PENGELOLAAN AIR BERSIH DI BATAM
Nasib Karyawan ATB Pasca Konsesi Berakhir, Bisa Gabung di BP Batam atau PT Moya Indonesia
Menurut Rudi, saat ini sudah sekitar 96 persen karyawan ATB yang mendaftar untuk masuk ke Badan Layanan Umum Pengelolaan Air BP Batam
Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi kembali menyatakan, karyawan PT Adhya Tirta Batam (ATB) akan diterima bergabung di BP Batam tanpa tes.
Itu setelah berakhirnya konsesi ATB dengan BP Batam pada 14 November 2020 mendatang.
Menurut Rudi, saat ini sudah sekitar 96 persen karyawan ATB yang mendaftar untuk masuk ke Badan Layanan Umum Pengelolaan Air BP Batam.
"Hak-hak mereka tidak akan kita kurangi. Apa yang diberikan ATB sebelumnya, mudah-mudahan bisa kita ikuti. Terutama yang menengah ke bawah," ungkap Rudi, Senin (14/9/2020).
Adapun karyawan ATB yang dapat diterima di BP Batam bukan hanya karyawan yang menyangkut bidang teknis saja, melainkan juga berbagai elemen karyawan yang pernah bekerja di ATB.
• Pertaruhkan Reputasi Perusahaan, PT Moya Indonesia Jamin Penyaluran Air Bersih di Batam Lancar
"Semua, sampai tukang sapupun saya minta masuk semua. Juga tidak akan dites kembali," ujar Rudi.
Kendati demikian, setelah konsesi, pengelolaan SPAM di Batam telah jatuh ke tangan PT Moya Indonesia. Maka, menurut Rudi, mantan karyawan ATB nantinya dapat memutuskan apakah akan bergabung ke BP Batam atau melamar ke PT Moya Indonesia.
Ketika pertanyaan ini diteruskan kepada pihak PT Moya Indonesia, Chief Executive Officer PT Moya Indonesia, Mohammad Selim menyatakan, akan menerima mantan karyawan ATB untuk bergabung dalam perusahaannya di Batam.
"Ya pasti diterima lah, kalau mereka mau gabung sekarang, kita terima sekarang," jelas Selim.
Jamin Penyaluran Air Lancar
PT Moya Indonesia menjamin air akan terus mengalir di Batam tanpa kendala.
Itu disampaikan pihak Moya Indonesia setelah penandatanganan perjanjian bersama Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin (14/9/2020) di Gedung BP Batam.
Diketahui, PT Moya Indonesia akan mulai mengoperasikan SPAM mulai 15 November 2020.
Pada masa transisi peralihan tanggungjawab pengelolaan air dari PT Adhya Tirta Batam (ATB) kepada PT Moya Indonesia nantinya, potensi macetnya pelayanan air bersih kemungkinan terjadi.
Namun, Chief Executive Officer PT Moya Indonesia, Mohammad Selim menyatakan, pihaknya akan menjamin bahwa kelancaran pelayanan air bersih akan tetap terjaga.
• Pengelola Air Bersih di Batam Beralih ke PT Moya Indonesia, DPRD: Pelayanan Mesti Ditingkatkan
"Saya jamin, tanggal 15 November 2020 tidak akan terjadi hal-hal yang kita khawatirkan," ujar Selim.
Pihak PT Moya Indonesia menyatakan akan menjalankan berbagai persiapan menjelang berakhirnya konsesi PT ATB. Sebab, dalam melakukan pelayanan, PT Moya Indonesia juga mempertaruhkan reputasi perusahaannya yang telah mengelola komoditas yang sama di beberapa daerah di Indonesia.
"Kami sudah menyiapkan mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM), sistem, dan lain sebagainya," ujar Selim.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi sendiri menyebutkan, bahwa selama dua bulan lamanya menjelang pengakhiran konsesi dengan PT ATB, akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang perusahaan baru yang akan mengelola air bersih di Batam selama enam bulan ke depan.
"Nanti ada waktu dua bulan untuk sosialisasi tentang bagaimana pengelolaan SPAM ini," tambah Rudi.
Nilai Kontrak Capai Rp 600 M per Tahun
Anggota Bidang Pengusahaan Badan Pengusahaan (BP) Batam, Syahril Japarin menyatakan, nilai kontrak antara BP Batam dan PT Moya Indonesia terkait pengelolaan air mencapai kisaran Rp 550 miliar hingga Rp 600 miliar per tahun.
Perhitungan nilai kontrak tersebut tergantung pada jumlah air yang terjual ke masyarakat. Jika PT Moya Indonesia hanya akan mengelola air selama enam bulan, maka nilainya sebesar Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar sampai akhir masa kontrak.
"Nilai kontrak tergantung pada jumlah air yang terjual per tahunnya. Kalau PT Moya hanya enam bulan, ya dibagi setengahnya," ujar Syahril, Senin (14/9/2020), setelah penandatanganan kerja sama transisi pengelolaan SPAM di Gedung BP Batam.
Meski angka tersebut terbilang fantastis, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir akan adanya kenaikan tarif air setelah pengelolaan air bersih beralih pada PT Moya Indonesia.
"Perhitungan ini, data-datanya belum ada berubah. Jadi tidak ada kenaikan di hitungan ini, tak usah khawatir lah," tambah Rudi.
• PT Moya Indonesia Kelola SPAM di Batam Selama Transisi, Kepala BP Batam: Jangan Sampai Ada Mati Air
Nilai kontrak tersebut diperoleh atas pertimbangan faktor efisiensi dan profesionalitas kerja PT Moya Indonesia dalam pengelolaan air bersih.
Minta Jangan sampai Mati Air
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, meminta kepada PT Moya Indonesia agar distribusi air ke warga Batam tidak ada masalah.
Ini disampaikan setelah penandatanganan kerja sama transisi pengelolaan SPAM di Gedung BP Batam, Senin (14/9/2020).
Adapun penunjukan untuk masa transisi selama enam bulan ini dilakukan guna menjaga agar air tetap mengalir bagi masyarakat Kota Batam selepas pengakhiran konsesi BP Batam dengan PT ATB.
PT Moya Indonesia rencananya akan mengelola sistem pengelolaan air minum (SPAM) dari tanggal 14 September 2020 sampai 15 Mei 2021.
Setelahnya, pengelolaan SPAM akan diberikan kepada pemenang lelang umum pada Januari 2021 mendatang.
"PT Moya, pak Syahril (Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin), yang bertanggungjawab. Jangan sampai ada air mati bergilir," ujar Rudi dalam sambutannya.
Kepada PT Moya Indonesia selaku pemenang lelang, Rudi berpesan agar kegiatan operasional pengelolaan air tetap berjalan lancar selama pergantian tanggungjawab pengelolaan air dari PT ATB ke PT Moya Indonesia nantinya.
Ia lagi-lagi menegaskan jika persoalan air baku dan distribusi air tidak boleh ada masalah.
"Saya sebagai Kepala BP Batam menyampaikan, ke depan tidak boleh ada masalah, baik air baku maupun distribusi air.
Januari 2021 kita akan lelang lagi secara terbuka, itu yang untuk 25 tahun ke depan," tambah Rudi.
Sepak Terjang PT Moya Indonesia
Penunjukkan PT Moya Indonesia sebagai pengelola Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) di Kota Batam resmi ditetapkan melalui penandatanganan kerjasama dengan BP Batam, Senin (14/9).
PT Moya Indonesia merupakan perusahaan nasional berpengalaman dalam hal pengelolaan air minum baik untuk kepentingan industri, komersial, maupun non-komersial.
• BREAKING NEWS, PT Moya Indonesia Kelola Air Bersih di Batam, Tanda Tangan Kerja Sama dengan BP Batam
• Confusion between ATB and BP Batam, Kepri Ombudsman Will Call Both of them
Pada tanggal 4 September 2020 lalu, PT Moya Indonesia telah ditunjuk sebagai pemenang dalam lelang pengelolaan SPAM selama masa transisi oleh BP Batam.
Selama menjalankan tugas sebagai caretaker SPAM, PT Moya Indonesia akan memosisikan diri sebagai mitra pemerintah, dalam hal ini BP Batam.
Peran PT Moya Indonesia dalam hal ini adalah sebagai penopang dalam lingkup manajemen dan operasional SPAM.
"Kami biasa mendukung pemerintah, khususnya di Jawa. Dalam bisnis tentunya kita ingin berekspansi ke luar Jawa.
Kebetulan ada otoritas menjalankan SPAM ini di Batam," ungkap Chief Executive Officer, PT Moya Indonesia, Mohammad Selim, di gedung BP Batam, Senin (14/9/2020).
Penunjukan ini mempertimbangkan sepak terjang PT Moya Indonesia yang telah mengelola sebanyak 8 SPAM di beberapa daerah, yang digerakkan oleh anak perusahaan yakni:

1. PT Aetra Air Jakarta (Aetra Jakarta) dengan kapasitas produksi 10.500 liter per detik.
2. PT Aetra Air Tangerang (Aetra Tangerang) dengan kapasitas produksi 900 liter per detik.
3. PT MOYA Bekasi Jaya (MBJ) dengan kapasitas produksi 1.450 liter per detik.
4. PT MOYA Tangerang (MT) dengan kapasitas produksi 2.000 liter per detik
5. PT Acuatico Air Indonesia (AAI) dengan kapasitas produksi 85 liter per detik.
6. PT Air Semarang Barat (ASB) dengan kapasitas produksi 1.000 liter per detik.
7. PT Traya Tirta Cisadane (TTC) dengan kapasitas produksi 3.300 liter per detik.
8. PT Tirta Kencana Cahaya Mandiri (TTCM) dengan kapasitas produksi 1.300 liter per detik.(TribunBatam.id/Hening Sekar Utami)