BATAM TERKINI
Pengelola Air Bersih di Batam Beralih ke PT Moya Indonesia, DPRD: Pelayanan Mesti Ditingkatkan
Tohap Erikson Pasaribu menilai,pengalihan pengelolaan air minum dan kebutuhan utama masyarakat Kota Batam itu,sah-sah saja.Asal pelayanan ditingkatkan
"Permasalahan Air di Batam cukup komplikasi. Masih banyak masyarakat yang belum terlayani kebutuham air bersihnya dengan baik. Ada di daerah tertentu. Seperti Batuaji, Sagulung, Tiban, airnya belum mengalir ke rumah warga dengan baik dan lancar," kata politisi NasDem itu.
Menurut Arlon, dengan kondisi itu tentu BP Batam punya pertimbangan sendiri. Apalagi, ATB sudah habis masa kontraknya. Arlon juga tidak setuju, jika ada pihak yang menuding BP Batam memainkan penunjukan tender pengelolaan air.
"Itu tidak benar menurut kami. Pertama bukan penujukan langsung, kan ditender terbuka juga. Dengan persyaratan yang ditentukan oleh BP batam. Kedua masalah air ini cukup komplik. Malah masyarakat Batam mesti nunggu tengah malam baru bisa mendapatkan air. Maksudnya baru malam hari airnya mengalir ke rumah-rumah mereka. Ini sangat memalukan sekali menurut kami. Selama ini asyik pamer perolehan penghargaan. Apa hasilnya?," ujarnya.
Arlon berharap, PT Moya Indonesia sebagai pemenang tender dan melanjutkan pekerjaan ATB memberikan pelayanan prima. Ia mengatakan, masyarakat tidak butuh baliho Direksi Pengelola air yang mengembor-gemborkan perolehan penghargaan dari berbagai pihak swasta maupun pemerintah.
"Yang kita butuh, air jalan tak? Memenuhi tak kebutuhan masyarakat kita. Bukan baliho main pamer-pamer penghargaan segala," ucap Arlon.
Gantikan ATB Selama 6 Bulan
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, BP Batam, Dendi Gustinandar mengungkapkan, PT Moya Indonesia terpilih sebagai peserta terbaik dalam proses lelang Pemilihan Mitra Kerjasama Penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan Selama Masa Transisi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam.
Itu artinya, PT Moya Indonesia akan segera mengelola air bersih untuk wilayah Batam selama masa transisi selama enam bulan.
Sebelumnya, BP Batam telah mengundang sejumlah perusahaan yang memiliki pengalaman mengelola SPAM dengan kapasitas minimum 3.000 liter per detik, termasuk di antaranya, PT Adhya Tirta Batam (ATB).
Berdasarkan hasil evaluasi penawaran yang telah dimasukkan para peserta lelang, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, BP Batam, Dendi Gustinandar, mengungkapkan bahwa peserta terbaik yang dipilih adalah PT Moya Indonesia.
"Penetapan pemenang sudah dilakukan pada tanggal 4 September 2020 kemarin," ujar Dendi dalam rilis via whatsapp.
Selanjutnya, BP Batam membuka kesempatan bagi para peserta lainnya untuk mengajukan keberatan dalam melakukan sanggahan terhitung tanggal 7 sampai 9 September 2020.
Terkait keberatan ini, pihak PT ATB telah melayangkan laporan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) atas dugaan adanya diskriminasi dalam syarat keikutsertaan proses lelang tersebut.
• Profil PT Moya Indonesia, Pemenang Tender Pengelolaan Air Bersih di Batam
"Mulai hari ini (7/9/2020) sampai 9 September 2020, kami akan menggunakan hak untuk menyampaikan keberatan," tegas Presiden Direktur PT ATB, Ir. Benny Andrianto Antonius di lokasi Water Treatment Plant (WTP) PT ATB, Duriangkang, Senin (7/9/2020).
Pihaknya menyebut pada tanggal 3 September 2020, PT Adhya Tirta Batam (ATB) telah melaporkan Badan Pengusahaan (BP) Batam kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).