Dulunya Danau Garam, Tapi Kini Tempat Ini Berubah Menjadi Gurun Pasir Moynaq
Kota Moynaq, Uzbekistan, dulunya adalah kota nelayan yang berkembang pesat di tepi Laut Aral.
Hal itu diakibatkan oleh pupuk dan pestisida beracun yang digunakan dalam produksi kapas.
Dasar laut yang kering sangat tercemar oleh bahan kimia tersebut.
Penduduk berisiko terkena kanker, gangguan pernapasan, dan sistem kekebalan tubuh.
Di Moynaq, angka penderita kanker esofagus 25 kali lebih tinggi dari rata-rata dunia.
Mungkin masih ada harapan untuk penduduk yang tetap tinggal di Moynaq karena Kazakhstan, dengan bantuan dari Bank Dunia, memulai proyek restorasi Laut Aral Utara pada tahun 2003.
Proyek tersebut bekerja untuk memulihkan air ke bagian utara danau, sehingga memungkinkan untuk menangkap ikan di sana, meskipun dalam skala kecil.
Selain itu, Kazakhstan dan Dinas Kehutanan Korea memulai pekerjaan mereka menanam pohon di dasar Laut Aral yang kering.
Dilansir dari laman Kazakh TV, penanaman pohon di dasar laut Aral tersebut sudah berjalan selama 2 tahun.
Ini bukanlah prosedur yang mudah dan tidak murah.
Penyelenggara proyek menelan biaya 1,7 juta dolar atau sekira Rp 25 miliar untuk menanam pohon saxaul di Laut Aral.

Pohon saxaul merupakan pohon yang mirip semak asli gurun Asia tengah.
Penanaman pohon saxaul di sana akan menyelamatkan penduduk lokal dari badai pasir dan garam.
Hal itu karena akar semak tunggal di pohon saxaul dapat menampung hampir empat ton pasir.
Tahun ini, pohon saxaul ditanam pada lahan sebesar 2.500 hektare.
“Sesuai proyek, pada November 2018, bibit saxaul ditanam di areal 5.000 hektare, Maret 2019di 5.800 hektare dan musim semi tahun ini di 2.500 hektare. Sebanyak lima juta bibit saxaul ditanam di dasar drainase. 1,7 juta dolar diinvestasikan dalam proyek tersebut,” kata Kepala Inspeksi Wilayah Departemen Kehutanan dan Margasatwa Rakhymzhan Burabayev.