TRIBUN WIKI

Perbedaan Kejang dan Epilepsi, Pahami Agar Tak Keliru dalam Menangani

Kejang memang gejala dari epilepsi, namun belum tentu semua gejala kejang bisa diartikan sebagai epilepsi.

Tribunnewswiki.com
ILUSTRASI - epilepsi menyebabkan kejang berulang-ulang 

Editor: Widi Wahyuning Tyas

TRIBUNBATAM.id - Gangguan pada saraf otak bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti kejang dan epilepsi.

Namun, keduanya merupakan kondisi yang berbeda.

Kejang memang gejala dari epilepsi, namun belum tentu semua gejala kejang bisa diartikan sebagai epilepsi.

Adapun epilepsi adalah suatu penyakit yang menunjukkan salah satu gejala berupa kejang.

Misalnya saja, seseorang yang menderita cedera kepala mungkin saja akan mengalami beberapa kejang.

Dalam kasus ini, penderita tidak didiagnosis sebagai epilepsi dan dapat hidup dengan normal setelahnya.

Untuk memastikan penyebab kejang bukan epilepsi, penting untuk melakukan evaluasi secara keseluruhan pada mereka yang mengalami kejang.

Beda kejang dan epilepsi

Melansir Mayo Clinic, kejang adalah gejala klinis yang lebih banyak terjadi pada anak, baik disertai dengan demam ataupun tanpa demam.

Kejang timbul sebagai ketidaknormalan bangkitan listrik otak yang disertai perubahan fungsi otak.

Gejala kejang dapat berupa penurunan kesadaran maupun suatu konvulsi.

Konvulsi adalah kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan peregangan dengan sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali.

Kejang dapat diklasifikasikan menurut gejala yang timbul dan bagian otak yang terpengaruh.

Kejang antara lain dapat terjadi akibat:

- Adanya kelainan medis

- Rendahnya kadar gula darah

- Infeksi

- Cedera kepala

- Keracunan

- Efek samping obat-obatan tertentu

- Tumor otak atau kelainan saraf lainnya

- Kurangnya oksigen ke otak juga bisa menyebabkan kejang.

Sementara itu, pada beberapa kasus, penyebab kejang bisa jadi tidak diketahui.

Kejang yang terjadi berulang tanpa disertai demam barulah mungkin merupakan suatu indikasi akan adanya suatu kondisi kronik yang disebut epilepsi.

Sementara itu, epilepsi adalah kejang berulang secara spontan.

Penyebab epilepsi

Melansir Medical News Today, penyebab epilepsi berasal dari otak atau bukan disebabkan sekunder oleh penyakit sistemik.

Secara neurofisiologi klinik, pada kasus epilepsi dijumpai adanya letupan listrik sekelompok sel otak disertai perubahan fungsi sel tersebut.

Tidak mudah untuk mengidentifikasi epilepsi pada kejang yang pertama kali.

Sebagian besar dari penderita epilepsi pun dilaporkan belum dapat diidentifikasi penyebabnya.

Untuk identifikasinya, diperlukan evaluasi secara klinis, dan terkadang diperlukan bantuan alat electroencephalography (EEG), magnetic resonance imaging (MRI), dan CT-scan.

Hal-hal yang telah diidentifikasi sebagai penyebab epilepsi atau ayan antara lain, yakni:

- Kerusakan otak akibat cedera kepala

- Kerusakan otak dari infeksi, peradangan, atau tumor

- Gangguan sistem otak akibat keracunan timah hitam

- Gangguan sistem otak akibat kelainan genetik seperti tubersklerosis

- Kekurangan oksigen dari hampir tenggelam atau kelahiran yang bermasalah

- Penyakit yang menyebabkan kekurangan oksigen ke otak

Jadi, epilepsi adalah penyakit yang kronik, sedangkan kejang dapat terjadi hanya sekali atau lebih tergantung dengan kejadian yang menyebabkannya.

Karena epilepsi adalah panyakit yang kronik, penderitanya harus diberi pengobatan rutin sampai dengan 2 tahun bebas kejang.

Pada kasus epilepsi pada anak, sebagian besarnya dilaporkan dapat disembuhkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Keliru, Ini Beda Kejang dan Epilepsi".

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved