TRIBUN WIKI
Jangan Panik, Yuk Kenali Penyebab Mimisan Berdasarkan Jenisnya!
Mimisan atau epistaksis merupakan pendarahan dari bagian dalam hidung yang sering dialami anak-anka dan orang dewasa.
Editor: Widi Wahyuning Tyas
TRIBUNBATAM.id - Pernahkah Anda mengalami mimisan?
Pendarahan pada bagian dalam hidung ini umumnya terjadi bila kita terlalu kelelahan, cedera akibat benturan, hingga gejala suatu penyakit.
Pada beberapa kasus, mimisan bisa terjadi tanpa alasan yang jelas dan tanpa disertai gejala lain.
Mimisan atau epistaksis merupakan pendarahan dari bagian dalam hidung.
Mimisan seringkali dialami oleh anak kecil dan orang dewasa.
Meskipun menakutkan, mimisan umumnya hanya gangguan kecil yang tidak berbahaya dan dapat ditangani dengan mudah.
Hidung mengandung banyak pembuluh darah yang terletak dekat dengan permukaan di bagian depan dan belakang hidung.
Pembuluh darah kecil di dalam hidung tersebut sangat rapuh dan mudah berdarah.
Mimisan umumnya terjadi pada orang dewasa dan anak-anak antara usia 3-10 tahun.
Langkah awal penanganan mimisan dapat dilakukan secara mandiri di rumah.
Pada penderita mimisan, darah dapat keluar dari salah satu atau kedua lubang hidung dengan durasi yang berbeda-beda.
Ada yang berlangsung hanya selama beberapa detik, namun ada juga yang lebih dari 20 menit.
Meskipun bukan kondisi yang berbahaya, Anda tetap perlu waspada karena mimisan dapat menjadi gejala dari suatu penyakit.
Tanda/Gejala
Gejala utama mimisan ditandai dengan keluarnya darah yang berasal dari hidung.
Darah dapat keluar dari kedua lubang hidung atau hanya satu lubang hidung.
Jika mimisan terjadi saat berbaring, biasanya terasa seperti ada cairan di belakang tenggorokan sebelum darah keluar dari hidung.
Mimisan yang parah perlu penanganan medis segera.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
- Perdarahan berat
- Detak jantung tidak teratur
- Tertelan darah mimisan dalam jumlah besar yang menyebabkan muntah
- Sesak napas
- Wajah menjadi pucat
Penyebab
Mimisan pada umumnya dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni mimisan anterior dan posterior.
Namun yang paling umum terjadi adalah mimisan anterior.
Pada mimisan anterior, perdarahan berasal dari dinding antara kedua lubang hidung.
Pada bagian hidung ini terdapat banyak pembuluh darah halus sehingga mudah berdarah.
Mimisan anterior dapat dilakukan perawaran di rumah, jenis mimisan ini banyak terlihat pada anak-anak.
Pada mimisan posterior, perdarahan berasal lebih jauh di hidung belakang dan lebih tinggi dimana cabang-cabang pembuluh darah arteri memasok darah ke hidung.
Hal ini menyebabkan mimisan posterior lebih berat daripada mimisan anterior dan memerlukan perhatian medis.
Penyebab mimisan anterior:
- Mengorek hidung terlalu dalam, terutama jika hal ini sering dilakukan
- Pukulan akibat cedera pada hidung dapat merusak pembuluh darah halus dari selaput lendir
- Sinusitis atau radang pada sinus
- Pilek, flu, atau alergi dapat menyebabkan mimisan karena orang dengan kondisi ini lebih sering menghirup hidung yang menyebabkan bagian dalam hidung menjadi iritasi dan lunak, serta membuatnya lebih rentan terhadap perdarahan
- Septum deviasi yaitu ketika dinding yang memisahkan kedua lubang hidung berada di tengah menjadi bergeser
- Iklim panas dengan kelembapan yang rendah atau ikli kering dapat menyebabkan hidung menjadi kering
- Berada di ketinggian, dengan meningkatnya ketinggian maka ketersediaan oksigen akan berkurang, membuat udara menjadi kering yang menyebabkan hidung berdarah
- Penggunaan obat-obatan jenis tertentu secara berlebihan, seperti pengencer darah atau obat antiinflamasi non-steroid (NSAID)
- Penyakit hati dapat mengganggu pembekuan darah dan menyebabkan mimisan
- Penggunaan obat-obat terlarang, seperti kokain
Sedangkan penyebab mimisan posteror:
- Tekanan darah tinggi
- Riwayat operasi hidung
- Kekurangan kalsium
- Paparan bahan kimia yang dapat mengiritasi selaput lendir
- Penyakit darah, seperti hemofilia atau leukemia
Penyebab lain seseorang mengalami mimisan yakni:
- Masuknya benda asing, seperti mainan kecil atau benda yang menyangkut di lubang hidung
- Hidung patah. Retak atau patah pada tulang rawan hidung
- Jumlah trombosit atau keeping darah yang rendah (trombositopenia), individu ini lebih rentan terhadap perdarahan
- Kekurangan faktor X suatu kondisi yang disebabkan oleh kekurangan protein
- Koartasio aorta atau penyempitan aorta
- Gloerulonefritis atau peradangan ginjal akut yang umumnya disebabkan oleh reaksi imun
- Infeksi virus Ebola. Salah satu gejala stadium akhir pada Ebola adalah ruam berdarah di seluruh tubuh
- Penyakit Von Willebrand atau ganggan perdarahan karena keurangan faktor Von Willebrand
- Purpura trombositopenik idiopatik yaitu satu kondisi di mana darah tidak membeku dengan benar yang menyebabkan penderita mengalami perdarahan dan memar yang berlebihan
- Kekurangan faktor II, V, atau VII. Kondisi langka ini memengaruhi pembekuan darah dan meningkatkan kemungkinan mimisan
- Demam rematik
- Sirosis hati
- Penyakit celiac
- Leishmaniasis atau penyakit parasit yang ditularkan oleh gigitan lalat betina phlebotomine
Penanganan Mimisan
Langkah-langkah yang perlu dilakukan saat seseorang mengalami mimisan, yakni mencoba untuk tetap tenang dan tidak panik.
Kemudian, lakukan langkah-langkah penanganan awal mimisan sebagai berikut:
Duduk tegak dan jangan berbaring, posisi duduk dapat mengurangi tekanan pembuluh darah dalam hidung, sehingga perdarahan dapat segera berhenti.
Condongkan tubuh ke depan agar darah yang keluar dari hidung tidak masuk ke tenggorokan.
Darah yang tertelan dapat memicu muntah.
Pencet hidung selama 10-15 menit dan bernapaslah melalui mulut.
Kompres pangkal hidung dengan kompres dingin untuk memperlambat perdarahan.
Setelah mimisan berhenti, usahakan untuk tidak membuang ingus, mengorek bagian dalam hidung, membungkuk, atau melakukan aktivitas berat setidaknya selama 24 jam.
Selain itu, hindari rokok dan konsumsi minuman alkohol.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya iritasi hidung atau risiko perdarahan berulang.
Jika langkah-langkah di atas tidak efektif untuk menghentikan mimisan, maka dibutuhkan penanganan oleh dokter.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi mimisan adalah:
- Menyumbat rongga hidung dengan kain kasa untuk menghasilkan tekanan pada area pembuluh darah.
- Menutup pembuluh darah yang pecah, menggunakan bahan kimia atau energi panas (cauterization).
- Memperbaiki pembuluh darah di bagian belakang hidung yang menjadi sumber perdarahan, melalui prosedur operasi yang dilakukan oleh dokter THT.
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul 'Mimisan'.