.

Kalau sepi sih tidak, karna banyak anak muda yang datang ke sini, ada yang menikmati laut di atas batu itu (sambil menunjuk batu besar di luar pondok), ada juga yang foto-foto di situ, itulah kenapa aki suka tinggal di sini, bisa lihat laut lepas setiap hari," tuturnya.

Kepada TribunBatam.id, ia mengucapkan terima kasih sudah mau berkunjung ke pondok kecilnya itu.

Menurutnya, lebih tenang dan merasa aman tinggal di pondo sederhana miliknya itu.

"Hidup sendiri itu bukan berarti kita tidak mau dibantu orang lain. Orang banyak bilang, umur saya sudah 91 tahun, kalau di pondok terjadi apa-apa dan tidak orang yang tahu bagaimana.

Saya selalu bilang, umur kita tak ada yang tahu kapan masanya pergi maka nikmatilah lah dulu. Ya sekali-kali saya kadang turun ke rumah anak di bawah kalau bosan di sini, tapi memang lebih enak ni di pondok saya.

Nanti sering-sering ke sini, aki ada terus di pondok ni, kalau sore pasti ramai yang ke sini, sambil duduk dekat batu besar tu kalian bisa lihat masjid Agung sama Batu Lepe," tutupnya.(TribunBatam.id/Rahma Tika)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved