INGAT! Tidak Semua Masker Kain Aman, Berikut Ini Kiat-kian Aman Cegah Covid-19

Sejauh ini penggunaan masker bisa lebih melindungi dari penyebaran Covid 19

The Conversation
Foto Ilustrasi -- Cara memakai masker yang benar 

TRIBUNBATAM.id -  Vaksin digadang-gadang bisa memberikan perlidungan dari Covid-19.  

Namun tanpa harus menunggu kepastian vaksin, sebenarnya penggunaan masker bisa lebih melindungi dari penyebaran Covid 19.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Robert Redfield mengatakan, pihaknya punya bukti ilmiah bahwa masker bekerja dan merupakan pertahanan terbaik dalam menghadapi Covid 19.

Ia menyebut bahwa vaksin potensial Covid 19 yang kemungkinan baru akan tersedia dalam jumlah terbatas pada akhir tahun ini, mungkin hanya memiliki imunogenisitas 70 persen. 

Imunogenisitas adalah kemampuan vaksin  untuk membangun respons imun terhadap virus.

Praktisi Klinik,  EdukatorPengamat Kesehatan dan Relawan Covid 19dr Muhamad Fajri Addai menjelaskan, masker penting dalam mengurangi transmisi kuman.

Penyebab utama Covid 19 karena droplet, aerosol. Droplet ini  kalau di mobil seperti pembuangan knalpot.  

Mulut dan hidung ketika ngomong,  bersuara, bernyanyi itu mengeluarkan cipratan butiran-butiran liur,   nah butiran liur ini yang menjadi penularan Covid 19.

Ketika  menutup mulut dan hidung, akan  mengurangi droplet yang keluar, yang artinya   akan berkurang juga  penularan Covid 19.

“Sudah banyak bukti ilmiahnya. Dengan menutup masker,  betul-betul  mengurangi transmisi kuman sampai 85 persen bahkan 90 persen.

"Sepenting itu asal pakai masker betul dan makernya benar yang dipilih,” kata dr Fajri saat talkshow dengan Radio Elshinta,  Kamis (17/9/2020).

Tidak Semua Masker Kain Aman

Pada saat awal pengumuman kasus positif Covid 19 di Indonesia, Februari lalu,  terjadi kelangkaan masker medis karena masyarakat berbondong-bondong memborong masker medis di pasaran.

Akhirnya tenaga medis yang benar-benar berhadapan langsung dengan pasien positif Covid jadi kesulitan mendapatkan alat pelindung diri (APD) tersebut.

Selanjutya Pemerintah menghimbau agar masyarakat jangan menggunakan masker medis dan menggunakan masker kain saja agar tenaga medis tidak kesulitan mendapatkan masker medis.

Karena akibat masyarakat berbondong-bondong membeli masker, harganya menjadi gila-gilaan.

Namun sayangnya, Pemerintah pun abai untuk menyebutkan masker kain yang seperti apa agar perlindungan yang didapat seperti masker  medis tersebut.  

Ditambah lagi pemahaman masyarakat selama ini memakai masker jenis apapun lebih baik ketimbang tidak memakai masker sama sekali.

Dokter Fajri mengatakan,  tidak semua masker  kain bisa memberikan perlindungan dari Covid 19.

Masker kain yang direkomendasikan adalah kain dengan 2-3 lapis dengan kerapatan 180 benang/inch (catoon cult). Hal ini berkaitan dengan kemampuan menyaring kuman.

“Masker N95 dan masker medis untuk tenaga medis saja. Masyarakat umum menggunakan masker kain.

"Kain yang bagus minimal bahan katun, bahan catoon cult dengan kerapatan 180 benang per inchi.

"Secara kasat bisa  dilihat katunnya agak tebal.  Boleh juga masker sutera bahannya halus banget dan  rapat punya kemampuan menyaring juga,” katanya.

Bahan campuran katun dengan sifon juga bagus, ada  bukti ilmiah yang terbukti kerapatannya bisa mencegah masuknya Covid 19.

“Tapi terpenting juga memakai masker juga harus  benar. Menutup hidung dari dagu. Kalau  makaianya masih miring-miring ya  percuma walaupun bahan kainnya sudah bagus,” ucapnya.

Masker Scuba

Saat ini sudah beredar di pasaran tentang penggunaan masker scuba yang dianggap tidak efektif sebagai perlindungan penularan Covid 19.

Menurut dokter Fajri, masker scuba tipis satu lapis, sehingga justru jadi mudah menyebarkan. Ia mengilutrasikan penggunaan helm yang tidak standar.

Menggunakan helm yang tidak standar, ketika  terjadi kecelakaan helm itu tetap tidak melindungi juga.

Bahkan penggunaan masker scuba ini juga berbahaya, karena merasa aman padahal   tidak punya kemampuan menyaring. Bebas batuk atau bersin padahal dropletnya masih keluar dan menulari.

“Jangan-jangan terjadi outbreak (wabah)  di kantor atau di beberapa tempat gara-gara pemakaian masker yang  salah. Dampaknya jadi panjang,” katanya.

Alasan yang sama juga pada pemakaian buff sangat tidak disarankan. Bahannya  terlalu tipis dan juga hanya satu lapisan.

Begitu juga masker  rajutan (knit) walaupun tebal tapi tidak punya kerapatan yang cukup.

Ia menyarankan, agar diperlukan juga standarisasi masker.

Sayangnya regulasinya  juga  belum  jelas. Saat ini  baru statement penggunaan masker saja.  

Padahal alat kesehatan lain seperti thermometer misalnya ada standard nasionalnya.

Di satu sisi kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker juga belum merata.

Selain menggunakan masker, untuk lebih amannya, apalagi menggunakan kendaraan umum seperti kereta, disarankan menggunakan face shield (pelindung wajah).

Alasannya virus tidak mengenai mata dan juga kita lebih terhindar.

Menggunakan masker masih memungkinkan adanya bagian wajah yang terbuka. Jika tidak  face shield,  penggunaan kacamata juga disarankan.  

Ia  mengatakan, sudah ada penelitan bahwa pengguna kacamata lebih rendah terkena positif Covid 19 dibanding dengan yang tidak menggunakan kacamata.

“Selama ini yang dianut, penularan lewat droplet atau butian air liur yang terbang kalau ada celah setidaknya tidak kena langsung.

"Ketika dua orang sama-sama pakai masker dan jarak cukup jauh risko penyebaran kecil,”jelasnya.

Kesadaran Menggunakan Masker

Pekerjaan rumah pada pandemi Covid 19 ini, selain memberikan edukasi penggunaan masker dan juga masker yang digunakan, juga pentingnya mencuci tangan dan menjaga jarak.  

Menurut dokter Fajri, ada empat golongan orang dari segi pengetahuan dan ketaatan menggunakan masker.

Keempat golongan itu yakni:

1. Taat dan paham menggunakan masker. Kalaupun  dibuka hanya sedang sendirian ,di rumah, atau  di gunung.

2.  Tidak paham tapi pakai masker.

3. Dia tahu tapi tidak mau pakai masker, alasannya  banyak, misalnya capek kalau pakai masker.

4. Tidak  mau tahu dan tidak mau taat. Sayangnya golongan ini lebih banyak.

Padahal penggunaan masker jadi solusi yang tidak bisa ditawar saat pandemi seperti ini.

Di negara maju yang warganya disiplin menggunakan masker tanpa dilockdown dan masyarakatnya tetap beraktivitas seperti biasa, terjadi penurunan kasus yang signifikan.  

Dalam kesempatan itu, dokter  Fajri meminta agar pemerintah dan stakeholder selain mengedukasi masyarakat akan pentingnya penggunaan masker juga segera merekomendasikan masker yang standar kalau perlu ber-SNI (standard nasional Indonesia).

Selain itu juga perlu pengawasan yang ketat agar masyarakat menggunakan masker.

Kepada masyarakat agar tidak bosan menggunakan masker dan jangan dilepas kecuali di ruangan kosong ,  di rumah, di gunung dengan jarak lebar antar manusia.

Ia meminta masyarakat untuk saling berempati agar tidak terjadi penularan Covid 19.

Bila masyarakat disiplin dan menggunakan masker dengan benar, pandemi covid di Indonesia bisa berakhir dan roda ekonomi kembali berputar normal.

(Sumber: Warta Kota/Penulis: Lilis Setyaningsih)

Artikel ini telah tayang di WARTAKOTALIVE.COM dengan judul Ternyata Tidak Semua Masker Kain Aman, Simak Kiat Aman Cegah Covid-19 dengan Masker di Sini

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved